"Saya terima nikah dan kawin nya bitania audrey cantika binti bapak Atmajaya gunawangsa dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!"
"Alhamdulillahirobbil alamiiin"
Ijab qobul telah di ucapkan mas hamka yang berada disamping gue tanpa terbata-bata, pengucapan yang jelas dan tegas membuat gue bangga pada pria yang sudah berstatus sebagai suami gue ini. Finally! Hari ini tiba. Dimana status gue udah bukan anak gadis lagi, gue harus siap berpisah rumah dengan papa dan mama, ikut bersama suami gue, menjalani kehidupan bersama dia, berdua.
Gue tau ini adalah babak baru buat gue sama mas hamka. Kok bisa sih ? Kok bisa gue nikah sama pria yang hampir sempurna seperti mas hamka ? Jujurly, ada rasa minder dan ragu saat menerima lamaran mas hamka 5 bulan lalu.
Kenekatan kami berdua memutuskan untuk hidup bersama dengan banyak ketidak samaan, membuat gue sedikit tertawa. Iya, gue udah sadar betapa banyak perbedaan sifat kami.
Pria dengan wajah lempeng ini berdiri gagah disamping gue, dengan segelas sirup marjan yang diletakkan di gelas khusus red wine. Gaya banget marjan.
Tema pernikahan kami ini campuran adat sunda dan semi internasional. Akad gue memakai siger sunda, tapi kalau untuk resepsi nanti malam gue pakai gaun pengantin sederhana dengan rambut yang diurai aja. Kan semi internasional.
Dipesta kami, ada 400 orang yang kami undang. Kebanyakan adalah kerabat dari orang tua kami masing-masing, rekan kerja mas hamka juga gue, teman-teman terdekat gue, ada juga atasan mas hamka.
Pernikahan kami juga gak muluk-muluk, dilaksanakan sebuah halaman terbuka, dengan gaya semi internasional yang di penuhi mayoritas warna putih dan coklat muda. Warna kesukaan gue dan mas hamka.
Sedari tadi gue dan mas hamka mengelilingi tamu dimeja nya, menyapa dan berbasa basi. Gue belum bilang yaa kalo nikahan gue gak ada salam-salaman kaya gitu. Malesin gak sih ? Kan ? Gue harus duduk berjam-jam menyalami 400 orang tamu undangan.
"Aidan! Wah lo tadi lancar banget ijab qobul nya. Gak sia-sia yaa ngapalin tiap malem" ucap lingga, dia ini adalah sahabat mas hamka. Gue kenal dia sebagai most wanted saat dia remaja. Emang cakep dan bertalenta sih.
"Tau gak bita, suami kamu ini suka salting sendiri pas latihan ijab qobul. Apalagi pas sebut nama lengkap kamu" timpal mba khansa, istri kak lingga.
"Gak nyangka saya mas, ternyata sebegitunya mas hamka sama saya"
"Masih pake subjek saya ?" Dahi mba khansa menyeringit "...astaga, sweet banget. Lucu tau"
"Lucu apanya sih yang, kaku iya" timpal kak lingga
"Aku justru itukan yang lucu ya mba? Formal couple ? Hahaha" canda gue, gue sempet lihat mas hamka mesem, menahan senyumnya. "...mas, senyum aja kali, gak usah ditahan" ejek gue