2. Potret.

158 23 0
                                    

"Sial, ini tidak akan sempat." Umpat (Name)

Gadis itu sedang berlari seadanya menuju ruang guru di menit menit terakhir waktu istirahat berakhir, ia tidak diberitahu oleh teman sekelasnya lagi.

Diskriminasi atau lebih keren disebut pengucilan terhadap (Name) memang sudah terjadi dari awal ia masuk SMA Aoba Johsai. Penyebab utamanya karena dia tidak cantik di atas rata-rata namun berteman dengan orang yang tampan dan terkenal, sebut saja Oikawa dan Iwaizumi.

Awalnya memang menyakitkan, tapi saat SD juga ia pernah merasakannya jadi tidak terlalu ia pikirkan.

"Dasar ulat bedak! Lebih baik bully terhadap fisik dari pada ini, kenapa juga mereka menurut saja dengan ulat itu." Gerutuan pelan (Name) dengan terus berlari tetap berlanjut hingga masuk ke ruang guru.

"Ara, (Last Name)-san. Kenapa bisa terlambat mengumpulkan tugas?" Tanya Irina Sensei, guru Matematika sekaligus Wali kelasnya sekarang.

"Summimasen, Sensei. Tidak ada yang memberi tahu harus di kumpulkan sekarang." Jawab (Name) dengan jujur.

Sensei hanya mengangguk saja sambil mengambil buku anak didiknya.

"Tapi, kalau bisa saya minta tolong Sensei." Ujar (Name)

"Hm? Apa itu?"

"Jika ada tugas tolong langsung hubungi saya saja? Agar meminimalisir adanya kejadian seperti ini lagi."

Irina Sensei berpikir sebentar, lalu menganggukkan kepalanya setuju.

"Baiklah, kalau begitu. Bisa sekaligus beritahu yang lain jika ada tugas ya?" Tanyanya

"Mampus, bisa-bisa makin dibully." Batin (Name), tetapi tidak ada jalan lain selain mengiyakan.

"Baik, Sensei."

⋆ ˚。⋆୨୧˚Zone˚୨୧⋆。˚ ⋆

(Name) akhirnya bisa bernafas lega setelah menyerahkan tugas dan mengetahui jika Sensei yang akan mengisi kelas berhalangan, harusnya ia mengatakan itu kepada teman sekelasnya, tapi malas dan lebih baik ia mendalami hobinya saja.

Pernah lihat SMA Aoba Johsai besarnya seperti apa? Iyap, meskipun hanya sekilas namun sekolah ini memusatkan prestasi mereka di olahraga. Terdapat 4 gimnasium besar dan beberapa ruangan klub lainnya, jika kelas tidak perlu ditanyakan lagi.

Kalau ditanya (Name) masuk klub apa, ia memasuki klub fotografi. Semenjak pertama kali memegang kamera digital milik pamannya saat kelas 3 SD, ia langsung jatuh cinta dan bercita-cita menjadi fotografer profesional nantinya.

Setelah menabung dari kelas 1 SMP akhirnya ia bisa membeli kamera digital sendiri ketika masuk kelas 1 SMA. Yang menjadi objek favoritnya adalah tanaman atau alam, namun sekarang telah naik tingkat menjadi objek bergerak seperti manusia dan hewan.

Dengan menenteng kameranya kemana mana, ia memutuskan untuk memotret di taman paling asri di sekolah ini. Lagipula ada tugas dari ketua klub untuk majalah tahunan mereka, hitung-hitung kenang kenangan untuk ia yang kelas 3. Saat ini (Name) sedang jongkok untuk mengambil gambar bunga.

"(Name)-chan, kau sedang apa?" Tanya seseorang di belakangnya

"Oh, Tooru?" Tanya balik (Name)

Oikawa ikut jongkok di samping gadisnya.

"Sedang memotret bunga lagi?" Tanya Tooru lagi

"Ya, Sensei yang mengajar tidak akan masuk jadi aku ke sini saja." Jawab (Name)

Zone [Oikawa Tooru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang