chapter 1

34 7 106
                                    

#penawaran#

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#penawaran#

Malam begitu dingin,suhu udara mencapai 5° membuat jaket Levis yang dikenakannya tak mampu melindungi tubuhnya dari dinginnya udara malam ini. Ryosuke mempercepat langkahnya melewati gang sempit yang terletak dipinggir kota Tokyo itu agar bisa cepat sampai dirumah. Namun saat beberapa langkah lagi dia mencapai pagar rumahnya, langkahnya sontak terhenti saat melihat beberapa orang berpakaian hitam-hitam tengah berusaha mendobrak pagar lapuk sewaannya itu. Meski tidak terlalu jelas tapi Ryosuke dapat menghitung setidaknya ada 4 orang yang berdiri didepan pagar rumah kecilnya itu.

Ryosuke menghela nafas lelah, raut wajahnya datar namun sebetulnya anak usia 15 tahun itu benar-benar merasa sangat lelah. Ia  yang sangat menginginkan istirahat penuh sepanjang perjalanan menuju rumahnya tadi setelah kerja paruh waktu seharian penuh. Tapi itu pun tidak akan bisa dilakukannya sekarang.

Dengan berat hati Ryosuke mengeluarkan amplop kecil dari saku jaketnya. Menatapnya sejenak sebelum kemudian menatap kearah orang-orang didepannya itu.

"Sepertinya aku harus menunda lagi untuk mendaftar SMA tahun ini." gumamnya datar, lagi-lagi seperti ini. Sampai kapan dia harus seperti ini?

Ryosuke melangkah tanpa gentar kehadapan 4 orang pria bertubuh dua kali lebih besar dari tubuhnya itu, menyodorkan amplop yang dipegangnya tadi ketangan salah satu orang itu.

"Pergilah! Ini kan yang kalian inginkan? Aku rasa itu cukup!" ucap Ryosuke singkat saat melihat raut bingung pria didepannya. Namun orang itu mengambil juga amplop itu dengan kasar dari tangan Ryosuke dan memeriksa beberapa lembar uang yang terdapat didalamnya. Beberapa saat kemudian dia tertawa keras membuat Ryosuke mengeryitkan keningnya bingung.

"Dasar bocah! Katakan dimana pemilik rumah ini heh?" Ryosuke tanpa sadar mendengus kesal mendengar kalimat anak kecil dari orang dihadapannya ini.

"Otou-chan tidak ada. Kalian mau menagih hutang judinya kan? Ambil uang itu dan pergilah, aku mau tidur!" itu kalimat terpanjang yang dikeluarkan oleh anak 15 tahun itu, sepertinya dia mulai kesal menangani  4 Oji-san bertubuh besar dihadapannya itu. Ryosuke tidak bohong. Ayahnya memang tidak ada karena saat malam seperti ini biasanya sang ayah pasti sedang berkeliaran ditempat orang bermain judi lagi. Begitulah keadaan ayahnya sehari-hari.

"Kau ini anak Tuan Yamada? Wow kirei na...ini merupakan berita bagus untuk bos kita bukan?" salah satu dari mereka bersiul sambil memperhatikan penampilan Ryosuke dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Yah, aku juga sangat yakin kalau ayahnya tak akan mampu membayar hutangnya yang 50 juta Yen itu dalam seminggu. Malang sekali nasib anak ini hahahaha...."

Ryosuke membulatkan matanya, dia memang tak banyak berekspresi. Tapi mendengar 50 juta Yen ia benar-benar terkejut. Apa dia yang salah dengar? Ayahnya memang sering berhutang judi, bahkan Ryosuke sampai menggunakan gaji bulanannya untuk membayar hutang judi ayahnya itu. Tapi orang-orang itu bilang 50 juta Yen?

Kotoba wa iranai (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang