14

12 1 3
                                    

REKONSILIASI: 14

Bayu

─────

Menjabat tangan Juli tak pernah terasa setenang ini. Bayu teringat betapa ia pernah menyayangi perempuan ini sebegitunya hingga ia lupa ada hal-hal yang jauh lebih penting untuk diurusi—yang mereka menjadi kabur kala ia terlalu fokus pada satu hal.

"Congrats on your wedding, Juli."

Adalah apa yang Bayu ucapkan sebelum Juli memeluknya, agak erat. "Thank you so much for coming."

Bayu berdeham, tersenyum pada mempelai pria yang seperti memindainya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Ia menyalami si laki-laki dan mengatakan bahwa Juli adalah teman yang baik dulu. Bayu sendiri yakin mungkin Juli sudah memberi tahunya soal Bayu adalah mantan kekasihnya, atau belum. Mungkin sudah karena senyum laki-laki di hadapannya itu terlihat teramat tipis tapi bodoamat lah. Yang Bayu pikirkan sekarang adalah bagaimana caranya ia cepat-cepat pulang agar ketujuh anak-nya tidak membawa pulang satu truk zuppa soup yang bertengger di deretan stand makanan di sebelah kiri.

Ia celingukan, mencari-cari Aji yang tadi berbisik akan membawa pulang sate kambing dengan Tupperware yang ia bawa. Bayu tidak tahu apakah Aji serius dengan perkataannya, tapi Aji hampir selalu serius saat ia bercanda seperti itu.

Nah, benar, kan. Benar Aji sedang memakan sate kambing sendirian, sesekali menoleh kanan-kiri barang kali bisa membawa pulang satu toples besar. Bayu menepuk jidatnya.

"Hei, Bang," Aji tersenyum, menyapa Bayu. "Lo agak kelihatan sedih."

Bayu mengambil es krim terdekat. "Juliana?"

Aji mengangguk. "Siapa lagi coba?"

Barangkali sumber kesedihannya bukan Juliana. Akhir-akhir ini ia memang sering murung. Aji bisa jadi tersangkanya kali ini—lagunya yang kemarin Aji buat membuatnya sebal setengah mati.

Bayu tahu, Aji selalu serius dalam menulis lagu dan jenius. Tapi, bukan berarti hal itu tidak bisa digunakan untuk menjahili teman-temannya. Ia memang sudah menggarap lagu ini beberapa minggu yang lalu. Katanya lagunya sudah selesai tapi tak kunjung ia bagi di grup. Ia bilang, ia ingin menyimpannya dulu untuk sementara waktu dan akan membagikannya di waktu yang tepat.

Waktu yang tepat itu, menurut Aji, adalah semalam.

Bayu mengumpati Aji yang ia yakin sedang tertawa terbahak-bahak di manapun ia saat itu. Saat Bayu mendengar mentahan lagu yang belum di-arrange itu, rasanya ia ingin menimpuk si jenius.

What if I hold onto you again?
Could we go back to those times?

Are you happy out there?
Even if I'm not by your side, I hope you live happily
I'm so glad to see you in my dream
In my dream, hope you smile with me even for a moment
So that even without you
I can feel
Please be happy out there forever
Hope you always shine with that pretty smile

Dalam hatinya, Bayu tahu Aji ingin menggodanya soal Juliana yang sudah akan menikah keesokan harinya. Namun, yang muncul di kepala Bayu adalah Kila. Kemudian ia menedang pelan kaki meja studio saat ada wajah laki-laki litu muncul. Aduh, kenapa hal ini selalu mengganggu Bayu, sih?

RekonsiliasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang