15. Nasihat

2.1K 231 24
                                    

Hi :))
Selamat menikmati, jangan lupa like dan komentar

Isi chat bu guru cantik dan mas duda setelah insiden nginep d rumah masdud⤵️

Isi chat bu guru cantik dan mas duda setelah insiden nginep d rumah masdud⤵️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sienna menatap dengan kesal mamanya yang tidak memberi izin kepadanya untuk memilih gaun sesuai keinginannya. Lantas untuk apa Sienna pulang kalau mamanya yang memilih gaun untuknya, kalau tahu akan seperti ini Sienna lebih baik tidak pulang.

Batinnya tertawa perih, sejak kecil Sienna memang tidak bisa memilih sesuai keinginannya. Jika Sienna memilih A mamanya akan memilih B. Keinginan mamanya dan Sienna berbanding terbalik.

Sampai sekarang, untuk memilih gaun pertunangannya saja Sienna tidak bisa memilih. Bayangkan saja jodoh mamanya yang mengatur, dan gaunnya dia juga yang mengatur. Sienna ingin bebas berpendapat seperti orang-orang diluar sana.

"Sienna akan turuti Mama, tapi Sienna gak mau pertunangan ini diketahui oleh media."

Sofia menatap Sienna sekilas. "Kamu tidak bisa mengajukan syarat. Ikuti aturan Mama."

"Sienna bukan anak kecil lagi Ma. Sienna anak Mama, darah yang mengalir di tubuh Sienna ada darah Mama, Mama tahu maksud Sienna kan?"

Sofia meremas gaun pertunangan Sienna. Dia memberikan perintah kepada pelayan untuk keluar dari kamar Sienna. Dia tidak mau pelayan-pelayan tahu apa yang terjadi nanti.

"Kamu ingin pergi lagi? Lakukan apa yang ingin kamu lakukan. Tapi kamu harus ingat, Mama bisa mencari kamu, kemanapun kamu pergi."

Sienna menatap tajam Sofia. Tentu saja mamanya bisa menemukannya. Dia hampir melupakan fakta bahwa keluarganya adalah keluarga kaya raya. Mereka bisa membayar dengan besar orang untuk menemukannya.

Tapi mamanya lupa kalau darahnya mengalir di dalam tubuh Sienna. Mamanya yang keras kepala sama persis dengan Sienna. Dulu mungkin Sienna tidak berani memberontak tapi sekarang Sienna bisa melakukannya. Dia sudah dewasa, berhak untuk menentukan keinginannya.

"Satu bulan lagi Rayden selesai dengan kuliah masternya, jadi selama itu, jangan berpikir yang akan merugikan kita semua."

"Merugikan Mama, bukan Sienna," jawab Sienna dengan acuh.

***

Belva menguncang tangan Sienna. Dia memberikan isyarat kepada Sienna untuk melihat ke luar restauran. Sienna memincingkan matanya saat melihat mantan istri Lendra sedang berbicara dengan seorang pria, yang Sienna tidak ketahui.

"Kenapa? Udah biarin aja mereka lagi ngobrol."

"Itu lagi berantem Ra, lo perhatiin yang bener."

Sienna kembali memperhatikan Thalia dan seorang pria. Benar kata Belva keduanya sedang bertengkar terbukti dari tatapan Thalia yang terlihat tajam menatap pria di hadapannya.

Keduanya berhenti memperhatikan Thalia saat pria yang bersamanya merangkul Thalia menuju mobil berwarna hitam yang terparkir.

"Itu pacar dia yang sekarang bukan sih?" tanya Sienna penasaran. Karena pria itu terlihat berbeda dari foto yang di kirim oleh teman satu kostnya.

"Iyaa sama aja. Rambutnya gondrong jadi keliatan beda."

Sienna mengangguk, melanjutkan makannya. Pikirannya berkelana memikirkan apa yang membuat keduanya bertengkar. Apakah sesuatu yang penting? Sienna tersenyum tipis saat sadar kalau dia terlalu memikirkan sesuatu yang tidak penting.

Belva memincingkan matanya, menatap Sienna saat melihat sahabatnya itu tersenyum tanpa sebab. Apakah dia sedang memikirkan duda beranak dua itu? Kalau iya, duda beranak dua itu benar-benar memberikan efek yang baik untuk perubahan mood sahabatnya.

Saat Sienna menjemputnya, Belva tahu sahabatnya itu sedang dalam mood yang buruk. Dan dia tahu siapa yang membuat mood Sienna buruk. Mama Sienna? tentu saja apa yang bisa membuat mood Sienna buruk kalau bukan mamanya sendiri.

"Mas duda lo, kayaknya berhasil membuat mood lo bagus ya. Dikasih apa lo Ra?" tanya Belva.

"Apaan sih, enggak. Dia gak ngasih apa-apa."

"Oke deh gue percaya. Jadi gimana sama mas duda lo? Lo mau melanjutkan perasaan lo atau berhenti disini?"

Sienna mendengus jika Belva sudah membahas perasaan. Sahabatnya itu pasti menyuruhnya untuk memikirkan perasaannya kepada Lendra. Belva takut jika Sienna sakit hati kalau tidak bisa bersama Lendra.

Berteman sejak lama dengan Sienna, Belva tahu bagaimana mama sahabatnya yang keras dengan pendiriannya. Semua keputusan Sofia tidak bisa diganggu gugat. Jadi alangkah baiknya Sienna berhenti sebelum terlalu jauh. Benarkan?

Tapi apakah sanggup dia membuat sahabatnya menjauh dari seseorang yang berhasil membuat Sienna jatuh cinta dan tersenyum? Tentu saja tidak, Belva tidak sanggup melihat sahabatnya kembali bersedih dengan alesan perasaannya yang tidak bisa tersampaikan.

"Lo tahu kan kemaren gue nginep di rumah dia. Gue nyaman Bel. Gimana ini?"

Belva sudah tahu sebelum Sienna memberitahu kalau dia dekat dengan Adhara kalau sahabatnya itu tertarik dengan papa Adhara, terlihat dari wajahnya yang bersemu jika mereka membahas duda tampan itu.

"Ada dua bulan kan? Yaudah coba lo jalanin aja dulu. Kalau udah deket coba lo jujur sama pak Lendra tentang pertunangan terpaksa lo, siapa tahu duda lo itu ada jalan. Entah nikahin lo atau hamilin lo."

"Gila lo! No sex before merriage Bel!"

"Iya iya astaga. Jangan kenceng-kenceng suara lo Ra."




















To be continue..

Jadi aku kasih liat chat mereka dikit² ya, biar kalian gk bingung mikir sejak kapan mereka pacaran dsb, karena ada momen yg gk dijelasin d narasi :))

Mas Duda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang