Bab XV : Preash Magazine

2K 256 36
                                    

"Jenderal, apa yang membawamu ke sini?" sapa Tuan Gerard, seorang Perwira Tinggi dari Kepolisian sedang menyapa kehadiran Atlas. Ia sebenarnya merasa deg-degan di hatinya. Kedatangan Atlas ke mari adalah sangat tiba-tiba, tidak biasanya Jenderal Agung Negara itu melakukan kunjungan dadakan seperti ini.

Putra dari Tuan Gerard adalah seorang Duke ternama, kekayaannya setingkat di bawah Van Der Heken Family. Dikarenakan fakta ini, posisi Tuan Gerard di Kepolisian menjadi terjamin.

Atlas yang mengerti kenapa ekspresi Tuan Gerard menjadi pucat segera meluruskan. "Tuan Gerard, jangan khawatir. Aku datang ke mari bukan untuk inspeksi. Aku hanya ingin berbincang denganmu," ujarnya seramah yang ia bisa. Tanpa menunggu dipersilakan, Atlas memandu dirinya sendiri untuk duduk di sofa single yang ada di ruang kerja pribadi Tuan Gerard.

Si tua Gerard kemudian mengikuti aksi Atlas dan duduk di sebelah kiri Atlas. Sembari tertawa hambar, ia lalu berujar, "ya, tidak apa-apa untuk berbincang sesekali."

Alis mata Atlas lalu naik dan menatap Tuan Gerard sanksi. "Hm, sesekali ya? Ya, kau benar. Aku memang orang yang sangat sibuk. Sulit untuk menemukan waktu sepertimu yang punya banyak waktu luang."

Siapa yang berani mengatakan hal-hal begitu meremehkan pada seorang Perwira Tinggi Polisi? Tentu hanya Atlas orangnya! Tuan Gerard tidak ingin tercebur ke air lumpur terlalu lama, jadi ia hanya tertawa secara hambar tanpa membahas lagi apa yang Atlas katakan.

"Ah, ngomong-ngomong, Tuan Gerard." Seolah teringat akan tujuannya datang ke mari, tanpa babibu, Atlas segera mengutarakan hal maksud kedatangannya. "Dunia showbiz sungguh dalam dan tak berdasar," mulainya dengan umum.

"Ya, betul sekali. Pihak kami selalu menangani hal-hal yang terkait dengan dunia orang-orang terkenal." Polisi jelas senang berkaitan dengan orang-orang terkenal yang bergelimang harta ini, mereka bisa mendapatkan tip tebal setiap kali beraksi.

"Hm, tapi kedatanganku ke mari bukan untuk membahas ini. Di masa depan, apapun yang terjadi, kau tidak boleh menyentuh orang ini." Atlas mengeluarkan sebuah cetakan foto dengan ukuran 3R dari saku dadanya.

Melihat seorang pria cantik yang sepertinya tidak bernama—alias tidak terkenal— membuat Tuan Gerard menyatukan alisnya ke tengah. "Jika boleh tahu, dia siapa?" tanya Tuan Gerard sungguh penasaran.

Bukannya menjawab, Atlas justru terdiam dan menatap Tuan Gerard lama. Yang terakhir bahkan mulai berkeringat karena tatapan Atlas sampai akhirnya Jenderal Agung itu segera menjawab, "kau tidak perlu bertanya tentang hal yang tidak perlu kau ketahui."

Hanya dengan kalimat pendek, Tuan Gerard dengan cepat menutup mulutnya. Siapa pun pria yang ada di foto, ia tidak akan menyentuhnya seujung kuku pun!

Merasa tidak ada penolakan dari Tuan Gerard, Atlas lalu bangkit dari posisi duduknya. "Aku tidak bisa berlama-lama di sini. Aku masih harus membimbing seseorang agar bisa menjadi lebih hebat dariku kelak. Maafkan atas kehadiranku yang tanpa aba-aba, Tuan Gerard. Semoga harimu menyenangkan."

Tuan Gerard masih terdiam, ketika ia tersadar dan segera bangkit untuk mengantar Atlas sampai ke mobil, Atlas tiba-tiba berbalik. "Jika sesuatu terjadi pada orang itu yang berkaitan dengan . . . polisi. Aku tahu aku harus mencari ke mana." Atlas tidak lupa menekankan kata 'polisi' dalam kalimatnya.

Tidak ada lagi tenaga yang tersisa di kaki Perwira Tinggi Polisi itu. Dengan perut yang mulai membuncit, Tuan Gerard kemudian terjatuh ke atas sofanya. Ia menatap lama pada sebuah foto yang baru saja Atlas berikan padanya yang ada di atas meja. Lama dirinya menatap foto itu, Tuan Gerard kemudian bergerak dengan cepat untuk menggandakan foto itu lalu disebarkan secepat mungkin sebelum dirinya diterjang oleh Atlas!

AAATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang