Selamat Membaca🍃
✂.....................................................................Sesuai kesepakatan antara ibu dan anak tadi, Amenya dan Prita pun kini sedang berada di perjalanan menuju supermarket tempat dimana mereka sering belanja bulanan.
Di dalam mobil, Prita menjadi pendengar setia Amenya yang sedari tadi terus berciloteh mengenai bagaimana harinya di sekolah tadi.
"Terus ya nda, Ame dapat nilai sembilan puluh. Anggak kecewa si, soalnya Ame rasa soal uh matematikanya mirip sama soal-soal yang Ame pelajari waktu di rumah. Tapi, ternyata Ame gagal di satu soal," cerita Ame.
"Gak papa Me, di uh selanjutnya usahain buat bisa berhasil di semua soal. Kita gagal, berarti kita perlu mencoba untuk yang lebih baik lagi. Mama gak nuntut nilai tinggi dari kamu, tapi mama tuntut kamu untuk selalu jujur di setiap tes. Jangan coba - coba untuk nyontek dan curang!" ujar Prita memberikan masukan kepada Amenya.
"Iya Nda."
Mobil yang dikendarai oleh Prita berbelok ke arah kiri, mobil itu pun kini sudah terparkir rapi di parkiran supermarket. Dibantu oleh tukang parkir tentunya.
"Nah udah sampai, yuk turun!" ujar Prita.
Wanita itu mengambil tasnya sebelum keluar dari mobil, sedangkan Amenya meninggalkan tasnya di dalam mobil. Lagi pula di dalam tasnya tidak ada barang berharga, handphonenya ia letakkan di saku baju sekolah. Jadi yang ada di dalam tasnya hanya buku sekolah dan alat tulis.
Amenya menggandeng tangan Prita menuju ke dalam supermarket, hawa dingin langsung menerpa kulit mereka berdua. Karena hari ini masih suasana bulan baru, jadi wajar saja Amenya dan Prita langsung disuguhkan dengan pemandangan ramainya pelanggan supermarket ini.
Amenya menuntun Prita menuju rak bagian makanan ringan, Amenya menatap rak besar yang berisi beragam makanan ringan yang berada di hadapannya. Melihat-lihat, mengambil lalu memasukkan ke dalam stoller yang didorong oleh Prita. Wanita itu masih setia menunggu sang putri yang ternyata cukup lama dalam memilih makanan ringan yang akan ia beli.
"Gak beli minuman Me?" tanya Prita pada akhirnya setelah sadar bahwa Amenya sedari tadi hanya membeli makanan.
"Oh iya, untung bunda ingetin!" jawab Amenya yang juga baru teringat.
"Ame mau beli susu sama minuman coklat aja nda," ujar Amenya meminta.
"Ya udah, kita ke bagian minuman," jawab Prita lalu mendorong stollernya menuju tempat bagian minuman. Amenya pun mengekori Prita dari belakang seraya melihat-lihat jenis cemilan lainnya, siapa tau ada yang menarik perhatiannya.
"Ih abang, Hanum dibolehin mama minum susu dingin kok!"
"Gak boleh, ntar lo sakit yang dimarahin siapa? Ya gue!"
"Abang!"
"Jangan teriak gila, malu gue!"
"Ambilin Hanum yang itu..."
"Gak boleh Num, ntar lo sakit!"
"Abang!"
"Enggak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Laname
Teen FictionAmenya yang menyukai Zian, teman seangkatannya. Malah harus berakhir dengan Lantera, kakak kelasnya. ••• Olimpiade biologi, membuat Amenya jatuh hati kepada Zian yang merupakan partner olimpnya, namun sayang seribu sayang. Amenya malah jatuh ke tang...