1

11 2 9
                                    

Selamat Membaca🍃
✂..................................................................

"Baa!"


"Aaa!"

"HAHAHA!"

"Baa!"

"Aaa!"

"HAHAHA!"

Inilah kerjaan geng semprul incaran guru BK, mengageti para gadis yang keluar dari toilet. Entah apa motif mereka melakukan hal tersebut, namun yang jelas. Mereka tertawa bahagia ketika siswi - siswi yang mereka kageti berteriak.

Lantera, Deon, Zidan dan Handika. Keempat manusia yang menjadi biang keladi di SMA Cendikia. Sudah hampir tamat, tapi kelakuan semakin menjadi - jadi. Tidak ada kapok - kapoknya kata pak Yuno, guru bk yang selalu menangani keempat manusia abal - abal itu.

Dan ajaibnya, meskipun mereka nakal, pembuat onar dan selalu masuk BK. Masih banyak siswi di sini yang menggemari mereka. Entah itu karena rupa mereka atau pun karena keahlian mereka dalam bidang akademik maupun non akademik.

Lantera, Deon, Zidan dan Handika, bukanlah sebuah geng. Hanya empat serangkai yang sudah berteman sejak smp hingga saat ini mereka sudah kelas 12 SMA dan bahkan sebentar lagi akan tamat.

Lantera bintangnya, cowok ini memang sedikit disegani karena kebaraniannya dalam melawan siapa pun yang ia rasa memang perlu dilawan. Mereka yang berurusan dengan Lantera, akan langsung mati kutu sebelum melawan.

Yang cukup setara dengan Lantera adalah Handika, cowok berwajah kaku yang jika mengamuk akan sama seramnya dengan Lantera. Apalagi wajah Handika yang sedikit sangar, sangat mendukung karakter cowok tersebut. Tetapi, tetap saja. Lebih sangar lagi muka Lantera.

"Baa!"

"Aaa!"

Plak

"Lan?!" pekik ketiga cowok itu saat korban mereka dengan beraninya menampar wajah Lantera cukup keras.

Lantera memegang wajahnya yang sedikit memanas dengan syok, baru kali ini ia ditampar oleh korbannya sendiri.

Sedangkan pelaku yang baru saja menampar wajah Lantera, terdiam. Antara terkejut dan ketakutan. Sungguh, ia reflek telah menampar wajah tampan Lantera.

"Ba-bang Tera. Ame- Ame minta maaf," ujar cewek yang bernama 'Ame' itu seraya menangkup kedua tangannya dan menunduk dengan mata yang terpejam, takut melihat wajah marah Lantera.

Lantera akhirnya membuka wajahnya, menatap gadis kecil yang saat ini tengah bergetar ketakutan.

"Heh bocil, bener - bener lo ya. Tatap gue!" perintah Lantera marah.

Gadis bernama Ame itu pun, mendongakkan kepalanya dengan wajah yang segera ia tutup menggunakan kedua tangannya..

"Wajah lo liatin!" perintah Lantera lagi.

Ame menurut, gadis itu menurunkan kedua telapak tangannya dari wajahnya, namun matanya masih saja ia pejamkan.

"Buka mata lo!"

LanameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang