PART 9

106 55 8
                                    

Ramaikan di setiap paragraf and part dengan komen positif kalian , jangan lupa follow dan vote ya guys!!

TANDAI TYPO!

*HAPPY READING*

*
*
*
*

"Kenapa aku memilihmu di antara miliyaran manusia di dunia ini? Karena hanya dengan kamu , hatiku merasa bahagia"

-Kevin Kiano Daneswara

-Kevin Kiano Daneswara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ternyata lo disini."

Kevin menoleh lalu melihat siapa yang datang.

Seseorang itu tersenyum lalu duduk di samping Kevin. Dia Aura perempuan yang memiliki tatapan yang teduh, saat ia ingin pulang dan menaiki taxi pesanannya ia tak sengaja melihat sosok seseorang yang tidak asing di lihatnya. Itu Kevin cowok dingin yang tampak gelisah, Aura mendekati seseorang itu dan benar saja orang itu adalah Kevin.

"Ngapain lo disini?" Tanya Kevin.

"Harusnya gue yang nanya, lo sendiri ngapain disini?"

"Bukan urusan lo," jawabnya dengan ketus.

"Harusnya ini urusan gue, karena sejak gue tau nama lo dan begitupun sebaliknya lo tau nama gue itu artinya kita udah jadi teman, jadi urusan lo urusan gue juga, sedangkan urusan gue ya urusan gue lah ya kali urusan lo," tutur Aura.

Kevin menatap datar wajah perempuan yang ada di sampingnya itu. Perempuan aneh.

"Jadi sekarang lo kasi tau alasannya kenapa lo bisa disini?"

"Vin?"

Hening tak ada sedikitpun terdengar suara Kevin. Hal itu membuat Aura mendengus sebal.

"Emang bener-bener lo ya, cowok nyebelin, asal lo tau teman-teman lo itu panik, bahkan Gilang udah berkali-kali telfon lo, ngirimin lo pesan, tapi ga ada satupun lo balas, udah kayak di telan megalodon aja," ketusnya. Aura terus saja berbicara tanpa jeda hingga membuat gadis itu kelelahan dalam berbicara, Aura lupa jika dirinya tidak boleh terlalu banyak mengeluarkan energi pasalnya dia baru saja melakukan kemoterapi yang kesekian kalinya.

Semua itu tak luput dari pandangan Kevin, wajah Aura yang terus mengoceh tidak jelas membuat Kevin merasa gemas sendiri. Ingin sekali rasanya Kevin menyubit pipi Aura. Namun ia urungkan, Kevin tidak ingin jika Aura berpikir yang tidak-tidak mengenai dirinya.

KevinAura (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang