63. Putra Ayah

2.4K 435 12
                                    

"Koran dan katalog? Nama yang unik, Nona. Dari mana kau mendapatkan ide seperti ini?" tanya Viscount William.

"Aa-ah itu ... hanya kepikiran saja! Benar!" sahut Fiona.

Lucas melirik curiga pada gadis itu. Lama-lama ia menyadari, selalu saja ada topik yang berusaha dihindari oleh Fiona. Tiap kali ia mencetuskan ide brilian, Fiona tak mau menyebutkan dari mana inspirasinya tersebut berasal.

Mungkinkah benar-benar ada rahasia yang disembunyikan Fiona dariku? Lucas bertanya-tanya dalam hati.

Tatapan mata pemuda itu dirasakan oleh Fiona. "Ada apa, Tuan Lucas?"

"Tidak ada." Lucas menerbitkan senyum. Ia tak ingin gadis itu merasa tidak nyaman karena kecurigaannya.

Fiona juga menambahkan, karena kelas menengah tidak membaca berita, jadi yang perlu disebar pada mereka cukup katalog saja. Koran bisa disebar khusus di kalangan elite. Bila kalangan menengah ada yang ingin membaca berita juga, mereka bisa mendapatkan koran di gedung serikat pencanang.

"Bagaimana, Tuan-Tuan? Adakah yang ingin ditanyakan selanjutnya?" tanya Fiona memastikan.

Viscount William dan Sir Cedric saling melempar pandangan. Sesaat kemudian, salah satunya angkat bicara. "Kami setuju. Namun, butuh waktu agar para pedagang dan pemilik usaha mau menggunakan jasa baru ini. Harus ada orang yang bisa mengajak mereka untuk beralih media."

"Apakah Anda sekalian lupa, sedang berada di kastel milik siapa?" tanya  Duke Alfred seraya berdeham. Sir Cedric mengernyit tak mengerti, hingga Alfred menjelaskan maksudnya. "Aku bisa menitahkan pada para pedagang untuk beralih menggunakan jasa ini dan tidak lagi mencetak selebaran sendiri-sendiri."

Setelah Duke Alfred berkata seperti itu, baik Cedric dan William bernapas lega. Mereka sudah merasa terjamin bahwa konsep koran dan katalog ini akan laku. Tidak ada seorang pun yang berani menentang titah Duke Alfred Foxton.

Selanjutnya, yang terjadi cukup singkat. Viscount William dan Sir Cedric puas dengan kesepakatan yang telah disetujui. Mulai hari ini, Fiona juga akan mempromosikan koran dan katalog pada para pelanggan jasanya ketimbang selebaran biasa. Fiona juga akan mengajari lebih lanjut penyusunan koran dan katalog ini di serikat pencanang beberapa hari kemudian.

"Baiklah. Kalau begitu, kami pamit. Terima kasih atas kerja samanya, Tuan dan Nona." Sir Cedric menunduk sejenak, memberikan salam.

Fiona membalasnya dengan curtsy. "Dengan senang hati, Sir Cedric, Viscount William."

Kedua perwakilan serikat pencanang pun pamit dari kastel Abbott. Sepeninggal mereka, Fiona mendesah napas amat panjang seraya mengelus dada. "Akhirnya, selesai juga ... ."

"Kenapa? Kau takut pada mereka?" tanya Lucas. Ia terkekeh melihat tingkah laku gadis itu.

Fiona mendelik pada Lucas. "Tentu saja! Biar bagaimanapun, aku hanya rakyat biasa, Tuan. Kalau bukan karena Anda, aku pasti sudah dilarang untuk menjajakan jasa konsultasiku lagi!"

Lucas tergelak. "Tenang saja. Ada aku di sisimu. Lagi pula, kau tadi tidak terlihat gugup sama sekali."

"Aku menahannya!" seru Fiona. "Sebenarnya tadi aku lumayan gugup sepanjang diskusi."

"Kau tidak perlu khawatir seperti itu. Sudah kubilang bukan, aku yang akan melindungimu." Lucas mengusap kepala Fiona, membuat gadis itu tersipu malu. "Terima kasih banyak Tuan---"

Kemesraan keduanya buyar oleh deheman dari Duke. "Kalian melupakan keberadaanku di sini, ya?"

Alfred menggeleng tak habis pikir melihat tingkat putra sulungnya, yang kini wajahnya semerah tomat. "A-ayah!"

Kedai Rawon di Isekai (TAMAT - Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang