43. Informasi

2K 206 4
                                    

Hi :)
Jangan lupa tinggalkan jejak

***

Kenzie menatap Angga yang sedang bermain bersama Dhiwa, keponakannya yang satu tahun lebih muda daripada Angga. Keluarga kecil Lendra memang sudah sangat dekat dengan keluarganya. Hidup seorang diri di kota ini tentu saja membuat mama Kenzie juga menyayangi Lendra.

Bahkan saat Angga kecil, Lendra dan Thalia yang sedang sibuk, pria itu sering menitipkan Angga kepada mamanya. Kenapa tidak kepada keluarga Thalia? Karena keluarga Thalia selalu memberikan alasan jika Lendra ingin menitipkan putranya itu.

Sejak mengenal Lendra, Kenzie tidak tahu bagaimana keluarga Lendra. Pria itu hanya bercerita kalau dia hidup sendiri di kota ini. Kenzie tidak pernah memaksa Lendra bercerita siapa keluarganya karena keluarga bagi Kenzie adalah hal yang sangat sensitif dan privasi. Kenzie tidak mau membuat pertemanannya hancur karena masalah itu.

Kenzie tidak peduli latar belakang Lendra. Baginya dia nyaman berteman bersama Lendra saja sudah cukup. Mau Lendra anak miskin ataupun kaya yang terpenting dia Lendra, sahabatnya yang pekerja keras.

"Angga, setelah babak pertama selesai, ke ruang kerja Om ya. Ada yang mau Om omongin."

"Iyaa Om."

Kenzie keluar dari kamar keponakannya itu. Berjalan menuju ruang kerjanya yang tak jauh dari kamar keponakannya. Mendengar cerita Lendra, Kenzie juga jadi penasaran kenapa Angga selalu emosi saat membicarakan Mikail.

Angga merupakan anak yang baik, dia jarang sekali tersulit emosi. Anak laki-laki itu seperti Lendra, sabar tapi dia tidak segan-segan memberikan tonjokan jika seseorang sudah melewati batasannya.

Ketukan di pintu membuat Kenzie menegakkan duduknya. Angga berjalan masuk setelah diberi izin oleh Kenzie. Dia duduk di hadapan Kenzie.

"Angga mau cerita sesuatu sama Om?" tanya Kenzie.

Angga hanya diam. Dia menatap Kenzie yang juga menatapnya. Dia yakin cepat atau lambat sikap anehnya akan terbaca oleh papanya. Buktinya sekarang papanya menyuruh om Kenzie untuk bertanya kepadanya.

"Menurut Om, wajar gak seorang pria dewasa selalu memperhatikan anak kecil? Apa lagi dengan senyum yang sangat menjengkelkan."

"Menjengkelkan bagaimana?" tanya Kenzie.

"Mungkin bagi mama itu senyum manis, tapi bagi aku itu senyum menjengkelkan."

"Bukannya papa juga selalu memperhatikan Ara?" tanya Kenzie lagi. Pria itu masih berusaha membuat Angga bercerita dengan gamblang apa yang sebenarnya terjadi.

"Beda Om. Papa kan papanya kita sedang laki-laki itu bukan. Dia juga kalau natap Ara dalem banget. Aku kesel liatnya."

Kenzie mencoba berpikir positif dari kalimat-kalimat yang dilontarkan oleh Angga. Tidak mungkin Mikail pedofil kan? Tentu saja tidak, Kenzie yakin kalau Mikail tidak pedofil. Tatapan Mikail kepada Adhara hanya tatapan sayang seperti Kenzie kepada Adhara.

***

"Tapi gue masih ada keyakinan kalau Mikail normal, saran gue lo cari tahu dulu latar belalang Mikail."

Setelah mengatakan dua kalimat itu, panggilan berakhir. Lendra memikirkan cerita yang disampaikan oleh Kenzie. Tidak mungkin Mikail menyukai putrinya, dia yakin tatapan Mikail sama saja seperti tatapan Kenzie jika menatap Adhara. Selama dia bertemu dengan Mikail, pria itu tidak memperlihatkan sesuatu yang mencurigakan.

Usapan di pundaknya membuat Lendra tersadar. Sienna menatap khawatir Lendra yang melamun. Suaminya itu hanya diam saat Sienna memanggilnya. Lendra seolah memiliki dunianya sendiri, sampai melupakan Sienna yang sejak tadi bersamanya.

Mas Duda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang