• Prolog

88 18 12
                                    



_____

"Mau jadi orang sukses mbak,Echa mau bangun pabrik yupi,doain ya mbak..."

~Aqeesha Annisa


_____

•••🌼 HAPPY READING 🌼•••

_____

01 . { PELANGGARAN }

"Assalamualaikum,ada apa mbak? manggil saya" tanya seorang santri yang bernama Aqeesha Annisa atau biasa dipanggil Echa, namanya lagi lagi dipanggil dengan speaker besar yang ada di dalam pondok pesantren nya itu.

Kini dirinya sudah berdiri di ambang pintu kamar pengurus. Ya karena panggilan itu berasal dari kamar pengurus, Mbak Mbak pengurus yang di amanahi oleh Bu nyai untuk mengurus semua kegiatan dan aktivitas santri di dalam pondok.

"Sini duduk!" Ucap seorang mbak pengurus dengan wajah jutek nya itu.
Astagfirullah andai saja dia bukan pengurus pasti udah Echa gampor tuh wajahnya,ya begitulah, kebanyakan pengurus pengurus pondok itu galak galak,kalau..!pake kalau ya! Kalau si santri melakukan kesalahan. Nah..jadi nggak heran kenapa mbak pengurus ini sangat judes sama si Echa.

Echa pasrah,ia akhirnya duduk dihadapan mbak pengurus judes itu,eh ada 3 mbak pengurus yang menatapnya judes,tapi tak bikin Echa takut,ia bahkan ikut ikutan memasang wajah judes kepada mbak Mbak pengurus itu.

"Ya Allah lama banget sih, cepet Ngomong gue kan lagi makan, ganggu orang aja" batin Echa dalam hati.

Kesal menunggu pengurus itu bicara,kenapa Echa ngga Ngomong langsung aja dihadapan mereka? Oh tentu bisa saja Echa Ngomong ocehannya sama pengurus itu,tapi dia nggak mau berlama-lama berurusan dengan pengurus ini,ya begitulah,mereka jika di protesin malah makin nambah sanksi yang akan diberikan oleh pelaku, seperti Echa ini.

"Ada apa mbak?" Tanya Echa sekali lagi dengan nada lembut dan senyum dengan terpaksa.

"Ada apa? Kamu ngga tau kesalahan mu apa?!" Jawab mbak pengurus yang bernama Firda,  dia adalah orang yang  sangat tidak suka dengan kehadiran Echa, dia juga orang yang menyiarkan namanya lewat TOA besar itu. sangat sangat tidak ramah.

"Mbak... seandainya Echa tau, pasti Echa nggak bakal nanya kok" ucap Echa dengan nada tertahan di bikin se lembut mungkin seperti pantat bayi.

"Tadi habis dari mana? Pulang sekolah kenapa ngga langsung ke pondok?!" Kini mbak Sakila yang angkat berbicara,dia juga pengurus, Namun wajahnya tak se judes mbak Firda tadi,Echa dengan mbak Sakila ini cukup dekat,jadi Echa tidak terlalu was was jika bicara dengan mbak Sakila.

"Em... emang kemana mbak? bukanya Echa langsung masuk pondok kok, setelah beli makan siang di Bu bon" jawab Echa. Bu bon itu ibu kantin yang jualan di area pondok, Bu bon juga menjadi tempat favorit santri santri saat istirahat.

"Yakin?yang bener dek, nanti bohong dosa loh" sekarang mbak Siroh yang bertanya, mbak pengurus yang paling tidak suka jika ada santri yang melanggar peraturan pondok.

Ralat, semua pengurus begitu,tapi mbak Siroh ini berbeda, pasalnya dia yang menentukan Sanksi untuk si pelanggar,jadi harus hati hati jika bicara dengan mbak Siroh,salah bicara atau bohong sedikit pun bisa dengan mudah sanksi yang akan diberikan menjadi lebih susah.

"Yakin mbak..."ucapku sekali lagi,kali ini aku pasrah kepada Mu ya Allah. Karena jika sudah ada di kamar pengurus atau biasanya santri santri menyebutnya dengan kandang singa,wkwk emang pas kok, soalnya setiap masuk ke kamar pengurus wajah orang di dalamnya seperti singa yang siap menerkam mangsa.

Impian Echa {By Asyaannisa}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang