Sudah 6 bulan berlalu sejak kejadian itu. Kini keadaan (name) mulai membaik seperti biasanya.
Hari-hari pun mereka lalui seperti biasa, namun hari ini lagi-lagi mereka 'berlatih' atas keinginan dari (name). Masih ada rasa penasaran yang mendalam pada (name) atas mimpinya sendiri terhadap Hyuko, namun hal itu ia tepis karena mungkin itu hanya pikiran-pikiran yang datang karena dia overthinking.
Bugh
Sebuah tinjuan mengenai muka Hyuko jika ia tak segera menghindarinya. Tangannya ikut terangkat ingin membuat posisi tangkis, untuk menangkis serangan dari (name). Latihan ini tidak begitu keras, tapi mampu membuat (name) kualahan.
15:00.
"Sudah cukup. Kita akhiri sampai sini saja."
Alasan mengapa (name) meminta untuk diajarkan bela diri pada saat itu karena ia tak mau kejadian seperti itu terjadi kembali.
Dirinya bimbang dengan semua itu. Bukankah hal itu wajar? Dia dan Muichirou itu sepasang kekasih, jadi wajar saja bukan?
Hanya saja cara Muichirou yang salah.
Mungkin Muichirou melakukan itu karena dirinya yang selalu menolak ajakannya? Tapi entah kenapa (name) merasa semua ini seperti sudah direncanakan.'tunggu! Ini tidak masuk akal!'
Sangat tidak masuk akal sekali bukan? Bagaimana bisa Hyuko tau pada saat itu dirinya sedang bersama Muichirou? Dan bagaimana bisa dia juga tau letak setiap ruangan kediaman Tokitou?
Sungguh tidak masuk akal! Pikirnya. Matanya melirik kearah Hyuko yang sedang memainkan ponselnya dengan serius.
"sebenarnya, bagaimana kau tahu aku dalam bahaya saat itu?" pertanyaan yang dilemparkan oleh (name) mampu membuat Hyuko terdiam, ponselnya terjatuh begitu saja dari genggamannya. dahinya mengeluarkan keringat dingin yang, ia menghela napas panjang sebelum menatapnya dengan lirih.
"firasat ku." ia menjawab secara singkat, mengambil kembali ponselnya yang terjatuh, dan menundukkan kepalanya.
"bagaimana kau bisa tau rumah Muichirou? bagaimana kau bisa tau aku ada di ruangan itu??"
pertanyaan yang diberikan secara bertubi-tubi membuat Hyuko pusing bukan main. salah satu tangannya dengan cepat membekap mulut (name) agar berhenti bertanya."yaa aku bertanya kepada yang lain, karena aku sudah menggeledah seisi rumah." jawab Hyuko dengan santai, tapi ada suatu yang diketahui. Hyuko menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan muka panik.
(name) hanya mengangguk sebelum kembali masuk kedalam rumah karena merasa sangat haus dan gerah. Hyuko menatap kearah punggung (name) yang perlahan menghilang dari pandangannya, ia menghela napas panjang, sebelum berkata dengan suara lirih. "(name) aku hanya ingin kau aman, aku tidak suka berbagi."
♡♡♡
hey hey hey! apa kabarr semuaa. hehee cerita kali ini lebih pendek karena aku mau sekalian promosi nii, jangan lupa tinggalkan jejak yaaa, terimakasiii!