chapter 6

26 6 52
                                    

#Berbagi#

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#Berbagi#

Waktu bergulir cepat. Tak terasa sudah 3 Minggu Yuto berada di negara sakura ini. Dia juga telah menghabiskan waktunya dengan mengambil kelas bimbel untuk mempersiapkan ujian masuk SMA. Yuto tahu kalau Jepang dan Korea mempunyai perbedaan kurikulum. Makanya dia harus bersiap dsn tidak berleha-leha karena bagaimanapun cerdas dirinya tetap aja tidak menjamin kelulusan apalagi sekolah yang diinginkannya adalah sekolah favorite setaraf internasional. Yuto percaya istilah No one is the best, the only do the best. Meski dia pintar bukan berarti dia yang terbaik. Masih ada yang terbaik diatas yang terbaik. Dan dia hanya harus melakukan yang terbaik untuk dirinya.

Awal musim semi tiba, pertanda mereka juga sudah siap untuk memasuki tahun ajaran baru. Seminggu lalu Ryosuke dan Yuto sudah melakukan tes ujian masuk SMA bersama ribuan siswa lainnya. Horikoshi Gakuen School, salah satu sekolah favorite yang menjadi tujuan mereka untuk menimba ilmu kali ini. Ryosuke memilih sekolah ini karena dekat dengan tempat tinggal mereka, hanya perlu naik bus sekali dan jalan kaki jika ada waktu lebih. Sangat hemat dan praktis sesuai prinsifnya. Sedang Yuto memilih karena sekolah ini sekolah favorite juga bertaraf internasional seperti keinginannya dan alasan lainnya adalah Arioka Daiki, housemate imut nan mungil itu sekaligus satu-satunya orang yang dia anggap teman dinegara ini dan juga sudah menerima beasiswa penuh disekolah itu. Jujur Yuto tak ingin sendirian, dia masih belum tahu apa-apa tentang negara yang baru ditinggalinya ini. Bagaimana dengan Ryosuke? Yuto akui dia tidak akrab dengan pemuda pendek satu itu. Karena dia jarang ketemu sebab Ryosuke sibuk 24 jam penuh. Tapi ia senang karena Ryosuke juga bersekolah ditempat yang sama dengan mereka berdua.

Sekarang mereka berakhir disini, di aula besar sekolah itu. Daiki mengapit kedua temannya yang beda tinggi itu, menyeret housemate nya yang tampak begitu males kedepan papan pengumuman. Harusnya ia hanya perlu bersantai, namun tanpa dirinya dia yakin kalau kedua orang disampingnya ini tidak akan mau melihat pengumuman karena mereka berdua malas dengan kedok tak suka keramaian

Mereka sengaja datang lebih siang untuk menghindari keramaian. Namun tetap saja masih ada puluhan siswa yang masih berdesakan dipapan pengumuman itu.

"Kau bilang kalau kita berangkat lebih siang akan sepi!" Yuto mendengus tak suka melihat siswa yang bergerombol dipapan pengumuman. Dia menatap protes kearah Daiki.

"Aku dengar tadi jauh lebih banyak!" Daiki membela diri.

"CK, dizaman serba canggih teknologi gini kenapa sih masih menggunakan metode kuno gini? Bukannya lebih mudah mengumumkan lewat website sekolah?" Yuto masih saja menggerutu tak jelas.

"Itu terlalu mudah untuk pemalas sepertimu. Sesuatu itu harus didapatk dengan perjuangan tahu!" Ryosuke yang sedari tadi mendengar perdebatan itu menjawab ketus.

"Dai-chan, ayo kita juga berdesakan. Aku mau mencari namaku!" Ryosuke menarik Daiki maju meninggalkan Yuto sendiri dibelakang. Yuto mendengus tak suka. Ryosuke itu manis,jarang bicara tapi mulutnya pedas. Dia hanya menghembuskan nafas berusaha sabar mengikuti dua orang itu kedepan papan pengumuman.

Kotoba wa iranai (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang