04

4.5K 417 11
                                    


17.00 WIB

Anggota AIURS sudah kembali kerumah masing-masing, kini tinggal Park bersaudara yang masih dirumah sakit. Orang tua mereka pergi bekerja dan mungkin akan pulang larut malam.

Rose dan Junhoe memang workholic jadi tak heran jika mereka tidak ada saat anak sulungnya sedang sakit seperti ini. Pekerjaan mereka lebih penting mungkin daripada kesehatan anaknya.

Baik Jeongwoo maupun Jihoon, bukan Jiel. Mereka berdua sudah terbiasa dengan sifat orang tua mereka yang lebih mementingkan perusahaan, saham dan investasi. Daripada anak mereka sendiri.

Itu juga yang mempengaruhi kenapa Park bersaudara suka ikut tawuran, bolos sekolah dan yang lainnya. Karena memang didikan dari orang tuanya kurang.

Tinggalkan sejenak tentang kehidupan Park bersaudara, kita lihat bagaimana Jeongwoo yang sedang frustasi karena kakaknya terus meminta untuk pulang.

"Gak bisa kak, dokter aja bilang lo belum boleh pulang. Mau sampe kapan sih dibilangin?!" Tanpa sadar Jeongwoo membentak Jiel karena frustasi.

Yang dibentak lantas terjengkit(?) kaget dan menyembunyikannya dirinya dibalik selimut.

Jiel sangat membenci jika ada yang memarahi atau bahkan membentaknya, Jiel benci ketika mereka selalu menyalahkannya ketika ia dimarahi walau ia tak salah. Jiel benci wajah menyeramkan mereka ketika sedang memarahinya.

Itu sebabnya, di kehidupan sebelumnya kedua orang tuanya juga Jeje tak pernah memarahi dirinya. Jika itu bukan kesalahan besar maka ia hanya akan mendapat teguran, bukan bentakan.

Tapi disini berbeda. Hanya meminta pulang dari rumah sakit saja ia langsung dibentak, bagaimana nanti jika ia melakukan kesalahan besar, apa ia akan dipukul atau dicambuk? Haaah memikirkannya saja membuat Jiel meneteskan air mata.

"Huhuhu Bunaaa! Jiel gak mau disini. Jiel mau pulang aja sama Buna! Huwaaaaa Buna Jiel takut disini huhuhu" Batin Jiel meraung-raung.

Tangisan Jiel semakin kencang tapi sebisa mungkin ia tak mengeluarkan suara takut Jeongwoo semakin marah.

Tapi Jeongwoo mengetahui itu. Pria bermata bak serigala itu tau jika kakaknya sedang menangis, jadi ia hanya diam membiarkan Jihoon menangis.

Tak berniat menenangkan atau menghentikan tangis Jiel karena Jeongwoo gengsi untuk melakukannya.

Hingga tak berselang lama, suara isakan dari Jiel tak terdengar terganti dengan erangan kecil.

Jeongwoo diam, rasa khawatir mulai menghantuinya sekarang apalagi saat erangan kecil dari kakaknya semakin terdengar.

Dengan panik Jeongwoo menekan tombol diatas brankar Jiel beberapa kali sampai dokter dan perawat datang.

Dokter tersebut tanpa banyak bicara langsung menghampiri brankar Jiel, membuka selimut yang menutupi seluruh tubuh pasiennya.

Dan keadaan yang terlihat adalah wajah Jiel yang memerah, air mata mengalir ke pipi gembul nya dan lagi, sepertinya Jiel juga kesulitan bernapas karena nafas anak itu yang tersendat-sendat, mulutnya sedikit terbuka dan tangan yang memegang dadanya.

"Jihoon bernafas lah" dokter memberi instruksi pada Jiel selagi ia memasangkan selang oksigen(?) pada hidung Jiel.

Mengikuti apa instruksi dari dokter, tapi membuatnya semakin kesulitan bernafas. Ia hanya bisa menggelengkan kepalanya merasa tak bisa bernafas sama sekali.

Setelah selang oksigen sudah terpasang baru lah Jiel bisa bernafas dengan teratur. Jeongwoo dan dokter bisa bernafas lega setelah melihat Jiel kembali bernafas seperti biasa.

Transmigration Cute Boy || Park Jihoon Treasure ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang