Pesan Minta Tolong

349 24 2
                                    

Balai desa ini unik. Dindingnya terbuat dari bambu dan atapnya dari pelepah rumbia. Kesan pedesaannya sangat masuk. Aku bahkan sulit menggambarkan betapa nikmatnya suasana di sini.

Suara kendaraan juga hampir tak terdengar. Ada, sekali dua kali tapi tak banyak. Polusi suara, polusi udara, polusi cahaya semuanya tak ada di sini. Aku rasa seperti inilah orang-orang zaman dulu hidup dengan alamnya.

Di sampingku ada Melinda, dia tengah mencatat kode aneh tadi dan berusaha mencari maknanya. Halim begitu juga, dia berkutat dengan selembar kertas dan pena itu mencoba menerka apa maksud pesan tersebut.

[582456E 9455495N 48S], ada dua pola yang kulihat di sini. Pertama adalah komposisi huruf yang ada disetiap akhir angka-angka itu. Dan yang kedua, mesing-masih dipisah dengan spasi. Aku kira ini ada hubungannya dengan kata tertentu.

"Bagaimana menurutmu Halim?" Aku bertanya pada Halim yang tengah merenung itu. Dia agak terperanjat dan tersadar dari lamunan panjangnya.

"Aku mencoba beberapa teknik kriptografi yang kuketahui, namun tak ada metode yang cocok untuk hal ini"

"Kriptografi?"

Tampaknya ini adalah pertama kalinya Melinda mendengar kata ini. Ya, ini memang bukan hal umum yang bisa didengar setiap hari.

"Itu adalah teknik penyandian, biasanya menggunakan rumus matematika tertentu" Aku mencoba menjelaskan sesederhana mungkin, lagi pula Melinda bukan orang teknis yang akan peduli dengan istilah-istilah teknik dibalik kriptografi itu.

"Jadi maksudnya tidak ada pola yang cocok?"

"Betul" ujarku lagi.

Dia membuka ponselnya. Tampaknya Melinda mencoba mencari informasi tentang kriptografi ini.

Untung jaringan di sini masih aman, walau kecepatannya agak berkurang. Namun masih sangat bisa diandalkan.

"Menurutmu bagaimana, Vasco?"

Seperti bisa, Halim mulai mengorek informasi dariku.

"Ah, menurutmu jika kriptografi bukanlah yang ia gunakan. Lalu metode apa lagi yang tersisa?"

Dia merenung lagi, sesekali mengacak-acak rambutnya seolah ingin mengakses kembali ingatan itu.

"Belum ingat?"

"Sabar, masih proses" ujarnya sewot.

"Huruf awalnya S"

"Iya, iya Sabar!!"

Lucu juga melihatnya sewot begini. Melinda juga tampak tersenyum tipis melihat sikap Halim barusan.

"Ste.."

"Stegongrafi!" dia memotong ucapanku barusan. Badanya keras, tampak sekali ia riang akhirnya mengingat kembali istilah itu.

"Steganography, apa itu?" Melinda menanyakan lagi istilah asing kedua yang ia dengar hari ini.

"Itu adalah cara-cara kreatif menyembunyikan data. Seperti gambar teka-teki, lukisan, atau kode-kode seperti mengambil huruf awal dari satu paragraf dan menyusunnya kembali. Itu disebut sebagai steganography. Intinya menyembunyikan data dalam pesan tak relevan. Dan bisanya dengan cara-cara kreatif. Seperti kode Davinci"

"Hmm, jadi maksudmu ini adalah bagian dari stegano itu?"

"Yep, jika tak ada pola kriptografi yang ditemukan. Maka kemungkinan besar itu adalah steganography. Dan ini agak sulit, kita harus merangsang kreativitas dalam menyelesaikannya. Beda dengan kriptografi yang memiliki pola-pola persamaan matematika"

"Jadi steganography itu seperti teka-teki begitu ya?"

"Betul, kadang tak ada polanya. Hanya bergantung pada kreativitas pembuatnya saja"

Detektif Kode #2: NFT SilumanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang