27. Menginap

5.1K 386 8
                                    

Hari sudah mau gelap.

Tak berselang lama mereka berdua tiba di sebuah villa yang berada di gunung yang beberapa mil lagi terdapat sebuah desa.

Dalam pikiran Anggel, mungkinkah tempat rahasia yang dibilang Rena adalah sebuah villa?

"Kita udah sampai...ayo turun!" Ucap Rena bersemangat.

Rena keluar dari mobilnya dengan perasaan antusias ingin melancarkan aksinya.

Sebelum tiba, tadi Rena sempat menelfon ke beberapa pekerja yang berada di villa mengenai bagaimana persiapannya, pekerja itu menjawab sudah beres semuanya.

Anggel nampak berpikir sebentar kemudian keluar dari mobil dengan helaan nafas.

Rena langsung mengajak Anggel masuk kedalam Villa milik kelurganya dan menuntun Anggel menuju kamar yang akan di tempati Anggel.

"Nanti lo pake kamar yang ini, bagus ga?" Tanya Rena bersemangat memperlihatkan kamar yang akan di tempati Anggel, dengan ekspresi meminta pujian dari Anggel.

"Emang kita nginep disini?" Tanya balik Anggel dengan alis berkerut, pasalnya dia tidak pernah mengatakan akan ikut menginap dengan Rena.

"Yappp, hehe besok kan hari minggu jadi kita berdua nginep disini boleh ya!" Balas Rena dengan menampilkan mata puppy eyes dan gigi putihnya.

Anggel memijat keningnya sebentar, mengingat hari ini dia harus menangkap basa Rena sebagai pelaku pembunuhan Anggeline maka dirinya hanya bisa bersabar.

"Ya..ya..mau ya Anggel, pleaseeee!" Ucap Rena merengek sambil mengguncang-guncangkan tangan Anggel.

Anggel hanya bisa mengangguk kecil dan pasrah menerima ajakan Rena untuk bermalam di villa ini.

"Yatttaaaaaaa" teriakan Rena menggema di dalam Villa sambil meloncat-loncat kegirangan.

"Dih..lo udah kek monyet tau ga?" Sinis Anggel yang langsung menyadarkan Rena.

Rena yang mendengar itu bukannya marah dirinya malah cekikikan tak jelas.

"Yaudah kalo gitu lo mandi dulu aja, habis mandi dateng ke kamar gue ya...abis itu gue mau nunjukin sesuatu sama lo!"

"Gue ga bawa baju ganti ogeb! Lo nya si ngajak nginep tiba-tiba!" Kesal Anggel.

Rena terlihat bengong sebentar lalu tersadar kembali.

"Tenang aja, gue udah nyiapin piyama kembar kita berdua, tunggu sini biar gue ambil dulu!" Ucap Rena lalu langsung pergi berlari mengambil sebuah tote bag dari dalam mobilnya.

Anggel yang melihat tingkah Rena hanya menggeleng lalu Anggel berjalan ke arah balkon.

Ketika membuka pintu balkon, Anggel di sambut dengan Angin malam yang dingin, karena merasa dingin dengan cepat Anggel menutup kembali pintu balkon dan menunggu Rena kembali.

Tak berselang lama, Rena kembali dan langsung menyodorkan piyama berwarna merah muda dengan senyum pepsodentnya.

"Nah....ambil ini!"

Anggel mengambil piyama itu lalu menyuruh Rena keluar karena dirinya ingin membersihkan diri alias mandi.

...

Setelah selesai mandi, Angge langsung menggunakan piyama yang diberikan Rena padanya.

Piyamaa bermotif hello kitty dan berwarna pink, Anggel yang melihat penampilannya di cermin cukup imut menggunakan piyama ini pikirnya.

Kemudian keluar dari kamarnya dan berjalan menuju kamar Rena.

Saat tiba di depan pintu kamar Rena, Anggel tak sengaja mendengar perbincangan Rena sedang menelfon seseorang

'Gimana persiapannya?'

'Oke! Jangan sampe gagal ya!'

'Sip, ini tar lagi aku sama Anggel mau ke rooftop jadi harus lancar ya!'

'Okey'

Setelah tidak lagi mendengar suara Rena dari balik pintu, Anggel langsung mengetuk pintu kamar milik Rena.

Rena mendengar ketukan di pintu kamarnya terkejut dan langsung membukakan pintu untuk melihat siapa sosok yang mengetuk pintu kamarnya.

Anggel berdiri dengan tatapan dingin.

"L-lo...u-udah dari tadi di sini?" Tanya Rena terbata-bata.

Anggel melihat Rena sebentar lalu mengubah ekspresi wajahnya menjadi sebiasa mungkin.

"Ga, gue baru nyampe langsung ketok pintu lo! Napa emang?"

Rena langsung membuang nafas lega mendengar itu.

"Ga ada, ayo masuk ke kamar gue, tunggu bentar ya gue mau nyisir rambut dulu!" Ucap Rena dan mempersilahkan Anggel masuk ke dalam kamarnya.

Anggel tanpa menjawab langsung masuk kedalam kamar Rena.

"Ini Villa milik keluarga lo?" Tanya Anggel sambil duduk di atas kasur Rena yang di balas anggukan kepala oleh Rena.

"Iya ini villa keluarga gue, tapi gue jarang kesini bareng keluarga, soalnya bokap, nyokap, sama abang gue kerjaannya pada sibuk, jadinya ga ada waktu!" Balas Rena tanpa melihat Anggel.

Anggel yang mengerti langsung menganggukan kepalanya.

"Oke udah siap!" Teriak Rena sambil membalikan badannya melihat Anggel.

"Wah....ga nyangka gue bisa pake piyama samaan bareng lo!" Sambungnya.

Saat ini keduanya memakai piyama yang sama imut tak lupa juga sepasang sendal berbulu tebal terpasang di sepasang kaki masing-masing.

Rena langsung membawa Anggel menuju rooftop, Anggel yang di tarik oleh Rena hanya bisa pasrah mengikuti kemauaan Rena.

"Dah samapi......tadaaaaaaaa!" Teriak Rena ketika membuka pintu Rooftop.

Anggel berjalan memasuki area rooftop, pemandangan dari atas sini terbilang sangat indah, lampu-lampu kota yang menyala berwarna-warni di dampingi sinar bulan yang terang di malam hari membuat suasana terasa nyaman.

"Gimana bagus ga?" Tanya Rena dengan ekspresi antusias.

Anggel menganggukan kepalanya dan masih mengagumi keindahan di malam hari.

Ternyata di sudut rooftop terdapat sofa, meja dan juga alat untuk BBQ-an.

"Ini bukan acara utamanya! Jadi lo harus bantuin gue ambil barang ke bawah, ayo!" Ajak Rena menarik tangan Anggel.

"Ngapain tadi pas kita naik lo ga bilang sekalian?" Kesal Anggel, merasa Rena sangat merepotkan.

"Hehehe...lupa tadi, saking semangatnya gue buat nunjukin pemandangan yang cakep ke lo!" Balas Rena dengan cengiran khasnya tanpa merasa berdosa.

Anggel berdecih, mengingat kembali Jika Rena adalah salah satu pelaku pembunuhan Anggeline untuk apa bersusah-susah seperti ini?

Rena tak mempedulikan itu dan hanya terus menyeret Anggel mengikutinya kebawah untuk mengambil jagung dan daging tentunya.

"Lo ambil daging di dapur ya, gue ambil jagung di dalam mobil, tadi gue lupa ngeluarin dari mobil!" Kata Rena.

Anggel mendecakan lidah sambil menggelngkan kepalanya.

"Lo masih muda tapi udah pikun duluan ya!" Ejek Anggel.

"Biarin yang penting mah gue banyak yang naksir, wleee!" Balas Rena membalas ejekan Anggel.

Lalu keduanya tertawa bersama.

Setelah itu Anggel menuju dapur mengambil sepiring daging yang menumpuk di dalam kulkas, tak lupa dengan tatapan yang selalu mengawasi setiap sudut villa ini.

Namun Anggel tak menemukan sama sekali tanda-tanda yang mengganjal dari villa ini seolah dugaan Anggel mengenai Rena yang merupakan pelaku dari pembunuhan Anggeline adalah salah.

Tak mau ambil pusing, Anggel langsung pergi tanpa menunggu Rena menuju rooftop sambil membawa sepiring daging di tangannya.

Sudah 20 menit Anggel duduk sendirian di sofa rooftop tapi Rena belum kembali sama sekali.

Merasa janggal dengan itu, Anggel langsung turun lagi kebawah mencari Rena.

Anggeline Or AnggelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang