★━━━━━ 007

4.9K 451 2
                                    

7. Permainan musik
════════════

[ T R U E   L O V E ]

[Illustrations and novels don't exist in the real world]

•••••


" Apa kau Langsung bisu stelah bernyanyi? "  sarkas anne

Varo menatap malas gadis itu. Dia mulai memetik senar gitarnya untuk menginstruksi. Varo dan Anne mulai memainkan musik mereka, varo dengan gitar elektrik yg khas dan Anne dengan piano dengan nada yg tegas dan dominasi.

" Tidak buruk " ucap varo

Mendengar suara tuts piano yg dia mainkan Anne. Bell untuk pergantian mata pelajaran telah berbunyi. Anne menyudahi memainkan pianonya, melangkah keluar dari ruangan itu. Varo Langsung meletakkan gitar itu seperti semula dan mengikuti langkah Anne dari belakang.

Anne yg merasa di ikuti oleh varo merasa aneh, karena kelasnya dan kelas varo berbeda. Tetapi Anne tetap melangkah sampai dia mengehentikan langkahnya dan berbalik

" Hei kenapa kau terus mengikuti ku "

Varo Masi diam tidak menjawab.

" Hei lama lama, kau membuatku kesal "

Varo memalingkan wajahnya

" Saya tersesat " jawab varo

" ..... "

" ..... "

Sedangkan Anne yg mendengar itu tampak melongo mendengar jawaban itu.

" Pffffftttt bwhahahahahahahaha" Anne tertawa di buatnya

" Kau hahahaha tersesat? Hahahaha. Oh astaga, ya tuhan hahahaha"

Varo menatap datar Anne.

" Ok, ok ptffff. Aku akan membantumu mengantar ke kelasmu ptfff "

Anne melangkah mendahuluinya, sesekali varo dapat mendengar Anne menahan tawanya

Mereka sampai pada kelas varo. Saat varo ingin masuk

" Jangan tersesat lagi " ucapnya sambil menahan tawa dan berjalan pergi

' apa yang perlu di tertawakan ' batin varo

•••••

Varo memasang wajah datarnya, masuk ke kelas. Tampak kelas tidak ada guru yg mengajar.

Dia berjalan ke arah tempat duduknya

" Ni dia! si monyed. Dari mana aja Lo Varojing " ucap Dika kesal

" Kalo mau bolos ya ngajak ngajak lah. Ini main sendiri! " Kesal Brayen

Varo menatap lambat mereka. Lalu melihat ke sekeliling dan melangkah ke arah kursinya. Saat sampai di kursinya tepat bersebelahan dengan seseorang yg duduk di kursi sebelahnya.

Dia Samuel. Orang yg dia temui saat di kantin sekolah. Saat pagi dia tidak menemukan siapapun yg duduk di kursinya tetapi sekarang orang itu ada.

Varo mendudukkan dirinya.

" Di tanya malah diam aja " ketus Brayen

" Ni anak kayaknya lagi sariawan deh " lanjut Dika

Entah apa yg terjadi, varo memukul kepala Dika dengan tanpa perasaan, membuat kepala Dika tertunduk. Sedangkan dirinya terdiam membeku. Dia menatap lambat tangan yg dia gunakan untuk memukul kepala Dika barusan tadi, sedikit gemetar.

Samuel memegang tangan varo

" Ada yg sakit? " Tanyanya

Varo langsung saja melihat ke samping ke arah Samuel yg bertanya itu. Dengan cepat menarik tangannya

" Ga ada " jawabnya

" LO YA! selalu aja gw jadi korban KDPT!" ucapnya mendelik

sambil mengelus belakang kepalanya yg menjadi sasaran pukulan tadi

" Uwihh apaan tuh KDPT?" Tanya Brayen

Dengan ogah ogahan Dika menjawab

"Kekerasan Dalam Per Temanan!"

" Bjir bisa gitu ya awok awok—

Jawab Brayen sambil menekan nekan lengan Dika

—Tapi gw rasa ga punya teman spek kayak Lo " sambungnya lagi dengan santai

" Si kampret " ucap Dika kesal

sambil mengangkat buku sejarah yg tebal itu ingin memukul Brayen

" Eh eh eeeeee tereru na yo~ " ucap Brayen yg bersiap ingin melarikan diri

Lalu berlari pergi menjauh dari amukan Dika

" Aish Shiball sekyaaaa! DASAR WIBU KUTU KUPRET!" sangar Dika mengejar Brayen yg berlari dan berusaha membuat kekacauan

Sedangkan varo dan Samuel menatap datar mereka.

Varo tenggelam dalam pikirannya tentang reaksi tubuh yg dia alami tadi.

' apa itu reaksi langsung dari pemilik tubuh ini?'

" Ekhem " Samuel berdehem guna untuk menyudahi lamunan varo

•••••

Kini menunjukkan waktu untuk istirahat kedua. Jam sudah menunjukkan pukul 13:25.

Varo bilang pada mereka untuk pergi duluan saja ke kantin. Dia akan menyusul mereka mungkin?

Varo duduk di kelas dengan Handphone di genggamnya, sibuk mencari semua lokasi dari sekolah ini. Agar dia tidak tersesat lagi, dan tidak perlu meminta bantuan pada seseorang. Setelah dia mengingat semua lokasi dari seluruh sekolah ini, pandangannya tertuju pada sebuah lokasi di belakang sekolah.

Dia bangkit, entah kenapa dia merasa sangat penasaran dengan tempat itu. Seperti dia memiliki suatu kenangan dalam lokasi itu.

Kakinya terus melangkah mengabaikan berbagai pandangan dan sahut sahutan menyapa namanya. Varo Masi memfokuskan langkahnya sampai kakinya Berada di depan pintu gerbang tanaman belakang itu.

Tangannya terulur untuk menyentuh pintu besi yg sudah berkarat itu. Melihat kunci yg sudah tidak dapat di gunakan lagi pada pintu itu, dia mendorong pintu

Creakk

Suara khas pintu besi yg sudah berkarat berdengung nyaring di pendengarnya.

Tap tap tap

Kakinya melangkah untuk masuk pada taman itu. Dia mengernyitkan dahinya tidak sesuai ekspektasi nya, taman yg dia bayangkan adalah taman tak ter urus. Tetapi ini tampak seperti taman yg sangat luas dan rapi.

Rasa ingin tahunya semakin tinggi. Melangkah pada sebuah kursi kayu taman, yg tampak indah tersusun rapi di situ. Dia mengernyitkan dahinya menatap pada sebuah pot bunga itu.

Yang lebih anehnya, itu adalah bunga Krisan putih. Bunga yg hanya tumbuh pada cuaca bersalju dan dingin. Tangannya terulur ingin menyentuh bunga itu

Sekelebat ingatan mendera kepalanya. Membuat dirinya terduduk di tanah yg beralaskan rumput hijau itu.

TBC

TRUE LUV [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang