REKONSILIASI: 12
Bayu
─────
Bayu selalu mengira Kila adalah seseorang yang memang pandai menyimpan perasaannya. Ia tidak jarang membagi kisahnya, tentu saja, tetapi soal hal ini, Bayu tidak pernah sekalipun mengendusnya. Pernyataan tentang pengakuan tempo hari tak pernah lekang ia pikirkan. Ia tidak ingin kehilangan seseorang itu. Kila, teman baiknya itu menghubungkannya dengan hal-hal baik di masa lalu. Tapi... ia jelas tidak bisa menatap mata si perempuan.
Maka, Bayu agak merasa canggung dan mulai menghindari kontak mata dengan perempuan di hadapannya itu saat ia bertanya pada Bayu tentang tempat yang pernah mereka kunjungi sekali. Perempuan itu tersenyum, memperlihatkan lengkung yang kemudian pudar saat Bayu menjawabnya sekenanya berkali-kali.
"Oh, right," senyumnya kembali. "Gak susah juga kok jalannya, menurut gue. Nanjak tapi gak serem. You guys should go there some time."
Oh. Hari ini—malam ini—anak-anak debat yang dulu kerap turun (dan akhirnya mempunyai circle sendiri seperti ini) berkumpul setelah sekian lama (menurut cerita mereka). Juli tidak datang karena ia pasti sibuk mempersiapkan pernikahannya. Bayu datang untuk pertama kali. Ia sudah berjanji pada Juli untuk datang.
"Jadi.... temen-temen pada kangen lo," ujar perempuan itu, tersenyum tipis. "If you have time, Jumat depan ada kumpul. Please at least say hi to them."
"Iya, Juls, I will," Bayu menyunggingkan senyum (agak pahit) kepada Juli. "I promise."
"Okay, then. Ajak Ical juga gak papa. He's close to every one of us."
Dan Calvin Antares memang datang. Mereka berdua—tiga sebenarnya, dengan Aji namun ia tidak dekat dengan anak-anak debat sehingga merasa sungkan—baru saja menyelesaikan satu lagu yang sedang mereka garap. Kebetulan, Calvin menawarkan kepada Bayu apakah ia mau menginap karena rumah Bayu agak jauh dari tempatnya berkumpul saat ini.
"Kai."
Bayu mendengar Calvin memanggil Kila.
"Eh, kenapa, Cal?"
"Udah dapet duitnya dari Juan?" tanyanya.
Dari sudut matanya, Bayu mendapati Kila menggeleng. Perempuan itu mengerucutkan bibirnya.
Calvin berucap, "Sabar ya, emang Juanjing," dan dibalas oleh tawa yang sudah absen dari Bayu beberapa lama ini. Bayu menoleh, sesekali memperhatikan bagaimana Kila menanggapi percakapan yang Calvin lontarkan topiknya. Kila memang bukan pencari topik yang baik, tapi ia pandai dalam menanggapi topik. Ia tahu harus bagaimana ia menjawab dan membuka kemungkinan topik yang lain— ia bukan convo killer seperti yang pernah Bayu duga.
Kemudian, netranya menangkap lelaki jangkung yang sedari tadi berjalan mengendap-endap, menaruh telunjuk di bibir untuk mengisyaratkan siapa saja untuk diam kalau ia sedang berjalan mengendap. Bayu tahu Juan terkadang bisa menjadi seseorang yang aneh (tapi lucu), jadi ia menurutinya saja—begitu pula teman-teman yang lain.
Target kejahilan Juan ternyata adalah perempuan itu, Kila. Tangan laki-laki itu menarik karet rambut si gadis, membuatnya tergerai, dan kemudian mengacak-acaknya. Bayu dapat melihat gestur kesal dari Kila.
"Juan, ih, Babi lo!"
Ilona, perempuan yang duduk tak jauh dari sana, menyipit saat Juan terkekeh-kekeh jenaka sewaktu Kila menabok lengannya. "Kok lo bisa tahu sih, Kai, kalau itu Juan?"
"Siapa lagi coba yang suka jahil begini?" tanya Kila, membenarkan rambutnya yang berantakan.
"Eh anjir, udah biasa dong dijahilin," sepertinya ada agenda dari anak debat untuk mengejek Kila. Karenanya, Dimas ikutan nimbrung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rekonsiliasi
Fanfiction𝐫𝐞·𝐤𝐨𝐧·𝐬𝐢·𝐥𝐢·𝐚·𝐬𝐢 /𝘳é𝘬𝘰𝘯𝘴𝘪𝘭𝘪𝘢𝘴𝘪/ 𝚗 perbuatan memulihkan hubungan persahabatan pada keadaan semula; perbuatan menyelesaikan perbedaan ft. christopher chandra bayuaji