Satu minggu setelah kejadian penculikan abang Melinda itu. Kini kami bertiga masih sering dipanggil untuk sekedar memberikan keterangan atau hanya untuk bercakap ringan. Tampaknya Paman Teddy merekomendasikan kami untuk jadi teman diskusi pada profesional ini.
"Kondisi korban sekarang sudah sangat stabil, sebentar lagi sudah boleh pulang. Namun tetap harus menjalani konsultasi rutin" terangnya.
Orang ini adalah teman ayahku juga di tim kecil mereka. Tampaknya dia baru membaca laporan kesehatan abang Melinda. Aku paham, dia pasti mengalami trauma dan perlu kontrol ketat agar abang Melinda bisa melewati masa-masa sulit itu.
Orang yang ada di depanku ini mengenakan kacamata yang amat tebal. Mungkin kepala bisa bengkak jika dilempar dengan lensa itu. Entah sudah minus berapa orang ini hingga memerlukan kacamata setebal itu.
Rambutnya juga memutih dan sudah botak pada bagian depan. Hanya sisa rambut tipis di kedua sisi dan belakang.
Sebelumnya ayahku bilang kalau tim kecil mereka dulu sudah dibubarkan karena ada penghianat di sana. Dan ini adalah tim baru yang seratus persen diisi oleh profesional. Jika tebakanku tidak meleset, aku yakin orang di depanku ini setidaknya adalah seorang Doktor atau malah Profesor. Usianya juga sudah tak terlalu muda, namun tak tua juga. Seperti orang pada usia empat puluhan biasa, namun dengan kerutan ekstra.
Dia terlihat seperti orang yang menghabiskan seluruh waktunya untuk berpikir. Tipe orang yang tak akan kehilangan kemampuan otaknya meski sudah di usia senja.
"Berkali-kali aku dengar cerita itu. Namun kalian bertiga tak berhenti membuatku terkejut"
Dia bicara begitu ke arah kami, tampak tulus dan tak ada motif tersembunyi. Kadang memang orang dewasa suka memasukkan sindiran di setiap pujian mereka. lagi pula siapa yang mau dianggap inferior dari orang-orang di bawah mereka. Namun orang ini memperlakukan kami layaknya teman diskusi yang setara.
"Hmm, sebenarnya ini di luar prosedur. Namun kami ingin memberikan pengalaman bagaimana cara memburu seseorang pada kalian. Aku tak tahu, mungkin dimasa depan kalianlah yang akan menjadi penerus kami"
Pujiannya itu membuatku susah untuk bicara. Aku tak terbiasa dengan pujian begini, sulit juga rasanya untuk berkata.
Sepertinya aku tak sendiri, halim dan Melinda juga tampak mengalami hal yang sama. Mereka mesem saja tak menjawab pujian tadi.
"Umm, maksud Paman kami boleh melihat proses pencarian dan penangkapannya?"
"Betul sekali, dan jangan takut. Ini dipastikan aman"
Ini jelas kesempatan emas, aku talk tahu apakah ini lobi dari ayahku atau malah Paman Teddy. Ini terasa spesial! Kapan lagi bisa melihat live action perburuan kriminal begini. Mungkin akan ada banyak hal lain yang bisa dipelajari dari mereka.
"Nah, untuk tahapan pertama. Silakan kalian baca dokumen ini"
Dia memberikan setumpuk dokumen itu dengan gestur mempersilahkan kami duduk di meja bundar itu. Ah, lebih tepatnya ini oval agak melonjong. Bukan meja bundar yang sesungguhnya. Aku rasa ini adalah meja untuk rapat yang biasa mereka gunakan, aku bahkan melihat ayahku tersenyum seolah menikmati rencananya.
Aku yakin sekarang semua ini di bawah kendalinya. Mungkin saat di rumah nanti aku akan menegurnya, ini penyalahgunaan wewenang Namanya. Ah, tapi tak apa. Aku suka dengan rencana ini.
Dokumen ini berisikan laporan penyelidikan. Bukan hal yang biasa aku temukan sehari-hari. Penyelidikan ini terlalu gila, mereka bahkan mencari gelombang radio yang ada di tempat kejadian.
Tempat itu memang sudah tak dijangkau sinyal ponsel, tampaknya pelaku sesekali menggunakan antena radio yang ia bangun beberapa kilometer lebih jauh dari tempat itu. Ada juga antena panjang yang ternya digunakan untuk mencari sinyal internet di tengah hutan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detektif Kode #2: NFT Siluman
Детектив / ТриллерDua tahun setelah kasus pencurian cryptocurrency itu dan pelaku masih bebas. Kali ini masyarakat heboh akan NFT dengan harga fantastis itu. Ratusan ribu orang mulai ikut investasi di sana, namun berakhir dari kerugian dan hutang yang besar. Kasus pe...