07. Rumah Sakit

8.8K 613 1
                                    

Jam menunjukan pukul 21.15 ketika bi Ima tiba membawa Anggel ke rumah sakit dan langsung diperiksa oleh dokter.

kata dokter, Anggel mengalami stress karena kurang istirahat dan pola makan yang tidak teratur membuat tubunya melemah ditambah ada bekas tamparan keras di pipi kirinya, ini yang menjadi faktor utama penyebab Anggel pingsan.

bi Ima menatap senduh kearah Anggel yang masih belum sadar.

"Pasti tamparan dari nyonya" bi Ima berguman dengan pelan tentunya tidak akan terdengar oleh dokter.

"ketika pasien sadar nanti, berikan obat ini setelah makan siang dan makan malam"

dokter langsung menulis resep obat dan menyerahkannya ke bi ima untuk di tebus.

"Terima kasih dok"

dokter menganggukan kepala dan langsung berjalan keluar karena  masih harus memeriksa pasien-pasien lainnya.

kedua orang tua Anggel tidak tau kalau saat ini Anggel berada di rumah sakit.

bi Ima tidak memberitahukannya karena pikirnya kedua orang tua Anggeline tidak akan mempedulikan jika Anggel jatuh sakit.

bi Ima menjaga Anggel semalaman sambil menggengam tangan Anggel, tanpa tidur karena takut Anggel akan meninggalkannya seperti cucunya.

dulunya bi Ima juga memiliki seorang cucu perempuan yang usianya seperti Anggel.

tetapi cucunya telah meninggal saat berusia 7 tahun bersama ibunya yang merupakan anak dari bi Ima karena sebuah insiden kecelakaan saat itu.

hal ini membuat bi Ima merasa terpuruk.

tatapan matanya selalu kosong ketika teringat akan cucu dan anaknya.

dia berusaha mencari pekerjaan, dengan harapan ketika bekerja dia tak lagi memikirkan cucu dan anaknya.

hingga suatu ketika dia diterima bekerja di salah satu rumah orang besar yang berada di kota sebagai juru masak.

tanpa pikir panjang bi Ima langsung pergi menuju kota tujuan di kediaman keluarga Melrando.

saat tiba di rumah keluarga melrando, bi Ima langsung di wawancarai oleh nyonya rumah.

dan akhirnya diterima.

sekitar dua minggu bekerja dalam kediaman Melrando, semuanya berjalan dengan damai tanpa hambatan.

tidak ada masalah dalam keluarga ini, begitulah pikirnya.

dia juga mengetahui di dalam kediaman ini memiliki dua nona muda dan satu tuan muda.

dari ketiga anak-anak itu, duanya terlihat akrab dengan orang tua mereka dan satunya lagi terlihat kaku.

melihat kedua nona muda keluarga ini, dia selalu teringat akan cucunya.

terutama ketika melihat Anggel.

Hingga suatu ketika bi Ima yang berencana akan mengantarkan makanan ke dalam kamar nona muda Anggel tak sengaja melihat nyonya rumah sedang memukul Anggel.

bi Ima menatap tak percaya.

kini dia tau alasan mengapa nona muda Anggel terlihat kaku ketika bersama keluarganya.

itu disebabkan oleh perilaku keluarganya sendiri.

ingin sekali dia berlari memeluk tubuh kecil itu dan menenangkan dalam pelukannya, tetapi mengingat dirinya hanya seorang juru masak, dia langsung mengurungkan niatnya.

lama kelamaan bi Ima dan Anggel semakin dekat hingga dimana Anggel telah menganggap bi Ima sebagai neneknya.

hal ini tentu saja membuat bi Ima senang bukan main.

Anggeline Or AnggelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang