9. | STAY WITH YOU

5.8K 448 250
                                    

"Shhh..."

"Apa rasanya sesakit itu?"

Kamila mengangguk pelan

"Kita ke rumah sakit ya?" Usapan lembut dari telapak tangan Keenan dipipi Kamila membuat derap jantung Kamila memacu cepat.

"Gausah. Gak penting banget ngebuang waktu dan tega pak Keenan cuman buat ngebawa saya ke RS." Tolak Kamila.

"Lagian siapa suruh kamu berantem sama staff mall tadi? Muka kamu jadi kena tampar gini kan sayang." Kata Keenan. Tangan pria itu kembali terarah pada pipi Kamila namun dengan sigap Kamila menghindar.

"Saya cuman mau menjauhkan pak Keenan dari aksi modus para staff ganjen dimall. Enak aja tadi mereka mau pegang-pegang tangan pak Keenan. Gak boleh! Gak sopan!"

Kamila perlahan menghindar dari sentuhan Keenan karena dikhawatirkan akan semakin terdengar debar jantungnya yang terus memacu kencang.

Keenan terkekeh. "Jadi yang boleh saya genggam tangannya hanya kamu?"

"Eh—" Mata Kamila membulat terkejut. "Ma-maksud saya nggak—gak gitu pak." Kamila semakin syok dibuatnya saat Keenan terlihat tengah melonggarkan dasi sembari menatapnya dengan sayu.

Keenan mengunci pergerakan Kamila sampai dipojok kursi mobil. "Apa kamu tidak merindukan saya?"

"Saya sangat merindukan kamu." Suaranya semakin mendayu, seolah-oleh ingin menghanyutkan Kamila dalam tatapannya.

Kamila tak mampu berkitik selain mencoba berusaha menenangkan hatinya yang berdebar. Pipinya begitu mudah dibuat merah tersipu oleh Keenan hanya dengan suara lembut dan perlakuan manis pria itu.

*****

"Belum pernah ngeliat sepatu masuk kedalam mulut ya, mas?" Suara Keenan terdengar seakan petir yang menyumbat telinga seorang pelayan cafe.

Kamila tersadar dari lamunannya, buru-buru ia berdiri tegap seperti semula dan sedikit memberi jeda diantara dirinya dengan peyalan cafe pria tersebut. "Makasih ya mas udah mau nolongin saya. Kalo gak ada mas tadi, saya udah jatuh deh ke lantai."

"Mending jatuh aja sekalian." Sahut Keenan sambil berjalan mendekat.

"Cih, tega amat." Ujar Kamila.

Wajah Keenan nampak tak bersahabat. Begitu Keenan tiba disamping Kamila, ia tak membuang waktu untuk melingkarkan satu tangannya dipinggang Kamila dengan possesif. "Kamu kalau mau jatuh mending didepan saya. Nih, sinii biar saya angkat kamu ke kamar sekalipun."

Jari Kamila sontak mencubit pergelangan tangan Keenan dengan perasaan geram. "Pak Direktur jangan ngawurr!!"

"Sekali lagi kalau saya pergokin kamu lagi modus ke pacar saya, saya masukin kamu ke jeruji besi." Ancam Keenan dengan aura dinginnya.

"Maaf mas, saya gak berniat buat ngambil kesempatan ke pacarnya mas. Sekali lagi maafkan saya apabila mas terganggu sama sikap saya yang tadi." Pelayan laki-laki tersebut pamit undur diri sambil membungkukkan badan.

Kamila tak segan-segan menipuk punggung bosnya tersebut. "Jangan nuduh sembarangan!!"

"Jabatan doang tinggi tapi gak punya edtika ngehargain orang. Coba aja kalo mas yang tadi gak nolongin saya pak, mungkin saya udah gak bisa lagi kerja ditempat bapak." Sosor Kamila terlihat kesal.

"Kamu gausah belain dia deh." Keenan merapihkan tantanan jas nya sambil menarik tangan Kamila keluar dari cafe.

"Pak Keenan ini gak benerr." Gadis itu melepaskan tautan hangat Keenan dari jemarinya. "Saya takut ada anak kantor yang ngelihat kita gandengan."

Kali KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang