"PANGGILAN KEPADA AQEESHA ANNISA DI TUNGGU DI KAMAR PENGURUS SEKARANG JUGA,ADA TELEPON"
"Heh si Echa kemana?" Tanya Dev. Mereka saling tatap.
"Gatau tuh, kayaknya di jemuran deh" balas Gita.
"Echa udah turun ke kamar pengurus" Suara itu berasal dari Sandra yang baru saja memasuki kamar bersama Ara yang mengikutinya dari belakang.
Aturan telepon disini menggunakan handphone pengurus, bergantian,dan di wajibkan membayar Lima ratus rupiah untuk sekali telpon atau SMS. Bagi santri yang ingin menghubungi keluarganya, karena Kangen ataupun uang jajan habis, yang penting tidak menghubungi pacar atau laki laki yang bukan mahramnya. Bisa di takzir.
Minimal dua Minggu satu kali atau lebih, maksimal nya tiga hari sekali,itu berlaku hanya untuk santri baru,bagi mereka yang masih kangen kangenan,dan belum betah.
Beda lagi jika untuk para santri lama, mungkin mereka hanya menghubungi satu bulan sekali, atau tidak sama sekali, karena orang tua nya hafal dengan waktu uang jajan anak nya sudah habis, para orang tua akan dengan sendirinya datang. Atau sekedar mengirim nya lewat ATM.
"Ouhhh, tumben banget Echa dapet telepon" celetuk Raisa.
"Ho.oh,dalam sebulan pun kayaknya Echa gapernah dapet telpon"
Tapi hal itu sangat jarang di lakukan oleh Aqeesha Annisa,atau Echa. Ia pernah di tanya "kamu kok gapernah dapet telpon dari ortu,nggak Kangen apa?" Echa menjawabnya "nggak"
Setelah pernyataan Echa waktu itu, membuat teman temannya berhenti bertanya tentang keluarga, karena Echa wajah Echa terlihat tidak senang. Tapi ini? Telpon? Tumben sekali. Mereka sibuk dengan dugaan nya masing-masing,kira kira kenapa Echa mendapat telepon?.
"Assalamualaikum" itu suara Echa,ia baru saja memasuki kamar. Ia duduk di depan lemarinya.
"Waalaikumsalam..."jawab mereka serempak. Semua menatap Echa penasaran.
"Ka_kalian kenapa? Liatin gue gitu"
"Ouh_ohhh gapapa gapapa hehe" jawab Dev sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal
"Iya gapapaa"balas Raisa sambil memeluk bonekanya gugup.
"Gapapa kok kamu tambah cantik" ucap Ara sambil tersenyum manis.
"Dapet telepon dari siapa?" Itu suara Kay, membuat semua tatapan tajam tertuju pada nya.
Pasalnya mereka semua tidak berani bertanya, karena takut menyinggung, Echa tidak suka di tanya jika itu bersangkutan dengan keluarga.
"Ouhhh kalian penasaran? Gue dapet telpon dari siapa?" Ucap Echa dengan senyum miring.
"Nggak kok nggak,yakan semua??" Ucap Sandra.
"Iya..."
"Gue dapet telpon dari Mama" balas Echa lirih
"Terus terus?!!" Ucap Raisa tak bisa menyembunyikan rasa penasaran nya.
"Lah?? Tadi katanya nggak penasaran" Echa menyipitkan matanya.
"Dikit" balas Anya sambil puppy eyes nya.
Sedangkan yang lain masih diam menyimak,tak berani bertanya.
"Terus nggak terus terus, nanyain kabar habis itu udah,mati"
"HAH!??!! ASTGHFIRULLAH MATI?!!" bukan cuma Raisa, tapi itu teriakan mereka semua.
"Cha seriusan, jangan bercanda" ucap Dev dengan wajah memelas.
"Lah? Siapa yang bercanda? Emang beneran mati" jawab Echa.
"Mati kapan? Gara gara apa?" Tanya Raisa
"Terus Lo mau pulang kapan?" Ucap Alena
"Yang sabar yaaaa" Sandra, Ara, Gita, Kay, mendekati Echa ingin memeluk. Namun Echa menahannya dengan bantal.
"Heh!!! Apasih!!!! Bukan mama gue yang mati!! Tapi hapenya!!"
💫💫💫
Bantu support ya kawann!!
Vote & komen nya jangan lupa!!💫💫💫
KAMU SEDANG MEMBACA
Impian Echa {By Asyaannisa}
No FicciónCerita tentang seorang anak perempuan yang di paksa menuntut ilmu di pondok pesantren,ini permintaan orang tuanya yang tidak bisa di bantah. Aqeesha Annisa namanya,dia menjadi santri sejak umurnya masih 8tahun. Keinginan Echa untuk tinggal bersama...