chapter 11

27 6 4
                                    

# Hancur#

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

# Hancur#

Yuto menemukan Ryosuke sedang berada didepan kamar sang ayah, menatap nanar kearah wajah pucat tak berdaya dengan selang-selang kabel yang membelit tubuhnya terhubung dengan mesin dan layar yang terus menampilkan garis zig-zag disamping kanannya.

Yuto tahu pandangan Ryosuke bukan fokus tubuh ayahnya melainkan menatap kosong kedepan. Pemuda itu sekilas terlihat syok?

"Ryo-chan..." Yuto menyapanya dengan hati-hati dan menyentuh pelan bahu itu membuat Ryosuke spontan terjengit dan tanpa sadar menepis tangan Yuto kasar.

"Daijoubu Ryo-chan?" Yuto tidak marah tangannya ditepis kasar oleh Ryosuke. Pemuda itu menoleh dan seketika Yuto meringis miris melihat wajah itu.

"Yutti ..." lagi-lagi suara serak itu yang terdengar dari bibir pucat yang kini terlihat bergetar itu dan tubuhnya juga bahkan ikut menggigil.

"Ryo-chan kenapa?" Yuto kuatir melihat wajah Ryosuke yang terlihat berantakan itu. Wajah pucat pasi, masih dengan mengenakan seragam sekolahnya yang bahkan tak terkancing dengan benar. Rambutnya berantakan dan bibirnya yang terlihat agak bengkak memerah. Yuto dapat melihat beberapa bercak merah dileher putih jenjang pemuda itu yang Yuto tak berani menebak apa itu. Apa Ryosuke sudah...?

"Yutti...ap-apa...aku boleh membunuh...ayahku sekarang...?" suara parau yang terbata-bata itu lagi. Kali ini suara itu terdengar lemah. Yuto menggeleng cepat. Dia segera memeluk tubuh yang lebih pendek itu.

"Iie...jangan Ryo, jangan! Apapun yang terjadi dia tetap ayahmu. Hanya dia satu-satunya keluargamu. Ayo kita pulang Ryo...!" Yuto merasakan tubuh diperlukannya bergetar hebat. Yuto tahu Ryosuke menangis karena dia merasakan baju bagian depannya basah.

"Ak...aku...aku kotor...ak-aku tidak berguna...ak-aku menjijikan,hiks...!" Ryosuke meremas kuat kaos yang dipakai Yuto. Yuto membiarkan Ryosuke melampiaskan amarahnya. Dia dengan cepat menyadari kalau sebenarnya Ryosuke itu baru saja dirusak. Dia harus menerima kenyataan pahit diumurnya yang bahkan baru memasuki 16 tahun. Usia yang masih sangat muda.

"Shhh....jangan ucapkan itu Ryo. Bagaimanapun keadaanmu kau tetap Ryo-chan kami, Ryo-chan yang gigih dan tahan banting dalam berusaha dan bekerja. Tiap orang punya masa-masa sulit. Tapi aku yakin Ryo pasti bisa mengatasinya." Yuto membelai rambut lepek pemuda yang masih terus menangis dipelukannya itu. Tidak ada suara lagi yang didengarnya dan tangisnya juga sudah berhenti. Sesaat kemudian pelukannya juga melemah. Rupanya dia terkulai pingsan dipelukan Yuto karena tak kuat menahan tekanan batinnya.

"RYO-CHANNN!!"

Apa sebenarnya yang terjadi pada Ryosuke? Kilas balik beberapa jam sebelumnya.

Flashback

"Oh kau sudah datang, Ryosuke-kun?" Yuya menyambut kedatangan Ryosuke begitu pemuda itu membuka pintu kamar hotel.

"Silakan duduk!" Yuya mempersilakan pemuda itu duduk disofa yang lansung dituruti oleh Ryosuke. Dia menatap tajam penampilan pemuda dihadapannya. Walau masih terbalut seragam sekolah Ryosuke tetap saja memukau dalam pandangannya. Apapun yang dipakainya dan mau bagaimanapun penampilannya pemuda itu tetap saja mempesona dalam pandangan Yuya, membuatnya makin tidak bisa melepaskan Ryosuke begitu saja.

Kotoba wa iranai (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang