Chapter 7

834 137 85
                                    

Warning!Homophobia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning!
Homophobia

***

Niatnya Minho hanya ingin menghirup udara segar karena lama mengurung diri di kamar. Namun, tidak disangka dia justru bertemu dengan Changbin. Pria berbadan kekar itu tersenyum antusias saat melihatnya.

"Lama tidak jumpa," sapanya.

Minho tersenyum tipis, sangat tipis, kemudian mengangguk. "Seingatku kau bilang akan pergi selama seminggu," katanya.

"Dan seingatku aku juga bilang bisa lebih," kekeh Changbin. Pria tampan itu membalik tubuhnya dan mempersilahkan Minho untuk jalan lebih dulu, sementara dia akan menyamakan langkah dengan si gisaeng laki-laki.

"Apa semua berjalan lancar?" tanya Minho. Kedua tangannya yang berada di sisi tubuhnya sesekali akan bersenggolan dengan tangan Changbin.

"Tidak terlalu, itulah kenapa aku lama. Kau sudah makan?"

Jujur, Changbin rindu sekali dengan pemuda berparas tampan nyaris cantik disebelahnya. Dia sampai lupa sudah berapa lama mereka tidak bertemu saking lamanya. Tapi meski begitu, Changbin tidak akan pernah lupa paras Minho juga kebiasaannya mengerjapkan mata.

"Em..." Sebenanrnya Minho sudah makan, tapi belum sempat dia bicara Changbin sudah lebih dulu berujar. "Paling tidak beri aku penghargaan karena sudah berjuang untuk negeri kita."

Minho mengernyitkan dahinya. Bibir tipisnya mencebik tidak suka. "Harusnya pemerintah yang melakukan itu, kenapa jadi aku?"

"Pemerintah akan menaikkan pangkatku minggu depan, tapi jujur, aku lebih butuh penghargaan darimu. Ya... paling tidak temani aku makan."

Tidak ada salahnya menemani Changbin makan, tetapi entah kenapa Minho pikir jika dia duduk berdua dengan pria itu rasanya seperti sedang berselingkuh. Apalagi saat dia alihkan pandangannya ke depan, jantungnya seperti berhenti karena di sana, Seungmin sedang berdiri dengan tangan di balik tubuhnya juga Hyunjin disebelahnya.

Tunggu—

bukan hanya seungmin yang menatapnya tajam, tapi juga Hyunjin. Ada masalah apa sebenarnya? Apa dia melakukan kesalahan?

Namun amarah yang sempat muncul di wajah Seungmin segera sirna. Berganti dengan senyum ramah penuh suka cita. "Lama tidak bertemu denganmu," katanya pada Changbin. Sebelah alisnya terangkat penuh goda, "Jenderal Seo Changbin?"

Nada bicaranya terdengar biasa saja bagi orang lain, tapi tidak bagi Changbin. Pria bermarga Kim ini jelas tengah mengoloknya. "Saya belum pantas menyandang gelar itu, Yang mulia."

HASTA LA VISTA | 2MINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang