Setelah beberapa menit berjalan sambil mengendap-endap takut-takut para zombi datang, akhirnya Jake dan Bella menemukan sebuah bus kosong. Sebelum masuk, Jake sudah memastikan kalau bus itu benar-benar aman, setidaknya mereka punya tempat beristirahat untuk malam ini. Urusan besok biarlah mereka pikirkan besok.
"Kenapa?" tanya Jake yang sepatutnya tidak ditanyakan dalam situasi sekarang, jelas-jelas mereka panik, mati-matian mempertahankan hidup dari para zombi.
"Keluargaku terpisah denganku saat di jalan, aku terseret orang-orang yang berlarian saat ingin melarikan diri. Lalu aku bertemu sekelompok orang yang masuk ke toko tadi," jelas Bella.
"Kau—"
"Ya, aku tahu. Aku tidak yakin kondisi keluargaku bagaimana sekarang. Apa mereka sudah menjadi zombi atau masih hidup, tapi apa salahnya berharap, kan?"
Jake duduk, kemudian tersenyum pasi. "Memang tidak salah. Tapi, berharap itu terkadang menyakitkan, bukan?" Bella yang mendengarnya menunduk sambil menangis. "Seharusnya minggu depan aku bertanding sepak bola antar kota, dan kalau timku menang, kami akan bertanding di tingkat negara. Aku selalu berharap sepak bola bisa membawaku pada kesuksesan, demi orang tuaku, karena aku sangat payah dalam urusan belajar. Nyatanya? Sekarang kita malah terjebak di neraka ini."
Bella menatap Jake lekat, merasa perihatin, tetapi dalam diam.
"Kita harus tidur, besok kita akan mencari makanan dan tempat sembunyi yang lebih layak."
•••
Brum!
Keduanya terbangun mendengar suara itu, goncangan cukup hebat juga membuat mereka langsung tersigap.
"Ada apa?!" tanya Bella panik.
"Seseorang berusaha menghidupkan bus ini!" jawab Jake. Posisi mereka berada di ujung belakang bus, dan di tempat pengemudi sana sudah ada seorang pria dan wanita di sampingnya tengah bergerak gusar.
"Cepat!" titah wanita itu sambil terus menengok si pria dan arah luar bergantian.
Bella pun mengikuti arah pandangannya, seketika bulu kuduknya berdiri melihat sekumpulan mayat hidup yang berjalan menuju bus itu. Bus pun berhasil hidup dan mulai melaju, dengan cepat Bella turun dari kursinya dan menutup pintu belakang yang sempat terbuka karena goncangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloody Epidemic
Fiksi IlmiahManusia adalah makhluk paling sempurna yang diciptakan Tuhan. Makhluk yang ditugaskan untuk menjadi pemimpin atas apa yang telah dititipkan pada mereka, terutama diri mereka sendiri. Karena itu, manusia bisa mengendalikan diri mereka atas kehendak...