Bab 10

1.4K 28 3
                                    

Seorang laki-laki membuka pintu sebuah rumah dan masuk ke dalam. Dia bermaksud untuk mengunjungi pemilik rumah tersebut. Rumah itu dalam keadaan yang sepi, namun si laki-laki cuek saja dan berjalan maju seperti sudah hal biasa saja mengunjunginya. Di depannya terdapat sebuah tangga menuju ke lantai dua. Dinaikinya tangga itu lalu mendapati sebuah ruangan berupa kamar yang dalam keadaan terbuka. Barang-barang di dalamnya tertata cukup rapi, hanya ada sepasang kaos dan celana pendek beserta celana dalam yang terletak di atas kasur.

Kamar itu dalam keadaa kosong. Orang yang dicarinya sepertinya tidak berada di dalam kamar. Dia pun bermaksud untuk mencari di ruangan lain sebelum akhirnya mendengar suara cipratan air dari arah bawah di kolam renang. Lalu disimpulkannya bahwa yang dia cari sementara berenang di kolam renang itu. Berjalanlah dia turun ke bawah untuk menghampiri orang itu.

Sampai di bawah, dia mendapati orang yang dia cari sedang berenang dengan setelan birthday suit-nya alias tidak mengenakan apa-apa.

"Oii Bram." Teriak orang itu yang ternyata adalah Marko. Dia hanya geleng-geleng kepala melihat temannya yang tidak menyadari kehadirannya saat ini. Dapat dilihatnya dengan jelas tubuh bagian belakang Bram berenang ke sana ke mari, mulai dari punggung, pinggang, bongkahan bokong, sampai bagian telapak kaki. Semuanya bagaikan jelmaan bangsa Yunani yang keluar dari dalam lukisan-lukisan yang terkenal dari jaman dulu.

"BRAM!" teriak Marko untuk yang ke sekian kalinya dan baru didengar oleh sahabatnya itu.

Bram berenang ke tepian dan menyandarkan lengannya di tepian kolam di dekat Marko. "Eh, sudah lama lo?" tanya Bram.

"Mm, dua jam mungkin?" jawab Marko melebih-lebihkan.

"Hahaha, nggak mungkinlah. Gua aja baru berenang sekitar 40 menit." Kata Bram sambil mencipratkan air ke arah Marko.

"Lo sih, keasikan berenang sampe dipanggil-panggil nggak nyahut." Kata Marko sambil menghindari cipratan air. "Mana berenangnya nggak pake apa-apa lagi. Kesenangan ya lo telanjang di mana-mana." Sambung Marko. Dia memang sudah beberapa kali menemani Bram bertelanjang di beberapa tempat seperti taman dekat rumah dan lapangan voli sekolah.

"Wkwkwk, enak lo telanjang kayak gini. Serasa bebas aja gitu. Makanya lo juga coba." Kata Bram yang sudah beberapa kali mengajak Marko untuk eksib bersamanya namun Marko menolak.

"Tau ah, gua mau berenang juga." Marko kemudian membuka kaos beserta celananya dan menyisakan kolornya kemudian melompat ke dalam kolam.

Keduanya pun berenang dengan sukacita di kolam itu. Meskipun tidak sedang berenang di pantai atau tempat lainnya, tetapi cukup bagi mereka untuk melepas penat mereka setelah menghadapi penilaian akhir semester genap. Ya, merekas sedang libur kenaikan kelas. Yang artinya dalam beberapa minggu ke depan mereka akan duduk di kelas XII.

Selama 30 menit mereka berenang menyusuri kolam itu, saling mencipratkan air, bahkan saling menarik kaki sampai ke dalam air. Bram kemudian naik dari kolam renang dan menuju ke dapur. Di sana dia mengambil dua gelas berisi jus jeruk dari dalam kulkas dan kembali menghampiri Marko.

"Nih, minum dulu." Bram menyodorkan salah satu gelas kepada temannya.

"Thanks, Bro." kata Marko kemudian meneguk jus itu sampai tersisa setengahnya.

Lalu terjadi perbincangan random di antara mereka berdua. Mulai dari ekskul voli mereka, guru killer di sekolah, adik kelas favorit, orang tua, juga hasil lomba olimpiade yang Bram ikuti. Pengumumannya sudah keluar, sayangnya Bram terhenti di tingkat propinsi. Namun hal itu tetap saja membuat pihak sekolah dan orang tua Bram merasa bangga.

Bram dan MarkoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang