Bab 21

1.1K 28 6
                                    

Hari yang dinanti oleh tim volly pun tiba. Mereka akan berangkat ke tempat pertandingan dilaksanakan. Pihak sekolah menyewa bus untuk akomodasi peserta dan pelatih tim. Jumlah anggota tim yang berangkat beserta pelatih ada 12 orang, termasuk Bram, Marko, Gino, dan Aldi. Mereka berempat memilih tempat duduk yang paling belakang.

Duduk berjejeran seperti ini membuat Bram kembali teringat akan kejadian dua hari yang lalu. Dia sangat bersyukur dengan kehadiran Gino dan Aldi saat itu. Kalau tidak ada mereka berdua, entah apa yang akan terjadi malam itu pada dirinya dan Marko. Meski demikian, dia pun harus merelakan rahasianya dan Marko kini harus diketahui orang lain. Untung saja Gino dan Aldi tidak bereaksi berlebihan atau bahkan menjauhi mereka berdua begitu mengetahui cerita yang sebenarnya. Gino dan Aldi malah ingin melihat mereka berdua pada saat mereka melakukan "hobby aneh" itu. Untuk hal itu Bram dan Marko setuju, namun meminta agar merahasiakannya dari anggota tim yang lain.

Sampai di tempat pertandingan, mereka segera bersiap-siap untuk melawan tim dari sekolah lain untuk putaran pertama. Semua anggota pun melakukan pemanasan, baik yang masuk dalam starting line up ataupun pemain cadangan.

Pertandingan pun berlangsung. Bram dan timnya bermain dengan sangat baik. Mereka terus saja bermain dominan dan tidak membiarkan lawan mengembangkan permainannya. Secara bergantian mereka menyerang pertahanan lawan, terutama Bram sebagai opposite hitter. Ditambah Marko yang berperan sebagai middle blocker yang beberapa kali membendung serangan lawan. Hasil akhir mereka raih dengan skor 3-0.

Mereka akan bertanding di babak perempat final besok harinya, hari Sabtu. Tentu saja mereka senang dengan hasil yang diperoleh. Namun, mereka membidik untuk bisa mencapai semifinal bahkan final pada minggu berikutnya. Dengan berakhirnya pertandingan, maka mereka akan kembali pulang ke rumah masing-masing karena lokasi pertandingan dan sekolah masih cukup dekat, yakni hanya memakan waktu satu jam perjalanan.

Pada saat mereka akan keluar dari lokasi pertandingan, Bram dan Marko dicegat oleh seorang siswa yang berasal dari sekolah lain.

"Hallo, Bram. Apa kabar?" sapa siswa tersebut.

"Jovan. Kabar baik." Ternyata yang menyapa adalah Jovan. Siswa yang mengerjai Bram hingga telanjang sewaktu di hotel.

"Ternyata kamu ikut lomba volly juga ya. Dan kuliat tadi sekolah lu menang." Sambung Jovan dan hanya ditanggapi dengan senyuman oleh Bram.

"Sepertinya besok kita bakalan ketemu di perempat final nih." Kata Jovan sambil menaikkan alisnya.

"Em, kan elu belum tanding. Emangnya sudah yakin bakalan menang hari ini?" Tanya Marko yang dari tadi diam namun memperhatikan tingkah Jovan yang menurutnya terlalu percaya diri.

"Hahaha, lu liat aja nanti besok siapa yang bakal lawan kalian." Kata Jovan kemudian meninggalkan mereka berdua.

"Lu kenal di mana anak songong kayak gitu?" tanya Marko kepada Bram.

"Aku ketemu dia waktu di olimpiade sains lalu." Jawab Bram kemudian meninggalkan Marko.

***

Keesokan harinya pertandingan sudah memasuki perempat final. Ternyata memang benar bahwa Bram dan kawan-kawan akan menghadapi tim Jovan. Kedua timpun sudah bersiap melakukan pemanasan. Secara kebetulan Bram dan Jovan berdiri dekat dengan net sehingga keduanya terlibat dalam percakapan singkat.

"Gimana Bram? Sudah siap kalah?" kata Jovan pelan.

"Pertanyaan itu kayaknya cocok untuk diri lo sendiri." Jawab Bram sambil tersenyum.

"Kalo kita taruhan, gimana? Yang kalah harus ikutin perintah yang menang." Jovan menantang Bram.

"Oke, deal." Bram menjabat tangan Jovan. Jovan kemudian membalikkan badan dan bergabung dengan rekan timnya yang sedang pemanasan. Begitu juga dengan Bram.

Bram dan MarkoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang