Decitan akibat sepatu dan lantai lapangan yang beradu menggema di gimnasium. Namun itu tak membuat para pemainnya terganggu sedikitpun. Malah menjadi jauh lebih bersemangat.
Seorang di samping lapangan meniup peluitnya keras-keras, membuat semua yang berada dalam kotak permainan berhenti seketika.
"TIME OUT!"
"Great job, semuanya!"Ujar gadis sipit tersebut sambil bertepuk tangan sekedar mengapresiasi permainan para anggota timnya. Walaupun begitu, para pemain dalam kotak lapangan itu tahu jika habis ini mereka akan dibantai habis dengan komentar darinya.
"Overall permainan kalian berkembang. Tapi dikit doang."
Yah, memang seperti itulah Seulgi. Tidak akan ada yang berani protes, toh apa yang dikatakannya memang benar. Sebaliknya, mereka mengagumi kapten tim basket mereka itu.
"Kita kayaknya butuh latian lebih banyak. Sebenernya menurut gua, ini udah cukup buat pertandingan kita yang pertama seandainya kita punya Chaeyeon."
"Tapi sialan emang tuh anak malah nyusruk comberan pas kita mau tanding."Para anggotanya itu terkekeh naas mendengar ucapan sang kapten. Jika Seulgi itu Ace Basket nya anak Hanlim, maka Chaeyeon itu setara kartu Queen mereka. Tapi apa boleh dikata, seminggu yang lalu Chaeyeon dikabarkan jatuh dari motor dan masuk ke parit. Setelah diperiksa, tulang betisnya sedikit retak. Dokter melarangnya keras untuk melakukan aktivitas berat. Terlebih jika berbicara basket.
"Oke, Ryujin permainan bagus. Lo keliatan banget perkembangannya. Tapi gue ngarepin improve yang jauh dari perkembangan lo minggu ini untuk satu bulan kedepan."
Ryujin tersenyum mendengar komentar Seulgi dan sedikit menunduk sebagai terimakasih atas komentar baiknya.
"Yena, gue gatau kenapa tapi 2 hari ini permainan lo turun dikit. Gue gak terima alesan galau karena NT mulu, by the way."
Yena mencebik saat mendapat sorakan dan tawa dari teman satu timnya lalu menggumamkan maaf pada Seulgi.
"Yujin great work! Lo juga keliatan improve. Tapi minusnya masih sama kayak kemarin, stamina lo. Gue harap lo latian buat ningkatin stamina biar lo gak kita ganti sama pemain lain di tengah permainan."
Gadis tinggi itu memberi gestur hormat pada Seulgi dan berkata "siap, kapten!" dengan lantang.
"Terus Yeji."
Yang di panggil namanya mendongak dan tersenyum canggung. Sudah pasti dia akan di komentari panjang lebar, batinnya saat sang kapten terlihat menghela nafas.
"Hhhh... Lo itu pemain yang agak susah, Ji."
"Gua gabakal nyalahin lo. Karena yang narik lo kesini ya emang gue."
"Setelah liat lo seminggu ini, permainan lo emang berkembang. Tapi tetep masih jauh sama yang lain."
"Tapi kita butuh shot lu."
"Pas liat lo pertama kali nge-shot gue pikir lo emang bakal cocok buat gantiin Chae.""Harus gue akuin shot lo bahkan jauh lebih bagus dari dia. Lo monster shooter kita, Ji."
"Tapi basket bukan cuman tentang itu. Stamina lo kurang, defend lo lembek, kadang passing pun kemana-kemana."
"Sebenernya lo bakal bisa jadi salah satu pemain paling bagus kita kalo aja lo masuk lebih awal. Sayangnya buat sekarang kita gapunya waktu banyak."
"Tapi mau gimana pun gue gabisa lepasin talent lo gitu aja. Gue cuman berharap lo seenggaknya bisa keep up sama yang lain dalam satu bulan ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is On but Nobody's Home
FanfictionHwang Yeji, gadis jangkung yang sering disebut si pawang Matematika. Anak kelas Science yang kerjaannya cuman belajar dan menangin olimpiade sampai-sampai sertifikatnya setebel buku Biologi. Temenan sama anak Social, Shin Ryujin, yang sama-sama gila...