#Teman yang berharga#
Mengunci diri dikamar, dalam kegelapan dan sepi itu yang dilakukan Yuto sekarang. Dia duduk bersandar dikepala ranjang, menekuk lutut dengan tatapan kosong. Matanya tak lagi mengeluarkan airmata, kering karena terlalu banyak menangis. Ditangannya tergenggam cek senilai jutaan dollar. Nominal angka yang besar memang, tapi Yuto muak. Orang yang memberikan cek itu telah memberinya banyak luka dan belum lagi kering lukanya ditambah lagi luka baru.
Haruskah Yuto mengikuti perkataannya? Haruskah dia melepaskannya lagi?
Dalam renungannya Yuto menggeleng kuat. Dia tidak mau. Dia kemudian berhenti meremas cek digenggamnya dan buru-buru menaruh cek itu dilaci paling dasar dibawah. Sengaja menaruhnya ditempat tak terjangkau. Berharap dia lupa dengan cek itu nantinya. Yuto tak cukup berani membuangnya, ia tidak mau menambah masalah baru lagi.
"Tidak,kali ini aku tidak akan pergi lagi. Aku tidak akan menurutimu." Yuto meyakinkan dirinya, namun tubuhnya tak sejalan dengan hatinya. Dia jatuh terduduk menangis lagi, orang itu memang telah menguras keberaniannya.
"Aaaargghh...!!!" Yuto akhirnya berteriak melampiaskan semua rasa kesal dan kepedihan hatinya. Dia tidak tahu kalau kedua housemate nya berada diluar, berdiri mematung didepan pintu kamarnya yang terkunci. Ryosuke dan Daiki memasuki rumah tepat 15 menit setelah Yuta keluar dari rumah mereka. Baru saja masuk mereka lansung mendengar teriakan Yuto. Disini lah mereka sekarang saling berpandangan satu sama lain.
"Aku tak tahan Ryo, setidaknya aku ingin meminjamkan bahuku untuknya menangis." sejak hari itu baik Yuto maupun Daiki sudah memanggil nama Ryosuke dengan nama kecilnya atas permintaan Ryosuke sendiri. Katanya biar lebih akrab saja.
",Dia butuh waktu sendiri, Dai-chan. Dia juga pasti malu memperlihatkan kelemahannya pada kita. Kau tahu bagaimana wataknya kan? Yuto percaya kalau dia paling tegar dari kita. Jadi biarkan dia tenang dulu, dia akan keluar sendiri nanti."
..........
Rintihan yang begitu nyaring dari kamar Yuto lagi-lagi membangunkan kedua temannya dikamar sebelah. Buru-buru Ryosuke dan Daiki menggedor pintu kamar itu.
"Yutti daijoubu desuka?" Daiki agak gusar saat ini.
"Yutti buka pintunya." Ryosuke meminta dengan tenang, tapi karena Yuto saat ini sedang lemah, badan nya panas serta pinggulnya sakit dia tak bisa bangkit untuk membuka pintu.
"Dai-chan tolong kau kebawah, minta kunci serep dengan Oba-san pemilik rumah." Daiki hanya mengangguk dan berlalu pergi.
Setelah pintu berhasil dibuka, berapa terkejutnya mereka mendapati Yuto terbaring dilantai. Dengan susah payah mereka mengangkat tubuh tinggi itu kekasur.
"Kau demam Yutti, aku akan menyiapkan kompres." Daiki yang pertama kali menyadari lansung menuju dapur untuk mengambil kompresan.
"Gomenne aku merepotkan kalian." ujar Yuto lemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kotoba wa iranai (Slow Update)
Fanfictioncover by@Eiravyanna summary Tak perlu kata-kata untuk menggambarkan isi hati, ketika hati hanya ingin merasakan apa itu bahagia, sekalipun sangat sederhana namun bisakah mereka meraihnya? story' by@ASYA (Januari 2023) Pairing JUMP & other Genre...