12

4 1 0
                                    

Selamat Membaca🍃
✂.....................................................................


Lantera dan Zidan yang baru saja menginjakkan kaki di area parkir Sma Cendikia itu, langsung disuguhkan dengan sebuah pemandangan seorang cowok yang membantu ceweknya melepaskan helm dari kepala si cewek.

Zidan memandang pemandangan itu tanpa berkedip, sedangkan Lantera malah berdecak muak dengan pemandangan tersebut.

Zidan menepuk pundak Lantera dari tepukan bertempo pelan hingga lama - lama menjadi sebuah pukulan.

"Apaan sih anjing!" kesal Lantera.

"Liat noh, liat," ujar Zidan menunjuk Zian dan Amenya yang tengah saling melempar tawa.

"Ya dari tadi gue juga liat!" balas Lantera sewot.

"Lo sih, bego banget. Keduluan, kan lo," ujar Zidan yang mulai menatap Lantera.

"Gak jelas lo Kadal!" ketus Lantera lalu pergi begitu saja meninggalkan Zidan.

"Dih, woy!" panggil Zidan kepada Lantera yang melangkah dengan begitu lebar.

"Lante, tungguin!"

Zidan pun akhirnya mengejar Lantera dan mensejajarkan langkahnya dengan Lantera yang sama sekali tak memperdulikan keberadaan Zidan yang terus mengoceh di sampingnya.

Sedangkan di sisi lain, ada Amenya yang tengah merapikan rambutnya dan dibantu oleh Zian, kekasihnya.

"Udah," ujar Amenya setelah merasa rambutnya sudah rapi kembali.

"Ayo ke kelas," ajak Zian setelahnya, lalu mengenggam tangan Amenya mesra.

Zian memang sering memegang atau menarik tangan Amenya. Tetapi, kali ini rasanya berbeda dari hari - hari sebelumnya.

🐳🐳

"Ciee, yang semalam dimasukkin cowoknya ke story ig."

"Apa Tik, captionnya?"

"My love 'e' nya tiga."

April dan Atika tertawa setelah berhasil menyindir Amenya yang baru saja masuk kelas itu.

"Kalian ketawain Ame?" tanya Amenya dengan lugunya. Wajar saja Amenya bertanya, ia sama sekali tak merasa bahwa ucapan April dan Atika tadi ditujukan untuknya.

"Enggak, ngetawain si Gadu noh," ujar Atika dengan sewotnya menunjuk Bima yang juga baru saja memasuki kelas.

Gadu menunjuk dirinya sendiri, "gue?"

"Bapak lo!"

"Bapak gue mulu anjir, naksir lo sama bapak gue?"

"Atika mah naksir sama anaknya bapak lo Du, bukan sama bapak lo," celetuk Tasya yang baru datang itu.

"Dih, amit - amit gue disukain sama reog modelan Atika!"

"Heh, mulut lo dijaga ya Du!"

"Apa? Lo marah?"

"Ngaca dong lo, muka kayak aspal pecah juga sok - sok an ngatain gue kayak reog!"

"Muka lo kali yang kayak aspal pecah!"

"Lo!"

"Lo itik!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LanameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang