PART 5

116 57 5
                                    

Ramaikan di setiap paragraf and part dengan komen positif kalian , jangan lupa follow dan vote ya guys!!

TANDAI TYPO!

*HAPPY READING*

*
*
*
*

"Aku menahan kecewa, pertemuan yang harusnya penuh tawa rupanya hanya tersimpan dalam angan-angan"

"Aku menahan kecewa, pertemuan yang harusnya penuh tawa rupanya hanya tersimpan dalam angan-angan"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dokter Erlan mulai membuka suara, "Maf pak,"

Danu menggelengkan kepala, ia meraih kerah baju dokter Erlan itu lalu mengguncang tubuh dokter yang ada di hadapannya itu.

"Maksud dokter apa! Apa yang terjadi sama istri saya dok!" Wajah Danu merah karena sudah dari tadi ia menahan amarah.

Dokter Erlan menatap sendu ke arah Danu, ia tak tega menyampaikan berita yang begitu pahit.

"Istri bapak..."

Danu menggelengkan kepala "Nggak, tolong jangan ucapkan kalimat yang sangat saya benci itu DOKTER!!" Danu yang masih setia memegang kerah baju dokter Erlan dengan emosi yang sudah memuncak.

"Tenang pak tenang, kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi..." Dokter Erlan tak melanjutkan perkataannya, ia tak tahan melihat Danu yang sudah berlinang air mata.

Danu yang paham apa yang di ucapkan dokter Erlan, perlahan lahan tangannya terlepas dari baju dokter Erlan, ia mundur beberapa langkah, Danu menatap tak percaya ke arah dokter Erlan.

"Saya permisi pak, tetap tabah," ucap dokter Erlan lalu pergi meninggalkan Danu yang masih diam mematung.

"Gak, ini ga mungkin." Ucap Danu lalu masuk kedalam ruangan Maya.

Di dalam sana, ada beberapa suster yang melepas semua alat yang masih terpasang di tubuh Maya, Danu perlahan-lahan jalan ke arah tubuh yang sudah kaku itu.

Para suster yang paham akan situasi mereka memilih untuk keluar ruangan membiarkan sepasang suami istri yang sedang berduka.

"Sayang.." lirih Danu, ia mengecup sayang wajah Maya, dengan mengelus rambutnya dengan penuh cinta.

Air mata Danu sudah bagaikan hujan yang mengalir deras, hatinya begitu hancur melihat wajah pucat istrinya, senyum yang manis itu sudah tidak ada lagi.

KevinAura (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang