16 (end)

673 41 4
                                    

-
-
-
-
-

Happy reading -!

"Tuan Phuwintang, Tuan Pond Naravit. Ada yang ingin bertemu dengan kalian" ucap seorang anggota polisi.

Phuwin dan Pond keluar dari sel tahanan mereka didampingi oleh dua orang anggota polisi. Mereka pergi menuju ruang jenguk, polisi membiarkan Pond dan Phuwin masuk kedalam ruangan tersebut di bawah pengawasan mereka.

"Win..." Phuwin menatap sahabat lamanya.

Win tersenyum tulus pada Phuwin. "Apa kabar?"

Phuwin tersenyum tipis pada Win. "Baik, bagaimana denganmu?"

"Hm, lumayan baik" jawab Win.

"Win, aku minta maaf... Sudah mengkhianatimu"

"Aku sudah memaafkanmu, aku mengerti kenapa kau melakukan itu"

"Terimakasih, setelah aku keluar dari sini, bisakah kita kembali bersahabat seperti dulu?"

Win mengangguk tanpa ragu. "Aku akan menunggumu"

"Benarkah?"

"Hm, Pintu rumahku akan terbuka selalu untukmu kawan"

"Krab" Phuwin tersenyum senang, ia lalu menoleh kearah seseorang di samping Win.

Win segera memperkenalkan Bright pada Phuwin.

"Ini Bright, dia pacarku" ucap Win memperkenalkan Bright.

Bright tersenyum pada Phuwin dan Pond.

"Hai, Bright" sapa Pond.

"Hai" balas Bright.

"Pacarmu terlihat tampan, dia cocok denganmu" ucap Phuwin.

"Produk Chivaaree, memang tak pernah gagal" bangga Win.

Pond dan Phuwin saling bertatapan, mereka mengingat sesuatu.

"Chivaaree?"

"Hm, Bright Vachirawit Chivaaree" ucap Win.

"Bright, kau Kaka dari Janhae?"

"Kau kenal adik saya?" Bingung Bright.

"Hah?! Janhae mantan pacarku dulu?"

Phuwin mengangguk.

"Kau? Kau mantan pacar adik saya?" Bright terkejut mendengar itu.

Empat orang yang berada di ruangan itu terkejut, mereka semua mengenal Janhae.

"Bright, Janhae adalah salah satu alasan kenapa aku selalu menghindar dari seni, karna setiap aku melihat seni aku selalu melihat Janhae disana, rasanya menyakitkan" jelas Win.

"Janhae adalah adikku satu-satunya, adik kesayanganku yang selalu menjadi kesayangan semua orang" ucap Bright.

"Bright, Win. Kami harus mengatakan sesuatu pada kalian" ucap Phuwin.

"Apa itu?" Tanya Win penasaran.

Phuwin melirik Pond, Pond yang mengerti mengangguk, ia menjelaskan semuanya pada Bright dan Win.

"Kecelakaan keluarga Chivaaree bukanlah murni kecelakaan, melainkan di sengaja"

"Maksudnya?" Bright masih berusaha mencerna perkataan Pond.

"Papahku, dia yang menyebabkan kecelakaan itu terjadi. Dia menyuruh beberapa orang untuk membuat rem mobil yang akan di gunakan keluargamu itu blong, Papah kira semua keluarga Chivaaree telah musnah" jelas Phuwin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOVE BLOSSOMS IN THE ASRAMA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang