「025」 Pembelot

399 53 8
                                    

Hari sudah mulai gelap. Para pengunjung mulai pergi dari tempat duduknya karena sudah diinformasikan melalui speaker agar segera keluar dari gedung perpustakaan yang akan tutup lima belas menit lagi. Tepat jam 18:00, seluruh lampu di gedung perpustakaan padam. Tak lama, para pustakawan maupun pustakawati berhamburan keluar–pulang.

Setelah tiga puluh menit, saat langit sudah benar-benar gelap, seorang pria tua, Kepala Perpustakaan yang berwajah tirus dan rambut bagian atasnya yang sudah jarang itu keluar dari gedung perpustakaan. Kotak kardus dipeluknya erat seperti barang berharga.

Satu dua langkah, senyumnya mengembang puas, seperti mendapat kemenangan, sebelum tiba-tiba mendengar suara telepon umum yang dilewatinya berdering, membuatnya terkejut.

Kepala Perpustakaan itu mengernyitkan dahinya melihat telepon umum berdering. Aneh. Begitu pikirnya, dan tak lama dering telepon umum itu berhenti. Kepala Perpustakaan melanjutkan perjalanan pulang. Baru tiga langkah, telepon umum itu kembali berdering. Horor. Seperti rasanya telepon umum itu memanggilnya. Tidak ada orang lain disekitarnya, jadi pria tua itu memutuskan untuk masuk kotak telepon itu dan mengangkat telepon yang berdering itu.

“Halo?” Ucapnya duluan.

“Halo, Pembunuh.” Sapanya balik dengan suara berat yang aneh–tanda ia memakai alat pengubah suara. membuat pria tua itu terbelalak kaget. “oh, kamu juga Pengedar Obat Terlarang, kan?”

“Si- siapa kamu?!” Kepala Perpustakaan itu menoleh keluar lewat dinding kotak telepon yang transparan, mencari sosok keberadaan yang sangat tahu tentang dirinya. Tapi yang diluar hanya gelap terlihat dan sedikit cahaya dari lampu jalan dan gedung lain.

“Hahaha! Kamu seharusnya tidak perlu terkejut dan takut seperti itu, loh.”

“Siapa kamu sebenarnya?!” Suara Kepala Perpustakaan itu meninggi sedikit, menuntut jawaban.

“Aku hanya ingin memberitahumu sesuatu saja. Aku juga tidak ingin membocorkan apa yang kamu lakukan sebelumnya.”

Kepala Perpustakaan kesal karena penelepon itu malah tidak menjawab pertanyaannya. “Apa sebenarnya maumu?!”

“Aku tidak mau apa-apa kok! Tenang saja! Hanya ingin memberitahumu bahwa seekor ‘tikus kecil’ dan teman-temannya sudah mengetahui rahasiamu, kejahatanmu, dan sudah menemukan tubuh mayat yang sebelumnya kau bunuh.” Infonya.

“Hah? Apa? Apa maksudmu?!” Kepala Perpustakaan bingung.

“Aku sudah memberitahumu, aku tau kamu pasti sudah tau apa yang harus dilakukan, kan? Kalau kau tak percaya, lihat saja sendiri.” –TUT– Telepon langsung ditutup oleh si penelepon misterius itu. Maksudnya apa?

Tapi sepertinya pria tua itu sudah memutuskan apa yang akan dilakukannya. Balik kanan ia pergi, mengganti tujuan, kembali ke tempat ia bekerja, gedung perpustakaan.

★★★

Ayumi senang bukan main ketika aku kembali sehat walafiat dan bisa ikut mereka mengunjungi ‘rumah’ Gomera, monster besar seperti Godzilla. Sebenarnya bukan ‘rumah’, melainkan studio Taiho, studio pembuatan film Gomera langsung karena Profesor Agasa adalah teman dari sutradara film Gomera yang Detective Boys itu sukai.

Dalam perjalanan menuju studio, Ayumi banyak bercerita kepadaku tentang apa yang terjadi di villa rumah pamannya Profesor Agasa, tentang pencarian harta karun dan kasus yang terjadi disana.

“Hebat…!” Seru Ayumi-Genta-Mitsuhiko terkagum-kagum dengan ‘monster’ Gomera yang menggerung keras diantara miniatur gedung-gedung seukuran hampir sepundak orang dewasa. Aku sudah tahu duluan tentunya. Ayumi dan Genta kecewa berat saat menyadari bahwa Gomera hanyalah seseorang yang berakting seperti monster dan hanya memakai kostum karet, bukan seekor monster sungguhan. Tapi keceriaan mereka kembali ketika Mitsuhiko membangkitkan imajinasi bahwa pasti ada Gomera yang asli di suatu tempat. Biarlah imajinasi anak-anak meliar untuk sekarang. Aku hanya bisa mengamati mereka karena aku bukanlah anak-anak sejak lahir di dunia ini. Pun begitu dengan Conan yang geleng-geleng kepala terheranーwalaupun kasusnya sedikit berbeda denganku.

The Character Who Never Mentioned [Detective Conan Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang