Di sebuah danau indah yg ada di pusat kota, terlihat seorang laki-laki dengan kursi rodanya yg masih betah di sana sejak satu jam lalu. Ia memandang lurus ke arah danau yg terdapat senja di ujungnya.
Langit-langit yg semula cerah kini mulai berubah menjadi jingga. Lampu-lampu jalan yg mati kini mulai menyala menerangi jalanan yg ada. Beberapa kali kerikil kecil ia lemparkan ke arah air danau.
Helaan nafas terus saja keluar dari bibir tipis nya. Langit yg semula jingga kini berubah menjadi gelap, suasana taman kini mulai sepi.
Pandangan nya pun beralih menatap seorang gadis yg sedang duduk di sebuah kursi, gadis itu terlihat sedang menikmati senja sama seperti dirinya.
Ia menjalankan kursi rodanya mendekat ke arah gadis itu kemudian berhenti tepat di sebelah kursi yg gadis itu duduki.
"Apa kau suka senja?"tanya laki-laki itu
"Mungkin jika aku bisa melihat"jawab gadis itu membuat laki-laki yg ada di sebelah nya diam.
"Boleh kita menjadi teman?"tanya laki-laki itu
"Kau ingin berteman dengan ku?"tanya gadis itu
"Tentu kenapa tidak? Namaku Zee"ucap Zee memperkenalkan diri
"Biasanya tidak ada yg mau berkenalan dengan ku apa lagi menjadi temanku"ucap gadis itu
"Tapi sekarang kau akan punya teman"ucap Zee
"Jadi siapa namamu?"tanya Zee
"Aku Chika"ucap Chika.
"Apa kau sering ke sini?"tanya Zee
"Ya, taman ini tempat favorit ku"jawab Chika
"Ku lihat kita seumuran, apa kau masih bersekolah?"tanya Zee
"Ya, aku menuntut ilmu di SMA difabel school"jawab Chika
"Benarkah? Aku juga sekolah di sana"pekik Zee
"Wah akhirnya aku memiliki teman"lanjutnya
"Kau juga sekolah di sana?"tanya Chika
"Ya, kenapa tidak?"tanya Zee
"Tapi kenapa dengan mu? Apa kau sama seperti ku?"tanya Chika
"Tidak, aku masih bisa melihat"ucap Zee
"Lalu?"tanya Chika
"Tapi aku tidak memiliki kaki sejak kecelakaan yg menimpa keluargaku. tapi tidak apa, tuhan hanya merenggut kedua orang tua dan juga kakiku bukan kebahagiaan ku"ucap Zee tersenyum yg membuat Chika terdiam
Suasana menjadi hening tidak ada yg membuka suara, Chika yg masih merasa tidak enak pada Zee memilih diam.
"Karna ini sudah malam lebih baik aku mengantar mu pulang"ucap Zee
"Tidak perlu, aku bisa pulang sendiri"tolak Chika
"Aku tidak akan tega membiarkan seorang gadis berjalan di malam hari seorang diri. Ayo aku akan mengantarmu"ucap Zee penuh semangat.
Zee pun menjalankan kursi rodanya dengan Chika yg berjalan di sebelahnya di bantu dengan tongkat besi yg selalu Chika bawa.
Skip.
Setelah mengantarkan Chika pulang, Ia pun menjalankan kursi rodanya untuk meninggalkan area rumah Chika untuk kembali ke rumahnya.
Di sebuah rumah minimalis yg terbilang sederhana, Zee membuka gerbang rumahnya kemudian masuk. Suasana rumah saat ini sepi Karna tidak ada orang sama sekali di rumah itu selain dirinya.
Lampu-lampu yg padam kini mulai hidup dan menerangi seluruh penjuru rumah. Kursi rodanya perlahan maju menuju ke arah dapur untuk mengambil segelas air kemudian meneguk nya. Rasa haus yg menyerang nya sedari tadi kini mulai hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Untuk Chika [End]
Teen FictionMenceritakan tentang sepasang insan yg memiliki kekurangan namun mereka hidup berdampingan dan saling melengkapi. Namun, pertemuan yg tidak di sengaja malah menjadi awal dari perjalanan hidup yg panjang bagi mereka. "aku akan menjadi mata untukmu da...