Dari kejauhan tampak seorang wanita paruh baya yg sedang memperhatikan Zee dan empat bersaudara.
Ia menatap mereka semua dengan tatapan benci, sorot mata yg tajam seolah mampu menakhlukan segalanya.
Di sebelahnya terlihat seorang gadis yg juga menatap ke arah Zee dengan tangan yg di lipat di dada.
Ia memandang remeh ke arah mobil Zee yg mulai pergi dari area perumahan elite itu.
"Setelah ini apa yg harus kita lakukan ma?"tanya Nadira
"Mama punya ide yg sangat bagus"ucap Anita kamudian mulai membisikan ide licik yg sudah terancang di otaknya.
"Ide yg bagus, aku suka"ucap Nadira
"Setelah ini tidak ada yg bisa menghalangiku"ucap Anita kemudian mulai meninggalkan area perumahan elite itu.
Skip.
Bel pulang sudah berbunyi 15 menit yg lalu. ia menoleh ke kiri dan ke kanan, tak mendapati seseorang yg sedang ia tunggu.
Ia kembali menghembuskan nafasnya kemudian menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi roda.
Tadi Tara sudah berjanji jika akan menjemput Zee, namun Tara sama sekali tak terlihat dari tadi.
Zee yg sudah kesal pun mulai menjalankan kursi rodanya berniat akan pulang sendiri.
Hari sudah semakin sore dan kendaraan pun semakin jarang melintas
Zee mempercepat gerak nya menghindari hari yg semakin menggelap. Kursi rodanya berhenti saat sebuah mobil hitam pekat berhenti tepat di sampingnya.
Zee menoleh dan tersenyum, ia kira itu adalah mobil Tara Karna memang warna dan tipe nya sama.
Namun siapa sangka, dua orang bertubuh besar keluar dari dalam mobil itu dengan penutup muka yg mereka pakai.
Tubuh Zee tiba-tiba kaku mendapati dua orang itu mendekat dengan sebuah tali yg ada di tangan salah satu di antara mereka.
Zee mulai memundurkan kursi rodanya saat orang berbadan kekar itu mendekati nya.
"Siapa kalian?"tanya Zee waspada
"Kenapa kau ingin tau nama kami? Kami di sini ingin menculik mu bukan berkenalan dengan mu"ucap salah satu di antara mereka.
"Cepat tangkap dia agar pekerjaan kita cepat selesai, hanya menculik anak cacat seperti ini kalian harus membutuhkan waktu yang lama"ucap seorang di antara mereka yg berada di kursi kemudi.
Dengan gerakan cepat sebuah sapu tangan yg sudah di beri obat tidur menempel sempurna di mulut Zee hingga menutupi area hidungnya.
Zee yg tidak siap mulai kehilangan kesadarannya dan perlahan matanya mulai buram dan gelap.
Mereka membopong tubuh Zee masuk dalam mobil itu, kemudian menoleh ke kanan dan kiri sebelum akhirnya mobil mereka melaju meninggalkan tempat kejadian.
Tara menoleh ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan Zee, ia sempat bertanya pada satpam yg berjaga di gerbang namun satpam itu menjawab tidak tau Karna saat itu ia sedang ke kantin membeli kopi.
Tara menggaruk kepalang bingung lantaran ia harus menunggu atau pergi dari area sekolah Zee.
"Kemana Zee? Aku sudah bilang tunggu aku dan jangan pergi sebelum aku datang"ucap Tara
Dengan berat Tara berjalan menuju ke mobilnya meninggalkan area sekolah Zee.
Di sebuah pemukiman kumuh di pinggiran kota, sebuah mobil mewah terlihat datang dengan seorang laki-laki yg di tutupi kain di kepalanya.
Mereka masuk ke salah satu rumah yg ada di sana, meletakkan laki-laki yg mereka bawa itu ke tangah ruangan.
Zee, laki-laki itu sudah sadar sejak 5 menit yang lalu. Ia terbatuk pelan saat debu yg berterbangan mulai masuk ke Indra penciuman nya.
Suara tawa seorang wanita menggelegar memekik keras ke telinga Zee, ia tau siapa pemilik suara itu.
Walaupun ingatan Zee tidak sekuat Chika tapi ia tau siapa wanita itu, kain yg sejak tadi menutupi kepalanya kini di buka.
Menampakan yg pertama ia lihat adalah Anita dan juga Nadira, wanita licik yg selalu saja ingin membuat hidupnya sengsara.
"Bagaimana kejutan dari ku zean glendra Davidson?"tanya Anita
"Ku harap kau terkejut"lanjutnya
"Apa yg kalian inginkan dari ku?"tanya Zee
"Untuk sekarang hanya kematianmu dan nanti adalah hartamu"jawab Nadira
"Kalian sungguh kejam, mau berbuat hal-hal keji atas dasar harta!!"teriak Zee
Suara Zee meraung keras memenuhi ruangan lusuh itu, tak lama suara tawa meledek terdengar jelas di telingan Zee
"Tentu saja, harta adalah segalanya Zee"ucap Anita
"Tapi kalian sangatlah berlebihan!!"teriak Zee lagi
Nadira berjalan mendekat ke arah Zee yg masih terduduk di lantai berdebu, ia berjongkok tepat di depan Zee.
Tanganya yg lentik mulai bergerak menuju ke wajah Zee, gadis itu dengan kuat mencengkram rahang laki-laki itu hingga Zee sedikit meringis saat kuku-kuku Nadira menancap di pipinya.
"Jangan berteriak kami tidak tuli"bisik Nadira tepat di telinga Zee
"Kalian memang tidak tuli tapi kalian buta Karna harta dan tuli Karna fakta"ucap Zee
"Perusahaan yg di kolola om Bisma adalah milik ayah ku bukan Kalian"lanjut nya
"Maka dari itu aku akan membuat perusahaan itu menjadi miliku dan separuh saham tua Bangka itu menjadi miliku"ucap Anita sambil tersenyum remeh
"Aku tidak akan membiarkannya"ucap Zee
"Benarkah? Kau bisa apa? Kau bahkan tidak bisa berjalan, lalu bagaimana kau menghentikan ku?"tanya Anita yg di susul tawa remeh Anita dan Nadira
"Sudah, diam duduk dan ikuti saja semua yg kami perintahkan dan setelah tugas mu selesai kau boleh pergi"ucap Nadira
"Tofan cepat ambil berkas itu"suruh Anita yg di angguki oleh Tofan salah satu bodyguard Anita
Tak lama kemudian datanglah Tofan dengan sebuah map berwarna hijau di tanganya, ia menyerahkan map itu pada Anita yg langsung di terima oleh Wanita itu.
"Cepat tanda tangan dan tugasmu selesai"suruh Anita sambil membuka berkas itu tepat di hadapan Zee
Zee membaca berkas itu sebentar kemudian mulai menatap ke arah Anita dengan tatapan tak percaya
"Bagaimana kau bisa mendapatkan duplikat perusahaan?"tanya Zee
"Itu hal yg mudah, aku hanya perlu menyuruh salah seorang kariawan untuk membuat kan aku duplikatnya dan selesai"jawab Anita enteng
"Dasar brengsek!!, Dasar wanita licik kamu!!"teriak Zee sambil meronta
"Aku tidak membutuhkan teriakan mu, cepat tanda tangan di sini"suruh Anita
"Tidak akan pernah"tekan Zee
"Sebenarnya aku tidak perlu susah payah mendapatkan tanda tangan mu, aku hanya perlu mendapatkan cap jari mu itu sudah cukup"ucap Anita
"Cepat pegang dia dan nanti saat saya kembali harus sudah ada cap jari nya di atas berkas itu"ucap Anita kemudian berjalan pergi meninggalkan mereka.
"Dasar payah"ucap Nadira kemudian berjalan mengikuti Anita
"Dasar wanita brengsek kalian!!"teriak Zee
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Untuk Chika [End]
Teen FictionMenceritakan tentang sepasang insan yg memiliki kekurangan namun mereka hidup berdampingan dan saling melengkapi. Namun, pertemuan yg tidak di sengaja malah menjadi awal dari perjalanan hidup yg panjang bagi mereka. "aku akan menjadi mata untukmu da...