Hai:)Selamat membaca.
Banyak hal yang bisa aku ambil, salah satunya arti kamu dalam hidupku.
Tidak begitu penting:)-noheaayaaa
*****
"Libur telah tiba, libur telah tiba horee horee..." Sedari tadi suara itu memenuhi seisi markas Vanos gang. Membuat beberapa anggota berdecak kesal.
"Akhirnya libur juga horee horee..."
Bukk
"Sial." Cowok itu mengumpat saat sebuah bantal melayang tepat mengenai wajah mulusnya.
"Diem." Cowok itu menatap tajam kearah Raffa. Membuat sang korban mendengus "Kenapa sih?"
"Mulut lo bau."
"Mana ada bau, gue sikat gigi lima kali sehari," ujar Raffa menatap sinis. Cowok bernama Raysa itu memang bermulut pedas, rasanya Raffa ingin sekali menonjok mulut cowok itu. Hanya saja sayang nyama, masih mau mencari janda katanya.
"Busedd,, sikat gigi atau ibadah itu." Bagas bertepuk tangan heboh sambil tertawa
"Gada yang lucu kali." Sewot Raffa yang masih terlihat sebal.
"Apa lo?"
"Apa?" Raffa balik bertanya, selain bermulut pedas cowok itu juga irit bicara. Jadi jika di beberapa keadaan membuat nya tidak mengerti.
"Lo marah sama gue. Pasang muka jelek kayak gitu."
Jlepp
Kan baru saja bersuara, sudah minta dibunuh.
"Udah-udah, kalian malah ribut kek bocah." Pisah Bagas menarik tubuh Raffa ke belakang.
"Lo di panggil Reyga."
Hari pertama libur sekolah, Vanos gang akan mengadakan pesta kecil untuk merayakan nya. Karena setelah satu tahun lebih terakhir, mereka tidak bisa membuat acara seperti itu. Selain untuk bersenang-senang, acara ini juga akan semakin mempererat tali persahabatan mereka.
"Lo udah pesen semuanya kan?" Bagas mengangguk pertanda berkata 'sudah'.
"Liat dekorasi yang gue buat bagus kan." Bangga nya menepuk dada sambil tersenyum. Karena ucapan itu mata Reyga menatap sekelilingnya. Cukup bagus dan keren.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAUMA✓
Teen FictionPART LENGKAP - FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! Ini tentang dia, kita dan trauma. Awalnya Aqilla kira jatuh cinta itu indah, seperti di novel yang pernah ia baca. Tapi sepertinya skenario tuhan dengan manusia itu tidak bisa di samakan. Setelah merasaka...