bab 32

117 13 0
                                    


Aku menghitung sampai sepuluh dan menarik napas dalam-dalam. Kemudian pintu terbuka.

Di sana, Dahlia melihat sosok Rudrick sedang duduk di atas selimut.

Tanpa malu-malu mengangkat kepalanya, Dahlia mengeluarkan kalimat yang telah disiapkan.

"Sayang aku di sini."

“…”

"Sayang?"

“… Oh, kamu di sini…”

Aku berpura-pura lelah dengan mengusap tengkukku seperti seorang ayah yang baru pulang kerja.

“Aku ingin bersamamu, jadi aku memohon agar mereka melepaskanku lebih cepat, tetapi malah memberiku lebih banyak pekerjaan? Sialan, para idiot itu. ”

“…”

"Sayang?"

Rudrick diam untuk waktu yang lama, mungkin karena penampilan saya yang luar biasa.

Saya memutuskan untuk memberikan skrip darurat karena jika saya tetap seperti ini, saya akan merusak segalanya.

“Kekasihku menjadi lebih cantik setelah tidak melihatmu dalam setengah hari. Mari saling memberi ciuman besar setelah sekian lama…”

"Makanan!", Rudrick meludah dengan tergesa-gesa.

"Apakah kamu ingin makan ...?"

Mata Dahlia berbinar dan menjawabnya.

"Yah, aku makan lebih awal."

“Nah, kalau begitu… ba-…”

"Ba?"

"Mandi, apakah kamu ingin mandi ...?"

"Dengan maduku?"

"Tidak! Atau…"

tanya Dahlia, menyembunyikan bibirnya yang berkedut.

"Atau apa?"

“Tidak, ah, atau…”

Rudrick mengepalkan tinjunya.

Aku menahan napas dan memperhatikannya, saat wajahnya memucat dan saat dia perlahan membuka bibirnya yang bergetar…!

"... Wah!"

Bang-!

Rudrick menangis dan berlari keluar.

Pintu menutup seolah-olah akan jatuh karena dia menendangnya seperti semak, dan aku segera tersenyum, menatap pintu dan punggung Rudrick yang sedang melarikan diri.

i became the male lead's female friend. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang