「013」 Masalah

902 146 0
                                    

"Eh? Tunggu! Dia masih bernafas! Cepat panggil ambulan!"

Aku perlahan membuka mataku. Pandanganku mulai terlihat jelas. Aku mengedip-kedipkan mata untuk menetralkan cahaya yang masuk ke mata-lebih tepatnya cahaya senter. Dan berusaha untuk duduk.

"Ukh...." Tanganku refleks terangkat naik untuk menghalangi cahaya senter yang menyilaukan mata. 'Siapa sih yang mengarahkan senter?' Batinku bingung.

Pandanganku kembali normal, dan ketika aku menatap kedepan, terlihat dua pria yang berseragam sama.

Satu petugas yang terdekat dariku berlutut di hadapanku. "Hei nona kecil, kau tak apa-apa?"

'Aku tidak sekecil itu untuk dipanggil nona kecil tau!?'

"Dia terlihat kebingungan..." Kata temannya.

Lalu petugas tadi yang berlutut di hadapanku, tiba-tiba dengan santainya mengangkat tubuhku. "Malangnya nona kecil ini..." Ucapnya.

'He? Aku diangkat dengan mudahnya?' Aku terbelalak kaget. Dengan mudahnya aku digendong? 'What the hell...?!'

Karena tiba-tiba diangkat dan karena aku takut jatuh, refleks tanganku mencengkram kuat lengan baju petugas itu. Tapi tanganku yang tertutup kain yang besar-tidak, ini bajuku yang kebesaran?

Petugas yang lainnya-teman dari polisi yang menggendongku-berbicara sendiri sembari memegang alat yang terpasang di bahu kirinya. "Kami menemukan seorang gadis kecil pingsan di blok X." Ia terhenti dan melirikku sebentar. "Usianya sekitar enam atau tujuh tahun. Kami akan membawanya ke rumah sakit." Jelasnya.

'Siapa yang enam tahun?!'

Petugas kepolisian yang mengangkatku itu melihatku berekspresi takut, tapi padahal mah kaget atuh. "Tak apa-apa... kau aman bersama kami..." katanya menenangkan anak kecil di dekapannya.

'Wah... aku benar-benar dalam masalah!'

Dengan kesimpulan paling cepat muncul di otakku ini, aku sangat berharap ini hanyalah mimpi. Tanganku yang tertutup lengan baju yang sangat kebesaran, kaki yang terlalu kecil untuk ukuran sepatu yang kupakai, dan baju yang seharusnya pas untuk ukuranku, malah terlihat seperti baju ukuran orang dewasa. Dan ini benar benar... nyata! Bukan lagi sebuah mimpi ataupun cerita.

◎◎◎

"Nama kamu siapa?" Tanya wanita berjas putih panjang penasaran dengan senyum ramahnya.

'Akh! Sudahlah! Sudah cukup bertanyanya! Aku nggak akan memberitahukan namaku, nanti kalian dalam bahaya!'

"Hm?" Dokter wanita itu malah semakin membuat senyum penasaran yang membuatku tertekan.

"Hm... apa dia tak bisa berbicara?" Celetuk salah seorang petugas kepolisian tadi membuat kesimpulan tiba-tiba. Perkataannya mengundang segudang pemikiran orang lain. Dan satu persatu mulai mengeluarkan pendapatnya masing-masing.

Aku diam-diam mundur keluar dari lingkaran percakapan mereka. Dan bersiap melangkah pergi. Karena, kalau sesuai dengan ceritanya, aku akan dibawa ketempat penitipan. 'Ya, teruslah berpikiran seperti itu sementara aku mencari celah untuk kabur.' Batinku senyum-senyum sendiri.

Lalu, tentu saja aku menyadarinya, menyadari kalau diriku mengecil. Tapi aku benar-benar dalam masalah. Sumpah deh. 'Sudah kedatanganku tak diundang, mengubah sejarah pula! Aduuuh ceroboh banget!' Batinku frustasi.

'Baiklah! Ayo kabur!' Aku berlari sekuat tubuh kecil ini menuju satu-satunya pintu yang menghubungkan lorong rumah sakit ke pintu keluar.

"Permis-"

The Character Who Never Mentioned [Detective Conan Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang