06

8 1 5
                                    

REKONSILIASI: 6

─────

"Eh ini Kila yang dulu sering mampir itu, ya?"

Aku tersenyum, "Iya, Tante. Udah lama ya gak ketemu?"

"Banget," wanita yang aku tahu bernama Jessica itu memelukku. "Dulu terakhir ya waktu mau debat itu, kan?"

"Iya, Tante."

Percakapan berlanjut ketika wanita paruh baya itu mempersilakanku untuk duduk dan menyuguhiku teh manis. Ibunda dari Bayuaji ini menanyaiku macam-macam mulai dari aku kerja di mana hingga makanan apa yang aku sukai. Untuk yang terakhir itu aku hanya menjawab sekenanya seperti "ah, gak ada yang favorit-favorit anak kosan mah."

"Anak kosan apanya," sindir Bayu saat ia akhirnya selesai berganti pakaian. Aku terkekeh pelan.

"Sama aja ah," ibunya membelaku. Aku tersenyum lebar.

"Tadi kok bisa akhirnya ke sini kenapa?" tanya ibunda dari Bayu ini.

"Oh tadi aku nungguin Bayu kerja," jawabku. "Katanya mau ngajak aku nonton temennya manggung."

"Mahesa itu ya, Chris?"

Chris. Nama itu sejujurnya terdengar agak asing di telingaku.

Bayu mengangguk. "Yes, Mahesa."

"Nggak sama temen-temen kamu?"

"Iya, sama temen-temen aku," jawab Bayu. "Kila mau kok. Ada Ical, adik tingkat dia."

Tante Jessica manggut-manggut. "Kamu gak dipaksa, kan?"

Tergelak, aku menggeleng. "Enggak, Tante. Bayu kemarin bilang ada satu tiket nganggur soalnya kakaknya Mahesa gak bisa dateng."

"Kamu dengerin lagu-lagunya Mahesa, gak?" tanya Tante Jessica.

"Dengerin," jawabku. "Bahkan sebelum aku akhirnya ketemu Bayu lagi. Sempat jadi omongan temen aku soalnya. Katanya adik tingkatnya masuk Spotify."

"Oh... yang Ilona, Ilona itu bukan, ya? Sama-sama anak FEB gak sih? Pernah juga beberapa kali ke sini, kan?" tanyanya yang kali ini dijawab Bayu dengan "iyaaaaa" yang panjang sedang aku terheran dengan kemampuannya mengingat hal-hal yang kadang aku lupakan—dari fakultas mana teman-temanku dan aku juga terkadang tidak terlalu peduli.

"Oh, ya, aku mau siapin makanan dulu ya. Kamu ikut makan malam ya, Kila, sama kita sekalian," Tante Jessica beranjak dari duduknya.

"Eh, gak usah, Tante," ujarku cepat.

"Please, make yourself at home. Mama mau kok direpotin, ya, gak, Ma?"

"Iya dah...."

Bayu nyengir. Setelahnya kami hanya berdiam-diaman sembari menunggu wanita cantik itu kembali bergabung bersama kami.

"Kamu suka pie susu gak, Kila? Ini adiknya Bayu habis study tour ke Bali. Kalau kamu mau aja," tawar Tante Jessica.

"Oh boleh, Tante," balasku, mengambil satu dari kotak bungkusnya. "Terima kasih."

"Anyway, I'm deeply sorry ini gak semewah itu," beliau menaruh beberapa lauk makanan yang sebenarnya agak mewah bagi anak indekos macam aku. (Bayu akan protes karena aku sekarang sudah jadi anak apartemen. Apa bedanya sih? Kami sama-sama melakukan penghematan untuk makan, kan?)

"Don't be sorry, please, Mam," ucapku. "It looks so good."

"Temen kamu kalau muji keliatan natural banget, Chris," ujar ibunda Bayu itu. "Temen apa cewek kamu, Bay?"

RekonsiliasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang