8.

432 82 0
                                    

Zee terbangun dari tidurnya kala mendengar suara ketukan pintu dari luar rumah. Ia duduk di kursi rodanya kemudian berjalan keluar menuju pintu utama.

Ia membuka pintu rumahnya dan siapa yg menyangka jika di balik pintu itu terdapat cay dengan wajah cemberutnya.

"Kau sangat lama"ucap cay kemudian berjalan masuk melewati Zee

"Sangat tidak sopan"cibir Zee

"Ada apa kemari?"tanya Zee

"Apa kau tidak menyuruh kami masuk terlebih dahulu?"tanya qaiva

"Oh iya silahkan masuk"ucap Zee memberi jalan.

"Jadi ada apa kemari malam-malam?"tanya Zee

"Kami akan tinggal di sini"ucap Tara

"Tapi kenapa?"tanya Zee

"Kakek melihat nyonya Anita datang ke sini beberapa hari lalu, dia hanya ingin kami menjagamu"ucap Tara

"Apa kakek liat apa yg di lakuin Tante Anita?"tanya Zee yg di jawab anggukan oleh Zaira

"Semua?"tanya Zee yg kembali mendapat anggukan dari Tara

Zee menghela nafasnya kemudian memijit pelipisnya. Kakeknya benar-benar mengirim beberapa orang untuk memata-matai nya.

"Aku tidak mungkin mengusir kalian, ini sudah malam dan aku tidak Setega itu"

"Sebenarnya aku tidak ingin kalian menjagaku, tapi jika aku menolak kalian kakek pasti akan melakukan hal gila lebih dari ini"ucap Zee

"Kalian pilih saja kamar kalian, di lantai dua ada 3 buah kamar silahkan pilih saja mana yg kalian inginkan"ucap Zee

"Mana kamar yg paling dekat?"tanya cay yg sejak tadi tidur di sofa

"Sebelah kamarku"jawab Zee yg di balas anggukan oleh cay.

Cay berjalan lunglai menuju kamar, kelihatannya laki-laki itu sudah sangat mengantuk. Ia berjalan masuk ke dalam kamar kemudian menutupnya.

"Aku akan kembali ke kamarku, kalian pilih saja kamar mana yg kalian ingin tempati"ucap Zee kemudian kembali menuju ke kamarnya.

"Aku akan ke kamarku"ucap Zaira kemudian berjalan menuju ke kamarnya di ikuti qaiva di belakangnya.

Tara menghela nafasnya kemudian berjalan mengikuti kedua adiknya untuk menuju ke kamarnya.

Skip.

Keesokan harinya.

Zee berangkat ke sekolah dengan wajah masamnya. Ia melirik sinis ke sebelah kanannya yg terdapat cay yg sedang berjalan sambil tersenyum lebar.

Hari ini ia harus dia antar oleh keempat bersaudara Karna mereka bilang ini demi keselamatannya.

Awalnya mereka ingin mengantar Zee menggunakan mobil, tapi Zee bilang berjalan di pagi hari itu lebih sehat walaupun Zee hanya menggunakan tanganya untuk menggerakkan kursi roda toh itu sama saja.

Cay masih setia dengan senyumnya yang tak luntur sedari tadi, berbeda dengan saudara nya yg hanya memasang wajah datar, sungguh hidup yg tidak berwarna.

Cay bediri di sebelah Zee dengan senyumnya yang semakin merekah. Seorang gadis berdarah Eropa keluar dari rumah.

Matanya yg coklat dan rambut yg pirang mendominasi kecantikan nya. Zee tersenyum kemudian meraih tangan gadis itu.

"Ayo berangkat"ajak Zee

"Aku pikir kamu belum dateng"ucap Chika

"Aku tidak akan terlambat menjemput seorang bidadari"ucap Zee yg membuat Chika tersenyum malu

Senja Untuk Chika [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang