「005」 Favorit

1.1K 185 19
                                    

Cahaya mentari pagi mengintip lewat ventilasi di atas jendela. Menggunakan kaki ku, aku mendorong kaca jendela yang bersampingan dengan ranjangku. Atmosfer sejuk menyeruak masuk. Sekali-kali terdengar cicitan burung milik tetangga sebelah. Pagi yang sejuk ini membuatku malas, apa lagi hari ini akhir pekan.

"Uhhhhh..." Aku mengerang malas, menarik kembali selimutku. Biasanya aku tidak sampai seperti ini sih, hanya saja karena kemarin malam aku terlalu terlarut dalam menulis cerita harian, serta perkembangan cerita Detektif Conan di masa ini dan tentang Shinichi. Dan tentu saja aku menulisnya dengan bahasa indonesia. Oh ya, dan beberapa kata dan nama menggunakan kode huruf buatanku sendiri. Jadi, walaupun ada yang melihat isi buku itu, tidak akan ada yang mengerti.

Aku menutup kembali mataku. Tapi suara berisik dari luar membuatku tetap terbangun. Dengan kemalasan yang masih menempel, aku berguling ke arah lain kasur yang dekat dengan jendela, dan mengintip keluar. Terlihat dari arah sini, ada mobil truk pengangkut barang. Hanya terlihat bagian atasnya karena tertutup pagar. Suara berisik itu ternyata berasal dari sana, suara mobil yang sedang mundur dan suara dentuman barang yang jatuh, yang lebih tepatnya kotak-kotak besar nan berat.

Aku menghela nafas panjang kembali melemaskan badan. "Uhhhhhhhzz... males banget..."

Aku meregangkan badan yang terasa kaku lalu bangun, duduk di pinggir ranjang. Sesekali aku menguap. Aku beranjak bangun, masuk ke kamar mandi, tidak lupa dengan handuk yang berada di samping kamar mandi.

◎◎◎

Aku menaruh makanan yang telah kusiapkan ke atas meja, mengambil remote di atas laci sebelah tv dan menyalakan tv. Aku terus mengganti channel tv, tapi tak ada yang seru. Akhirnya kembali berhenti di channel tv yang pertama saat menyalakan tv, channel tv berita, yang sekarang sedang menyiarkan ramalan cuaca hari ini.

Aku melahap pancake yang disiram madu. Manis. Aku melahap habis dua porsi pancake dalam 15 menit karena kemarin malam aku hanya makan sedikit.

Aku melihat keluar jendela. "Keluar ajalah mumpung masih adem."

Aku cepat menaruh piring di wastafel cuci piring, dan mencuci tangan. Mematikan tv lalu langsung berjalan keluar menuju pintu dan mengambil jaket biru yang tergantung di samping pintu keluar. Karena aku hanya memakai celana kaos hitam dan baju putih lengan pendek, jadinya aku memakai jaket itu. Aku keluar rumah lalu kembali lagi karena dompetku ketinggalan. Hehe. Lalu aku mengunci pintu dan mulai berjalan.

Baru saja aku membuka pagar, sudah melihat orang yang familiar. 'Duh, kenapa sih orang itu di sekitarku mulu?? Hadeuhhh... geleng-geleng kepala dah. Kabur aja dah, jan sampai terlihat olehnya.' Firasatku mengatakan lebih baik tak berurusan dengannya. Aku berjalan agak cepat membelakangi bule itu, agar tak di kenalinya.

'Itu dia ngapain? Bisa-bisanya dia di dekat rumahku. Apa dia baru pindah ke sebelah rumah? Tapi kok bisa-bisanya pindah ke dekat rumahku? Apa jangan-jangan bener-bener mau balas budi jadinya dia cari tau segala hal tentangku dan pindah kesini? Ah, ck, kenapa pula aku ga bisa stop negative thinking?' Batinku merinding sambil mengusap kedua lengan.

Aku terus berjalan tapi bingung harus kemana. 'Hm... kemana yaa... eh perpus kali ya, aku belum pernah ke perpus daerah sini'

◎◎◎

"Lho?" Tepat di depan perpus, aku merasa familiar dengan tempat ini. Tapi aku menyampingkan pendapatku. Ini gedung perpusnya besar! Mana mungkin aku menghabiskan waktu sekarang hanya untuk memikirkan hal tak berguna itu! Tanpa merasa ragu, aku masuk kedalam perpustakaan yang lumayan besar ini.

The Character Who Never Mentioned [Detective Conan Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang