「015」 Marga

900 146 9
                                    

Kazuhiko menghentikan makannya. "Untuk nama keluarga, gunakan saja nama keluarga ibu. Ibu kan tidak punya saudara sepupu atau kerabat dekat, jadi tidak akan ada yang curiga." Ternyata ia makan sambil berpikir. "Dan aku akan menggunakan nama keluarga ibu juga. Aku ikut denganmu, Irene." Ucapnya dengan senyum mengejek nama Hoshino yang baru.

"Aku juga." Kata Satoru ikut-ikutan.

Hoshino menelan suapan terakhir makan malamnya. "Kenapa ikut? Bukankah malah merepotkan?"

"Siapa yang akan menjagamu? Seorang anak kecil umur tujuh tahun?"

Hoshino terdiam skakmat, dan kembali berpikir ulang. Ia menghela nafas. "Dengan syarat, kalian tidak boleh ikut campur dalam kegiatanku yang mungkin bakal membingungkan kalian. Boleh bertanya, tapi jangan banyak tanya. Deal?" 

.

Sebenarnya semalam aku berpikir keras untuk apa rencanaku dan apa yang akan kulakukan nanti. Aku juga sudah memikirkan kalau kakak bakal seperti itu. Karena aku tidak akan menetap di tempat berbahaya ini, aku akan minta tolong dicarikan rumah di blok 2. Rencananya aku akan mendekati Shinichi secara perlahan sebagai tetangga dan teman dekatnya. 

Aku sudah memilih untuk membiarkan Shinichi mengecil. Sejarah sudah berubah dan aku juga butuh penawar racun Apotoxin untuk kembali melanjutkan kehidupan normalku. Tapi, walaupun aku tidak tau akhir ceritanya karena keburu isekai, walaupun kehendak author manga ini adalah selamanya mengecil, walaupun ini dan begitu, aku akan dengan senang hati menghabiskan waktuku sebagai Irene asalkan organisasi hitam hancur di tangan para hero cerita ini. Entahlah, aku tidak tau mereka siapa aja. Intinya, semoga organisasi hitam hancur sampai ke akar-akarnya! Hancur seperti nasi menjadi bubur!

Kazuhiko dan Satoru saling bersitatap. "Deal." Ucapnya berbarengan.

"Oke. Untuk pertama, tolong carikan rumah di daerah blok 2, dan tolong gunakan 'kekuatan' mu untuk mengganti marga kita bertiga menggunakan marga ibu, untuk sementara. Tapi untuk urusan resmi, gunakan saja nama Ishikawa. Lalu buat cerita kalau Kazuhiko-niisan pergi keluar negeri untuk pekerjaan dan tak akan pulang untuk sementara, dan Satoru-niisan  ikut Kazuhiko-niisan."

◎◎◎

Kini, aku tengah bersantai menikmati panorama alam di waktu matahari kembali ke peraduannya. Dengan segelas besar lemon tea kesukaanku, aku duduk santai di beranda kamarnya. Lalu suara ketukan pintu membuyarkanku dari lamunan.

"Hoshi- eh Irene…" Panggil seseorang sembari menyembulkan kepalanya masuk ke kamar. 

"Hm? Nani?"

"Ada rumah yang kosong di blok 2! Sudah dibeli juga!" Seru Satoru sambil masuk ke kamar ku yang setengah terbuka. 

Aku menatap Satoru heran. "He? Secepat ini?" 

Jujur, aku masih juga belum terbiasa dengan kekayaan luar biasa milik keluarga ini. Dan aku juga masih penasaran, apakah keluarga Ishikawa lebih kaya dibanding keluarga Suzuki? Atau malah sebaliknya?

"Kazuhiko-niisan bertanya, kapan pindah?" Tanya Satoru.

"Hm… gimana kalau besok aja? Nggak ada barang penting yang harus dibawa juga." Usulku. Karena memang juga harus cepat-cepat pergi dari sini.

"Oke."

◎◎◎

Sumpah deh.

Demi apa coba?

Demi apa aku tetanggaan sama Shinichi?

Tepat di sebelahnya loh! Blok 2 no 20. Aku benar-benar kagum melihat rumah Shinichi yang besar itu. Senengnya bukan main cuy!

The Character Who Never Mentioned [Detective Conan Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang