Pasca liburan

135 20 3
                                    

"Tuan Chenle"

"....."

"Tuan muda Chenle"

"......"

"Sayang"

"Huh?"

"Bukan 'huh'. Ayo bangun, ga ingat hari ini liburannya udah usai?"

Chenle mengucek mata sambil mengangguk kecil.

"Eish, jangan di kucek" Tangan Chenle ia genggam dan membuat Chenle merajuk.

"Gatall" Rengek Chenle.

"Ya tiup aja" Jawab oknum tersebut masih menggenggam tangan Chenle.

"Tiupiinn~~" Pinta Chenle dan langsung saja memejamkan matanya.

Oknum itu hanya menghela nafas pelan.

"Cepaatt, nanti telat ke sekolah nyaa" Rengek nya lagi.

ffffuuhhhh

"Kok anginnya kencang banget Jie?"

"Buka matanya coba". Chenle membukanya perlahan dan melihat kipas angin mini lusyu lusyu nya di gunakan si kekasih untuk meniup mata nya yang gatal tadi.

"IH NGGA KUL!" Si kekasih di buat ketawa dengan Chenle yang langsung membaluti dirinya dengan selimut.

Kekasih Chenle pastinya itu adalah Jisung, mendekati buntalan selimut tersebut. Ia membuka sedikit celah dan langsung menemukan wajah Chenle. Kedua kelopak mata itu ia tiup pelan dan meninggalkan kecupan juga.

"Tiup, bukan cium" Kesal Chenle. Jisung senyum aja, udah biasa sama ngambek nya Chenle.

"Ayo, ayo. sekolahh" Jisung menggoncangkan tubuh Chenle.

Chenle tertekan di dalam sana.

Kalau gini bener-bener harus Chenle yang bangun duluan, biar bisa balas dendam.

.
.

.

"Le, lo tau rumor yang lagi trend ngga?" Tanya Beomgyu. Chenle mengendikkan bahu.

"Rumor apa?" Tanya Chenle balik.

"Rumor abang kelas kamu itu, yang dekat sama kamu waktu tanding basket. Katanya Kak Lami nembak dia di kelas tadi" Ujar Beomgyu. Chenle menghentikan kuyahannya. Ia menatap Beomgyu intens.

"Terus?"

"Ngga tau, rumor nya baru segitu" Jawab Beomgyu. Chenle sedikit gusar, cewe itu benar-benar benalu nya Jisung. Dasar simbiosis parasitisme!

▢ ▱ ▰ ♪

Bel sudah berbunyi pertanda meninggalkan sekolah alias pulang. Hari ini jadwal piket Chenle, dengan tangkas Chenle mengambil sapu.

Tidak membiarkan debu hinggap di kelasnya dan juga sampah yang di buang oleh murid bego. Udah tau ada tulisan buang sampah pada tempatnya masih aja engga kebaca.
#ChenleKesal

Merasa sudah bersih, Chenle berpamitan kepada siswa yang juga bertugas piket hari itu. Ia sedikit mempercepat langkah nya di koridor, tidak sabar pulang melihat atlet favo nya tanding hari ini.

.
.

.

‘Cklek—!’

"Mamaa!! I'm homeee, eh Jijie" Chenle menghampiri sofa yang menjadi tempat tidur si kekasih.

Chenle menaruh tas nya di atas meja, ia duduk di sebelah Jisung dan menatap pahatan wajah nya.

"De"

"Astaga, mama" Otomatis Chenle menolehkan kepalanya ke belakang. Mama Chenle menggelengkan kepala pelan.

"Jisung nya ngga usah dibangunin, lama dia nungguin kamu pulang. Kalau udah bangun langsung di tawarin nih sirup nya. Kamu jangan ke mana-mana, nih hp sama headset mu. Temenin tuh, mama mau ke kamar dulu" Chenle dengan senang hati mendengar perintah mamanya. Setelah hp dan headset berada di genggaman Chenle, tanpa berlama-lama Chenle menyalakan siaran langsung itu dan berusaha tidak ribut seperti biasanya.

Selang setengah jam berlalu...

"Hiyah,, akhirnya menang" Sorak Chenle pelan. Ia menoleh ke samping, astaga oknum satu ini masih betah aja jadi bocah petualang di dunia mimpi.

Right, kalau gini kapan Chenle ke kamarnya?

Chenle mematikan hpnya. Ia meletakkan headset di atas meja, merebahkan kepala yang sedari tadi menunduk untuk menonton tadi. Karena mengadah ke atas, Chenle mengedipkan kelopak mata itu sedikit lama, yang menyebabkan dirinya teekantuk dan ikut tenggelam ke alam mimpi.

.               .       .

"heung?" Chenle membuka kelopak mata itu perlahan, badan Chenle terasa susah buat di gerakkan. Mau tak mau ia harus membuka matanya lebih lebar dan woah.

Jisung tengah memeluknya di atas ranjang Chenle. Baik, sekarang ia sudah di pindahkan ke kamar. Mungkin saja tadi Jisung terbangun dan menggendong nya ke kamar lalu ikut tidur kembali. Dasar Park kebo Jisung. Tapi tolong, posisi sekarang terlalu intim buat Chenle!

▢ ▱ ▰ ♪

maybe, i love u »jichenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang