"Tadaima."
"Un, Okaeri."
(Name) menyimpan sepatunya dengan rapi tepat di sebelah sepatu usang milik laki-laki yang sekarang sudah menginjak kepala empat dan masih bekerja.
Gadis itu berjalan menuju meja makan dan hanya melihat lauk sederhana serta nasi yang disisakan untuknya.
"Tou-san." Panggil (Name)
"Hm?" Jawab sang Ayah yang sedang sibuk dengan blender yang sudah terbilang rusak.
"Sedang apa?" Tanya (Name)
Masih sibuk dengan obeng dan yang lainnya Otou-san menjawab, "Hanya memperbaiki blender ini, akan lebih baik jika tidak terlalu rusak."
(Name) mengangguk saja lalu ia berjalan menuju kamarnya untuk membersihkan diri.
"Makanlah sebelum tidur!!" Seru Otou-san
"Iyaa." (Name) menutup pintu kamarnya dengan pelan.
Kamar yang penuh dengan gambar-gambar abstrak hasil dari hobinya yang tersusun abstak juga, sudah sejak kecil ia menepati ruangan ini. Tidak ada hal spesial kecuali dua potret yang dibingkai masing masing adalah potret dirinya dengan sang ayah dan satu lagi tentunya dengan Oikawa dan Iwaizumi.
Setelah selesai membersihkan diri, (Name) berjalan menuju meja makan yang menyatu dengan ruang keluarga tempat Ayahnya berkutat dengan blender tua miliknya.
"Masih belum selesai?" Tanya (Name)
"Hm." Jawab Otousan
Otou-san mengalihkan fokusnya ke anak semata wayang nya.
"Maaf, lagi lagi hanya itu yang bisa Tou-san buat." Ucap Otou-san
"Hm? Tidak apa-apa, lagi pula ini makanan yang Tou-san buat." Balas (Name)
Sang Ayah melihat anaknya makan dengan lahap meskipun hanya dengan lauk sederhana. Ini memang kesalahannya karena bekerja serabutan tanpa gaji tetap, jika ada pekerjaan ia kerjakan. Tetapi jika tidak ada, (Name) yang bekerja hingga mereka berdua bisa tetap makan.
Memang terkadang nyonya Oikawa, tetangganya mengirimkan makanan. Tetapi hanya bergantung kepada hal yang tidak pasti membuat Otou-san menyibukkan diri dengan bekerja.
"Ada apa?" Tanya (Name) heran. Soalnya saat ia makan, Otou-san melihatnya terus.
"Maafkan Tou-san." Ucap Otou-san
"Lagi?" Tanya (Name)
(Name) bosan sekaligus terluka mendengar kata kata maaf dari sang Ayah.
Memang sang Ibu, atau jalang? Entahlah (Name) muak memikirkan wanita itu, pergi meninggalkannya yang masih berumur 2 tahun bersama sang Ayah dengan hutang yang lumayan besar, hasil judi yang menjijikan dengan dalih depresi pasca melahirkan. Lalu perusahaan tempat sang Ayah bekerja malah di gusur pemerintah karena pelanggaran terhadap negara, membuat keluarga ini atau lebih tepatnya Otou-san benar benar ditingkat terendahnya.
Menjual rumah serta barang-barang berharga agar menutupi setengah hutang sang istri, hingga ia berakhir di rumah yang di sewakan oleh Tuan Iwaizumi namun sekarang sudah di atas namakan Otou-san sendiri. Sang anak yang masih kecil membutuhkan segala hal untuk mendukung pendidikan dan kehidupannya, serta mencari pekerjaan kesana kemari untuk menghidupi dirinya dan permata kecilnya. Membuat Otou-san tidak bisa memberikan kebahagian yang sebenarnya kepada (Name).
(Name) memang bekerja paruh waktu ketika memasuki kelas 10. Namun sejak kecil, dirinya dituntut untuk berhemat dan selalu menabung. Hanya untuk membeli satu es krim saja, dirinya berpikir berkali-kali. Untung saja Oikawa dan Iwaizumi mau berteman dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zone [Oikawa Tooru]
Fiksi PenggemarOikawa Tooru x Reader Oikawa yang sering tebar pesona selama ini ternyata ada yang menyokongnya dari belakang, yaitu (Name). Tapi apa kalian tahu arti terjebak pada zona yang bintang 1? "(Name)-chan, kau terlalu biasa untuk ku. Namun, kau membuat...