Bagian 2

2.9K 330 5
                                    

Happy Reading







Renjun mengecup kening Chenle dengan lembut setelah anaknya itu terlelap. Ia menyelimuti Chenle dengan kain lalu beranjak dari sana. Renjun menatap prajurit dari suaminya dengan tersenyum manis. Prajurit itu membungkuk sejenak.

"Tolong jaga anakku ya. Saya harus menemani raja. " Ucap Renjun dengan suara lembutnya.

Jika Hendery bukanlah prajurit setia Lee Jeno mungkin ia akan khilaf melihat keanggunan Renjun. Seseorang yang menjadi istri rajanya itu begitu manis dan lembut. Pantas saja Raja benar-benar menjaga istri simpanan nya itu. Meskipun bukan dari kalangan bangsawan, Jeno begitu mencintai Renjun.

"Baik Ratu, " Jawab Hendery. Renjun sedikit risih dengan panggilan Ratu pada dirinya. Tetapi suaminya selalu berkata jika ia adalah seorang ratu. Maka dari itu Renjun tidak membantah. Baginya membantah suami sekaligus rajanya adalah suatu dosa besar.

Renjun pergi dari kamar milik Hendery lalu masuk ke dalam kamarnya. Malam ini ia menidurkan Chenle bersama Hendery karena permintaan Jeno. Tentu saja suaminya itu sedang merindukannya. Mereka sudah berpisah sekitar tiga bulan yang lalu.

"Sayang, bisakah kamu menambah air panas di teh ini?" Ucap Jeno setelah menyadari kehadiran Renjun.

"Bisa Raja. Sebentar ya. " Renjun berjalan sedikit cepat mengambil air panas di dapurnya.

Jeno tersenyum setelah Renjun nya sudah kembali dengan membawa ceret air panas. Ia menerima ceret itu lalu menarik tangan Renjun agar duduk di sampingnya.

"Raja akan menginap berapa malam?" Tanya Renjun sambil membuka jubah Jeno. Ia sudah berjanji akan memijat suaminya malam ini.

"Dua malam. Apa kau tidak apa-apa? Sekarang sudah mulai ada orang yang mencurigai ku. " Ucap Jeno, ia sedikit memejamkan matanya saat merasakan pijatan lembut dari Renjun.

"Tidak masalah Raja. Eum Lele bilang dia ingin ikan, apa Raja bisa menemani Lele pergi ke sungai esok?" Tanya Renjun sedikit takut. Ia takut meminta sesuatu hal seperti itu pada suaminya.

"Tentu sayang. Aku tahu pasti Lele juga merindukanku. " Jawab Jeno. Ia menikmati pijatan istrinya ini. Jeno bersyukur karena ia bisa mempunyai istri yang berbakti. Meskipun sampai sekarang ia belum bisa memberi tahu dunia jika Renjun adalah istrinya. Bagi Jeno, Renjun adalah satu-satunya istri terbaik baginya.

"Sudah cukup. Kau akan kelelahan sayang. "

Renjun menghentikan pijatan nya lalu membiarkan Jeno memakai jubah tidurnya. Ia tersenyum saat Jeno memintanya untuk duduk di samping suaminya itu. Renjun menurut lalu ia mulai menyandarkan kepalanya di pundak Jeno.

"Aku membawa banyak bahan makanan. Beri Lele makanan yang sehat. Kau juga harus makan dengan baik ya sayang. Jangan terlalu lelah, besok Hendery akan membenarkan beberapa peralatan rumah. " Ucap Jeno sambil mengusap kepala Renjun dengan sayang.

"Baik Raja. Akhir-akhir ini Lele sedang menginginkan ikan. Tetapi Raja tidak membolehkan saya pergi ke sungai. " Jelas Renjun. Jeno melarangnya ke sungai karena sungai di sana cukup dalam dan deras. Sewaktu-waktu bisa banjir dan airnya meluap. Jeno tentu khawatir dengan istrinya.

"Kau itu sendiri sayang, aku takut jika terjadi sesuatu padamu dan Lele. Besok biar aku yang mencari ikan. "

Renjun mengangguk.
"Raja? Apakah prajurit Raja hanya satu?"

Jeno menggeleng.
"Sangat banyak. Hanya saja, Hendery adalah prajurit kepercayaanku. "

"Jika Raja mengkhawatirkan aku sendiri mengapa Raja tidak membiarkan tuan Hendery tinggal bersamaku?" Pertanyaan polos itu keluar dari mulut kecil Renjun.

Because, I'm a KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang