A-6 ANAK OSIS

661 97 54
                                    

Pertama kali menghabiskan waktu berdua di salah satu cafe untuk mengerjakan proposal class-meeting, Shikamaru menyadari bagaimana Hinata mencintai dessert.

Bagaimana tidak ketika pertama memesan saja gadis itu langsung membeli empat dessert sekaligus.

Hinata tidak langsung memakannya, ia tetap fokus pada pekerjaannya terlebih dulu. Katanya, "Aku jadi lebih semangat kalo ngerjain apa-apa terus ada makanan kesukaan gitu, walau dimakannya nanti tapi bisa sambil sesekali ngeliatin sambil ngerjain, hehe."

Lalu ketika Shikamaru memegang alih macbook Hinata untuk bergantian mengerjakan proposal, si gadis Hyuga langsung menikmati pesanannya.

Tidak ada gerakan makan Hinata yang nampak rakus atau berlebihan apapun, tapi dengan cara makan yang rapih pun tetap terlihat jelas bagaimana anak papa Hiashi itu sangat menikmati dan mencintai makanannya.

Shikamaru meliriknya untuk kesekian kali, lalu kembali fokus pada tugasnya.

Saat itu Shikamaru berpikir Hinata seperti, terlihat sangat antusias dan menikmati santapannnya. Seperti kelinci yang tengah memakan wortel.

Itu adalah pertama kalinya Shikamaru menyamakan Hinata dengan kelinci. Dan kadang masih suka menggoda Hinata dengan candaan 'Hinata si kelinci' setelahnya.

Itulah yang menjadi referensi Shikamaru dalam memanggil Hinata sebagai kelinci. Dan beberapa bulan setelahnya nama kontak gadis itu Shikamaru ubah menjadi 'anak wortel' ketika mereka sudah resmi menjadi pasangan kekasih.

.

.

.

.

"Nanti kalo aku malah nutup mata dan minta kamu buat nyebutin hasilnya, jangan kasih tau, ya."

"Ya, kenapa enggak kamu aja yang gak perlu nutup mata?"

"Iih, pokoknya ikutin aja."

"Iya iya, siap."

Ujian kelulusan sudah dilaksanakan. Ujian masuk universitas pun sudah dilakukan dan hari inilah hasil dari ujian yang begitu penting bagi kebanyakan lulusan SMA-SMK sederajat itu diumumkan.

Tapi untuk siswa yang sudah lolos seleksi jalur undangan, sih, sudah tidak lagi merasa deg-degan. Seperti Shikamaru misalnya, ia sudah berhasil masuk kampus yang ia tuju lewat jalur undangan di Jurusan Arsitektur Institut Teknologi Suna.

Jadi selain mengurus kelengkapan administrasi pendaftaran kuliahnya, Shikamaru juga menghabiskan waktu dengan membantu kekasihnya untuk lolos seleksi masuk universitas via ujian.

Dan di sinilah mereka berdua, di ruang tengah rumah Hinata, duduk di depan macbook, menghitung menit untuk pengumuman hasil ujian. Shikamaru dan kekasihnya duduk lesehan di atas karpet berbulu dengan meja kecil yang menjadi alas macbook.

Sedari tadi si koala harus ekstra sabar menghadapi kekasihnya yang super gugup.

"Gimana, ya, kalo aku gak lolos di pilihan pertamaku?"

"Nanti kalo aku gap year apa aku bisa tetep konsisten belajar?"

"Gimana kalo pas gap year aku malah mager terus jadi pengangguran seumur hidup?"

Padahal kalaupun gagal di seleksi ujian masih ada ujian mandiri yang bisa Hinata tempuh, tapi ya namanya sudah kemana-mana overthinking.

"Hinata, kamu gak mungkin kaya gitu," Shikamaru mencoba menegur dengan lembut walau nada bicaranya masih males-malesan.

"Maksud kamu, aku bakal pasti lolos?"

"Ya, gak tau juga---"

"Jadi maksud kamu aku gak bakal lolos?"

ONE WAY TICKET [SHIKAHINA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang