Jenna berpegangan pada pundak Nando turun dari motor itu. Melepas helm kemudian saling lempar pandang.
"Thanks ya."
Nando melepas helmnya. Menggelengkan kepalanya untuk mengurangi acak-acakan pada rambut legam itu. "Santai."
"Lo yakin Je ngga mau nyeritain itu ke gue?"
Jenna mempertebal topengnya. Menyunggingkan senyum palsu diiringi kekehan pelan. Sekali lagi jangan pernah percaya.
"Hmm. Its okay." Itu bohong.
"Oke. Tapi kalo lo butuh pendengar yang baik.. ada gue disini." Nando menunjuk dirinya dengan ibu jari kanannya.
Jenna ikut tersenyum. Melihat sabit yang terukir di bibir Nando itu membuatnya seperti..
"Iya. Tapi gue butuh waktu"
seperti hampir kehilangan akal..
"Gue gak bisa nyeritain semuanya sama orang yang baru gue kenal."
rasanya sama seperti saat dia bersama Rakanarja..
"Dan lo termasuk orang-orang itu Nan."
rasanya damai.. bahagia.. aman..
Hening menyapa sebentar sebelum Nando akhirnya tertawa lepas menampakkan deretan gigi rapinya dengan mata yang menyipit.
"Bener juga sih lo."
"Gue pulang ya?" Dibalas anggukan singkat Jenna.
"Jangan ngebut."
Peringatan itu membuat Nando tersenyum miring. Cewek ini.. membuatnya gila.
"Gue pulang." Nando memakai helmnya kembali lalu menaiki motornya, menyalakan mesin kemudian menatap cewek berambut pendek itu.
"Mana ada Je orang overthinking gak ngebut-ngebutan dijalan?"
Kali ini tak ada respon. Nando segera melesatkan motornya dengan laju maksimal. Meninggalkan Jenna disana.
.
"Lo udah selesai belum tugasnya?"
"Tugas yang mana lagi Vid?"
Jenna mengapit handphonenya diantara telinga dan pundak. Kedua tangannya meraih buku-buku yang tersusun rapi di rak. Jemari lentik itu membolak-balikkan halaman buku. Mencari tugas yang dimaksud Vidya.
"Anu itu.. aduh apa sih lupa gue."
"Yang ituloh Jee."
"Yang mana?" Jenna berusaha tersenyum sabar sekarang.
"Informatika bukan sih?"
"Iya deh informatika kalau gak salah."
"Informatika udah kemarin babe."
"Loh terus apaa?"
Suara cewek di seberang sana terdengar sangat frustasi dan menyebalkan. Suara yang terlalu cempreng dan nyaring itu membuat gendang telinga Jenna bergetar terlalu cepat. Syukurlah tidak sampai pecah."Lupa gue. Mana ini lagi diluar."
"Gini aja nanti gue cari.. ada tugas apaan terus kalau gue udah nemuin gue kabarin lo." Final Jenna.
"Gue capek sekarang. Gue mau istirahat."
"Ini gue jadinya gak tenang dah. Masa iya di jalanan inget-inget mulu tugas apa ya-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Biru Putih
Teen Fictionbanyak orang bilang bahwa masa-masa paling indah adalah masa putih abu-abu namun, anggapan itu tidak berlaku untuk dia dia yang memiliki seribu kelebihan dan sejuta kekurangan yang tampak bahagia namun nyatanya tengah dipeluk luka baginya masa teri...