7. | SENYUM-SENYUM SENDIRI

6K 447 148
                                    

"Gausah bawa banyak baju, kan nanti kita beli dimall, sayang."

"Kalo beli dimall semua kan mahal banget, seegaknya aku bawa beberapa baju ganti biar nanti kita beli stok bahan buat masak aja ya." Timbal Kamila.

"Hm, aku sih terserah kamu whatever you say baby." Keenan mengeratkan satu tangannya yang berada dipinggang Kamila sambil mengumbar senyum pada ibu penjaga kost.

"Saya Keenan, pacarnya kamila bu."

Novan yang mendengar nama gebetannya disebut pun langsung memunculkan diri dari balik pintu kamarnya." Pacar? Mil, dia kan mantan suami kamu."

Ibu Kost bernama bu Diana nampak memasang wajah bingung. "Ini maksudnya pacar atau mantan suami?"

"Saya memang mantan suaminya Kamila bu, dan sekarang kami memutuskan untuk kembali menjalin hubungan karena masih sama-sama sayang." Suara Keenan menjawab pertanyaan bu Diana telihat begitu meyakinkan, malah semakin mengagumkan.

Keenan menoleh kearah kiri tempat Kamila berdiri disampingnya. "Perasaan saya pada Kamila gak pernah pudar sekalipun pun, lagipula kami kan masih sama-sama sendiri jadi apa salahnya kalo saya dan Mila mau rujuk, ya kan bu?"

Bukan hanya bu Diana dan Novan yang terpejat kaget atas ucapan Keenan, begitupula dengan Kamila yang sempat ternganga ditempat.

'Rujuk? Perasaan tadi diskenario gada ini deh.'  Batin Kamila bertanya.

Raut Novan nampak menekuk, aura panas telah membara-bara disekujur badannya. Bisa dibayangkan betapa naasnya hati mungil Novan yang sempat mengharap malam ini bisa bermalam dengan Kamila namun justru Keenan datang kehadapannya.

"Bu, hari ini sampai satu bulan kedepan Kamila mau izin menginap diapartementnya mas Keenan ya. Kita gak sekamar kok, cuman satu apartement aja. Boleh kan bu?" Tanya Kamila sambil melirik diam-diam kearah Novan.

"Mil, gak baik kali kalo kamu tidur satu apart sama dia!" Sahut Novan yang sedari tadi diam. "Gadis perempuan baik-baik seperti kamu gak boleh tidur sama laki-laki asing."

"Asing gimana maksud kamu?" Tanya Keenan dengan wajah nampak tenang. Kepribadian Keenan telah diukur sebagai lelaki baik-baik dengan penuh pemikirian lurus yang kritis dan bertanggung jawab yang dapat disimpulkan oleh ibu penjaga kost.

"Ya sudah, kalau emang Kamila mau tidur diapartementnya nak Keenan ibu sih setuju aja. Lagi pula ibu mau ke luar kota ngejemguk anak ibu yang sakit disana."

"Sakit apa bu?" Tanya Keenan lagi seolah menunjukan rasa perhatiannya.

"Kecapean, biasa kan anak kuliah suka gak teratur pola tidurnya apalagi buat inget makan aja udah susah." Bu Diana tersenyum. "Ibu tinggal dulu ya? Mau beres-beres barang soalnya."

"Tadi kamu mau ngambil barang apa say—"

"Apaan sih lo! Kamila gak boleh ikut ke apartement lo." Novan menarik paksa pergelangan tangan Kamila untuk mendekat.

"Lo bisa ngelukain tangan dia." Keenan langsung menepis pergelangan tangan Novan yang mencengkram erat lengan lembut Kamila.

"Itu urusan gue!"

"Lo cuman mantan suaminya Kamila yang gak punya lagi hak apapun buat ada didekat dia." Desis Novan.

"Terserah apapun kata anda, pada dasarnya saya dan Kamila akan rujuk secepatnya."

Entah angin dahsyat dari mana yang berani-beraninya membuat denyut nadi Kamila bergetar. Perasaan Kamila sontak berbunga dibarengi pipinya yang mulai merona. Ia menunduk sambil mengikuti langkah Keenan yang menggenggam tangannya penuh kelembutan.

Kali KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang