★━━━━━ 003

6.6K 506 8
                                    

3. Pertemuan
══════════

[ T R U E   L O V E ]

[Illustrations and novels don't exist in the real world]

•••••


Tampak Varo sudah bersiap dalam balutan seragam putih abu-abu miliknya. Di punggungnya terdapat tas berwarna hitam.

Setelah bersiap-siap dia turun ke bawah, untuk sarapan bersama orangtuanya.

Ting

<Mahardikajing>

Woi Lo dah sembuh? Kok ga ngabarin sih monyet

Varo mengernyitkan dahinya, menatap notifikasi dan pesan yg ada di sana. Apa ini teman dari pemilik tubuh ini?

Sigh

<Mahardikajing>

Woi Lo dah sembuh? Kok ga ngabarin sih nyet

<Anda>

Tidak sempat

<Mahardikajing>

Jir jawaban macam apa itu

Varo tidak memusingkan jawaban pesan itu, dan berjalan ke bawah untuk sarapan. Tetapi dia tidak menemukan siapapun.

" Den Varo sudah bangun " ucap kepala maid —Bi Sumni

" Dimana mereka bibi? "

" Oh tuan dan nyonya, sudah pergi berangkat untuk bekerja, anu... Den sarapan sudah di siapkan " ucap bi Sumni

Varo berjalan ke meja makan, tampak tidak peduli dengan tatapan prihatin dari kepala pelayan itu.

•••••

Setelah menyelesaikan sarapannya, dia berangkat untuk pergi ke sekolah Escorvert high school (EHS) dari ingatan yang dia miliki, sering datang ke sekolah terlambat, suka membuat kerusuhan, dan lainnya.

Setelah selesai menghabiskan sarapannya dia pun berangkat untuk menuju sekolahnya.

' Anak ini suka terlambat bukan? Baiklah itu tidak buruk. Kita lihat apa yang akan terjadi kedepannya ' batinnya menatap lurus ke depan

Sampai ke garasi dia mengambil mobi Sport keluaran terbaru, memang keluarga ini memanjakan dengan fasilitas tetapi sulit untuk meluangkan waktu untuk bersama.

Varo mengendarai mobilnya dengan santai tanpa terburu buru padahal jam sudah menunjukkan 15 menit lagi gerbang akan di tutup.

Saat sampai di zebra cross lampu menunjukkan warna merah. Menunggu bersama para pengendara lainnya, tangannya bermain di Steering wheel saat asik menatap lurus ke depan dia melihat dari kejauhan seseorang gadis menatapnya tajam.

Varo mengernyitkan dahinya 'Siapa?' pikirnya, sambil menatap gadis itu.
Lampu berbuah menjadi hijau, saat varo ingin menjalankan mobilnya. Dia melihat kalau gadis yg menatapnya sudah hilang entah kemana

" ..... ini bukan novel bergenre horor, apa apaan gadis itu" ucapnya malas

Memajukan mobilnya menuju SMA EHS. Dia melihat dari kejauhan kalau gerbang ingin di tutup dengan kuat dia menekan tombol klakson dengan cepat membuat security itu tersentak kaget, langsung saja dia menambah kecepatan dan melesat masuk ke dalam gerbang itu. Membuat decitan pada ban roda itu dengan aspal.

Setelah memarkirkan mobilnya dengan asal dia keluar dan mengambil tasnya, saat ingin melangkahkan kakinya seseorang lebih dulu berdiri di hadapannya.

Pria dengan perawakan yang tinggi,  dengan memakai seragam lengkap dengan atributnya menatap dingin dirinya.

" Terlambat, 10 poin " ucapnya

Sambil mencatat namanya, apa reaksi varo? 'Tidak peduli' biasanya jika pemilik tubuh ini akan mencak-mencak tidak karuan karena namanya di catat dengan wajah kesal.

" .... "

Varo hanya diam, menunggu kelanjutan apa hukuman yg akan di berikan padanya. Dia menatap ke arah depan terdapat sekumpulan siswa/i yg terlambat juga. Tetapi lebih di dominasi dengan siswa yang terlambat.

Berjalan melangkah mendekati barisan itu.

" Ghavaro Rommel. Terlambat lagi ?" Ucap sang sekretaris OSIS itu

Gadis cantik dengan perawakan judes dengan rambut sebahu menatap sengit varo. Tapi tidak seperti biasanya varo hanya diam, biasanya dia akan menatap sengit juga gadis di depannya.

Varo berdiri di samping sahabatnya yg ternyata juga terlambat. Mahardika menatap teman seperjuangannya.

" Psttt Lo kemana aja? capek gua nunggu Lo dari tadi " ucapnya berbisik walau kedengaran

Staree

Varo menatap orang yg ada di sampingnya yang mana membuat Dika terkejut, bagaimana tidak terkejut tatapan itu seolah olah ingin mengulitinya.

Glek

Dika langsung berdiri tegak, dan menghadap ke depan sepertinya teman gilanya ini sedang dalam suasana yang buruk.

Rezef Hinston selaku ketua OSIS menatap datar para murid yg terlambat

" Setiap mendapat 10 poin, keliling lapangan 5 kali "

Di mulai dari barisan depan, berlari untuk mengelilingi lapangan basket ini. Saat barisan varo mulai berlari dia melepaskan tasnya dan ikut berlari.

Mereka melakukan putaran pertama, sampai ingin putaran terakhir orang yg di sampingnya ingin terjatuh dengan refleks dia menangkap tubuhnya. Seorang gadis masuk dalam dekapannya varo menatap mata obsidian itu yg terus memandangnya.

Dengan cepat gadis itu melepas pelukan itu

" Eh sorry gw ga sengaja" ucapnya

Melirik Neme-tag yg dia punya Annara Lukyanova oh ternyata protagonis itu. Melirik dari atas sampai bawah 'cantik' pikirnya setelah itu kembali menuntaskan tugasnya.

TBC

TRUE LUV [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang